Dari jauh, suaramu masih saja riuh, gaduh, gemuruh, padahal rusuh.
Berteriak dalam lorong-lorong--tersesat ke gorong-gorong--hati yang kosong, gosong, bolong, melompong.Kutahu ini bukan yang pertama,
Tetapi ada zat yang selalu bikin aku muda,
Biar jauh dari hampa, luka, duka, lara,
Namun lekat dengan dilema dan durjana,Kali ini ada padamu,
Dititipkan ia lewat serdadu canda-canda merdu,Namun lama-lama juga muak,
Takut, kalau-kalau kau mengoyak,
Dan ternyata aku jatuh telak,
Gelak pun hanya tertimbun jejak,Jika kiranya ini perbuatan Tuhan,
Jangan sangka bila yang kudapati bisikan setan,Melukismu aku tertarik,
Cantik, tetapi bikin burik,
Antik, apik, kaya intrik, jabrik, berintik,
Menggelitik, persis kaya tahik,
Jangkrik!Ditulis saat malam penuh nyanyian krik-krik
[bukan] puisi cinta
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragmen Dirgahayu
RandomPikiran adalah satu wadah dua arah Hanya jika ia terbuka Pikiran adalah sebilah candrasa Hanya jika ia terasah Pikiran adalah kebulatan tanpa ilusi Hanya jika ia termaknai . . . Diperbaharui setiap mood saya bereaksi