Ingatkah kamu sama tumpengnya Pak Abraham Maslow?
Di tingkat kebutuhan manakah kamu sekarang?
Yakin sudah bisa memenuhi semua kebutuhan itu?
Atau malah naik turun tangga hirarki karena merasa masih ada yang kurang?Bicara secara umum, kita bisa naik tangga itu kalau bagaimana sih?
Karena selesai menginjak tangga bawah dulu baru naik ke atasnya lagi kan?Nah, tapi sebanyak apa dulu kamu mengalokasikan tenaga hentakan kakimu di tangga dasar? 100% kah? Atau bahkan 150% sampai tanggamu berguncang?
Padahal kamu masih harus naik beberapa tangga lagi.Terus, gimana caranya naik dengan selamat?
Menurut saya pribadi, kita bisa menggunakan prinsip efisiensi disini. Tidak perlu berbanyak-banyak di tangga bawah, yang penting seluruh komponen kebutuhannya dapat. Kesannya kalo semuanya diambil malah jadi tamak. Ya nggak sih?
Kalo hanya mengambil secukupnya, maka kamu akan punya sisa tenaga untuk naik ke tingkat berikutnya. Begitu seterusnya sampek kamu sampai di tingkat teratas. Dan selamat, kamu menjadi orang yang berbahagia karena tidak ada kebutuhan apapun yang perlu kamu permasalahkan.
Dengan kata lain, hiduplah sederhana sampai kamu menyadari bahwa kesederhanaan itu adalah kekayaan yang sebenarnya.
Contoh konkritnya, jangan terlalu banyak makan dan tidur, sampek kamu jadi orang yang konsumtif alias kurang produktif, atau kamu akan terjebak di tangga pertama.
Jangan terlalu money oriented, kerja sampek 26 jam per hari, padahal jam kita cuma sampek 24, atau kamu akan terjebak di tangga kedua
Jangan terlalu mudah jatuh cinta, sampek koleksi pacar dan mantan dianggap trofi dan medali pajangan, semakin banyak semakin membanggakan, atau kamu akan terjebak di tangga ketiga.
Jangan terlalu mementingkan harga diri sampek gila respect dan senioritas muncul di benak, atau kamu akan terjebak di tangga keempat.
Sebaliknya, tangga terakhir inilah yang menjadi tujuan hidup kita dan perlu diperhatikan.
Kembangkan kreativitas seluas mungkin, gunakan moral sebaik apa yang kamu tahu, dan pada akhirnya kamu akan menjadi orang hebat yang berhasil menguasai tangganya Pak Maslow.Selamat berproses wahai manusia :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragmen Dirgahayu
RandomPikiran adalah satu wadah dua arah Hanya jika ia terbuka Pikiran adalah sebilah candrasa Hanya jika ia terasah Pikiran adalah kebulatan tanpa ilusi Hanya jika ia termaknai . . . Diperbaharui setiap mood saya bereaksi