6. Hadiah?

6.2K 311 4
                                    

Pic: Shu Sakamaki

***

"Sakit! " pekikan terakhir Yui baru menyadarkan Shu

Julius memandangi Yui yang sedang kesakitan karena genggaman tangannya terlalu kencang, tanpa berniat melepaskan genggamannya, Julius menarik Yui masuk kedalam bathup

"Aaaakk"

"Biarkan aku menghisap darahmu"

"Hah? "

"Kenapa kamu ketakutan? "

Yui menatap tak percaya dengan permintaan Shu. Shu menarik Yui lebih dekat. Yui memejamkan matanya takut.

"Wajahmu pucat. Kurasa jika aku menggigitmu, pasti akan menyemburkan darah merah nan segar. "

Shu memandangi wajah Yui yang masih memejamkan mata karena takut, menyusri wajahnya dan bagian leher dan menemukan kissmark

"Apa Ayato yang melakukannya? Haha Dia itu memang serakah " dengan ekspresi smirknya

"Shu-san, kukira kau... berbeda dari mereka. Kenapa? "

"Jangan salah paham. Aku adalah vampire. Aku akan memperlihatkan padamu seluruh dunia baru. " Shu menggigit leher Yui membuat Yui mengerang kesakitan

"Darahmu panas sekali, aku bisa terbakar. Sepertinya kamu mulai menikmatinya. "

"Benar benar gadis nakal. Suhu tubuhmu meningkat karena ada taring yang memasuki tenggorokanmu. "

"Ti... tidak! " sanggah Yui

"Aku tahu alasan kenapa kamu tinggal bersama kami. Darahmu sangat berkualitas. "

Tetesan darah Yui mengalir dan menyatu dengan air di bathup. Shu melepaskan Yui

"Berpikirlah dua kali sebelum kamu mendekatiku. Jangan lupakan hal itu. "

***

Yui selesai dengan mandinya dan masuk ke kamar membawa pakaian kotornya. Ia menutup pintu dengan pelan, masih terbayang kejadian tadi bersama Shu. 

"Pancake, kamu lama sekali. Aku sudah kelaparan. Cepatlah bersiap untuk kuhisap"

"Ayato-kun,  jangan sekarang... "

"Kamu tidak berhak menolak. Kamu harus menerima hisapan dariku. " Ayato memotong kalimat Yui

Ayato bangkit dari duduknya dan memegangi tangan Yui. Ia sudah siap menghisap tapi ia melihat ada tanda bekas taring dileher Yui membuatnya kaget.

"Apa ini? " Ayato menyentuh bekas taring itu

"Awwh sakit! " pekik Yui kesakitan

"Reiji? Tidak, ini pasti Shu! Dia.... " Ayato menggertakan giginya

***

Ayato membawa Yui menemui Shu di ruang permainan.

"Shu! Apa kamu ingin menantangku?! "

"Hei apa kamu mendengarku?! " teriak Ayato sekali lagi

"Berisik! " bentak Shu tanpa minat membuka mata

"Cih! Kutantang kamu bermain dart! "

"Merepotkan"

"Kau ini! "

"Menarik, dan hadiah untuk pemenang permainan itu adalah Little Bitch? " Raito memotong perdebatan Ayato dan Shu

"Eh? " Yui kebingungan

"Ini baru menarik. " lanjut Raito

"Hadiah? " tanya Yui polos

"Sudah cukup! Apa apaan semua itu? " Reiji menengahi

"Aku tidak peduli dengan gadis itu. Jadi jangan berisik dan biarkan aku tidur. " balas Shu malas

"Sudah kuduga kamu pasti akan berkata seperti itu. " Reiji membalas Shu

Yuri menoleh kearah Jeremy

"Dia tidak tertarik dengan tantangan apapun. Jika kalian mencari kata lemah dalam kamus... kalian pasti akan menemukan orang seperti dia. " lanjutnya

"Dia tidak bisa melakukan apapun tanpa bantuan orang lain. Anak manja pecundang! " ejek Reiji menyelesaikan kalimat kalimatnya

Shu membuka mata dan bangun dari tidurnya,
"Ayato, akan kulayani kau bermain. "

Mereka sudah bermain dan ini tahap akhir

"Selanjutnya tembakan dari Shu dan itu artinya tembakan yang menentukan milik siapa Little Bitch ini. " jelas Raito sebagai wasit

"Hah? Ini benar benar tidak masuk akal. " Yui berusaha pergi namun Raito menahannya

"Seorang yang menadi hadiah tidak boleh pergi kemanapun. " ucap Raito sambil mencengkram bahu Yui

"Sakit! " keluh Yui

Shu mengambil ancang ancang untuk melempar busurnya, semua mata tertuju padanya, ia melempar dan pas sasaran.

"Cih! " decisan Ayato

"Wah lumayan juga! " teriak Raito

Shu berjalan meninggalkan permainan, melewati Yui dan Raito. 

"Baiklah ini hadiahnya kuberikan padamu! " teriak Raito

Raito mendorong Yui sehingga Yui menabrak punggung bidang Shu

"Awhh" keluh Yui.

Shu berbalik dan menatap Yui datar
"Bagiku manusia hanyalah umpan untuk dimangsa. "

Shu mencengkram dagu Yui dan memiringkan kepala Yui, agar leher Yui terlihat.

"Kamu sudah mengerti, bukan? Jangan pernah membuat masalah denganku. " bisik Shu di telinga kiri Yuui membuat Yui gemetar

***

Bel sekolah berbunyi, Yui sengaja izin ke toliet dulu sebelum ke mobil dan meminta Ayato dan Kanato untuk duluan, setelah dirasa sepi, ia pergi ke lorong sekolah mencari telepon agar ia bisa menghubungi ayahnya.

"Itu dia! "

Dengan cepat ia menemukan telepon itu dan segera memasukkan nomor ayahnya. Ia memperhatikan keadaan dan lorong sekolah sepi. Ia menoleh kekiri dan dia berlonjak kaget karena Kanato sedang memperhatikannya. Ia melepas pegangannya pada telepon mengakibatkan telepon terbanting ke lantai.

"Ka.. kanato-kun, kamu masih disini? "

****************

Mr. Sadistic NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang