Bibir udara menipis
Puan-puan berpisah di ujung gurun
Suaranya menetes, memecah liat
Di antara bayang pohon-pohon bersujud
Termakan rumput dan bunga cekur
Anak-anak menari bersama si tua keladi
Selimut senja jatuh
Sedari lama
Bintang pertama yang ranggi
Mengantar tubuh lenyai menuju mimpi
Bermalaikan samudra dan kapal
Awan dan rudal
Esok bumi akan menyala
Oleh pasir gemerlap
Yang duduk-duduk di seberang dunia
Saat itulah kau dan aku tenang
Sebab mantra telah berkumandang
Kira-kira kalian menafsirkan prosa ini bagaimana?
Btw author lagi ketagihan dengerin lagu-lagunya Banda Neira, uhuhuhuy
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragmen Dirgahayu
RandomPikiran adalah satu wadah dua arah Hanya jika ia terbuka Pikiran adalah sebilah candrasa Hanya jika ia terasah Pikiran adalah kebulatan tanpa ilusi Hanya jika ia termaknai . . . Diperbaharui setiap mood saya bereaksi