Pic: Subaru Sakamaki
***
Petang itu Yui sedang memetik beberapa tangkai mawar merah untuk dijadikan hiasan, sekelebat perkataan Raito menghantuinya
"Kamu dikirim kesini sebagai tumbal... oleh gereja yang kamu yakini itu. "
"Itu pasti tidak benar" Yui berfikir positive
"Yui-san? Tolong petik bunga mawar itu dan ikutlah denganku. " tiba tiba Kanato muncul di belakang Yui
"Eh? "
"Aku paling benci kalau dibuat menunggu. "
Yui segera merapikan tangkai tangkai mawar itu dan membungkusnya menjadi sebuket bunga. Yui dan Kanato sedang menyusuri hutan menuju tempat yang akan ditunjukkan Kanato
"Kanato, memangnya kita mau apa disini? "
"Perkuburan adalah tempat yang kelam dan penuh bau kematian. Rasanya menyenangkan, bukan? Aku paling suka kuburan. Soalnya disini dingin dan sunyi, tidak ada bedanya dengan teror. "
Yui memandangi sekeliling perkuburan
"Ibuku terbaring disini. " tunjuk Kanato pada satu kuburan
"Jadi, Ibumu sudah... "
"Aku yang membunuhnya. Apa kamu percaya? Tapi itu tidak penting, sih. " mendengar pengakuan Kanato, Yui jadi semakin takut
"Iya kan, Teddy? " tanya Kanato pada Teddy Bear nya
"Tolong letakkan bungannya disitu. "
"Ah iya... "
Yui meletakkan sebuket mawar merah itu diatas kuburan Ibu dari Kanato"Baiklah, aku pulang dulu ya" Yui berjalan menuju keluar perkuburan
"Kamu ini egois banget. "
"Eh? "
"Padahal aku sudah sengaja mengajakmu, tapi kamu malah mau pulang karena merasa bosan. " Kanato terlihat murung
"Beraninya kamu melakukan itu! " bentak Kanato lalu mengambil sebuket mawar itu dan membanting bunga itu diatas kuburan ibunya
"Hentikan! Jangan... " Yui berusaha menenangkan
"Manusia jelek sepertimu jangan seenaknya memerintahku! " bentak Kanato
"Tapi, ini kuburan Ibumu, kan? "
"Memangnya kamu tahu apa tentang aku?! "
"Maafkan aku... "
"Aku bosan mendengarmu meminta maaf, jadi tolong hentikan itu! Kamu senang ya, kalau bisa menipu orang lain?! "
Kanato berjalan maju terus membuat Yui harus mundur, dan tersangkut akar pohon dan tersungkur. Jatuhnya Yui membuat Kanato tertawa menyeramkan"Hahahaha bagus sekali, Yui-san! Coba lihat betapa menyedihkannya kamu! "
Yui hanya diam dan memalingkan wajahnya
"Nah, merangkaklah dan menangis terus di lumpur... seperti gadis yang menyedihkan. Mungkin aku jadi mau memaafkanmu setelahnya hahahahahaaha" tawa Kanato menyeramkan
"Maafkan... aku... "
Kanato berhenti tertawa,
"Kamu benar benar manis, Yui-san. Sudah cukup"
Justin langsung menindih Yui, membuat Yui panik"Ka.. Kanato-kun? "
Kanatk merentangkan taringnya, siap menggigit Yui
"Hentikan! " pekik Yui
"Benar juga... " Kanato menghentikan aksinya "kalau manusia perempuan tidak dicium sebelum mulai dipuaskan, mereka jadi marah ya? " dengan wajah berpikirnya
"Apa maksudmu, Kanato-ku? "
"Perempuan benar benar merepotkan ya? "
Kanato kembali menindih Yui dan hendak menciumnya"Hentikan! " pekik Yui
Kanato mencium Yui lama dan mulai menciumi leher Yui, ia mengendus bau Yui
"Baumu rasanya tidak asing... kenapa begitu ya? ""Baumu membuatku jadi kangen sesuatu"
Setelah tertawa seperti psikopat, Kanato langsung memnggigit Yui"Ja-jangan, sakit Kanato-kun! " pekik Yui
"Ah aku lupa lagi" Kanato mengehentikan aksinya menyeruput darah Yui "Aku harus membuatmumerasa nyaman, ya? " Kanato mengelus rambut blonde Yui dengan lembut kemudian Kanato menggigit dada atas Yui
"Enaknya. ""Jangan, Kanato-kun.. kumohon... hentikan... "
"Tidak bisa"
***
Yui berjalan dengan gontai menuju mansion, tanpa ia sadari seseorang memperhatikannya dari jauh
"Kenapa kamu ada disini, Richter? " tanya Subaru galak
"Kamu tidak bisa panggil aku 'paman' ya, Subaru? "
"Berisik. Pergi sana! "
Tanpa banyak bicara lagi, pria yang bernama Richter itu menghilang dengan angin, membuat Subaru kesal.
"Tidak lama lagi, kesadarannya akan segera bangkit~~~ "
Kalimat terakhir Richter langsung dimengerti oleh Subaru. Subaru menoleh kearah Yui yang sedang berjalan lunglai kearah pintu utama
"Kesadarannya akan bangkit? " tanya Subaru dalam hati
***
Yui berniat untuk langsung masuk ke kamarnya, tapi naluri keingin tahuannya membuatnya menoleh ke arah pintu sebelah kamarnya, kamar Reiji. Pintu kamar itu terbuka dengan lebar
Ia masuk dan mendapati kamar Reiji penuh dengan alat laboratorium dan hasil uji nya. Yui mendengar Reiji mengerang dalam tidurnya. Yui menyentuh bahu Reiji untuk membangunkannya
"Kenapa kamu ada disini? " sebelum Yui menyentuh bahu Reiji, Reiji sudah bangun lebih dulu
"Eh? Maaf... "
"Dasar, bisa bisanya aku terbangun gara gara bau darahmu... "
"Maafkan aku"
"Lebih baik aku terus mimpi buruk tadi. " Reiji membenarkan letak kacamata nya, "Nah, ada yang bisa kubantu? "
"Aku kesini karena dengar kamu mengerang barusan. "
"Tunggu sebentar, ya. Aku mau buat teh. "
*****************
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Sadistic Night
VampireCerita ini dari anime Diabolik Lovers. MAAF JIKA NAMA TOKOH BERUBAH UBAH. ADA ALASAN TERSENDIRI, KALIAN COBALAH MENGERTI AUTHOR JUGA MANUSIA. :)