20. Kebangkitan Penuh

3.6K 216 0
                                    

Pic: Subaru Sakamaki

***

Sementara Yui berlari terhuyung menuju mansion, dengan sisa tenaganya ia menaiki tangga. Yui segera masuk kamar dan mencari sesuatu didalam kotak nakas. Yui menemukannya, itu belati perak milik Subaru yang diberikan pada Yui. Yui menatap belati itu dengan tangan gemetar


"Hentikan berbau seperti itu! " bentak Subaru dari belakang dan langsung menarik Yui kepelukannya



Yui menoleh, "Subaru-kun?! "



Subaru memperhatikan leher Yui, kemudian ia menancapkan taringnya di bahu Yui, membuat Yui gemetar mencengkram belati yang ia genggam. Subaru meminum darah Yui rakus, "Sangat nyaman. Akan kubuat kau merasakan taringku"

Subaru kembali menancapkan taringnya di lengan atas Yui membuat Yui memekik kesakitan, "aku bisa menghancurkanmu jika terus begini. Darahmu tak tertahankan.... lagi! Aku ingin lagi! Akan kubuat semuanya jadi milikku, hingga tetes terakhir! "

Subaru menancapkan lagi taringnya, kali ini Yui tidak tahan dan menjatuhkan belatinya ke lantai membuat Subaru kaget dan menghentikan aksinya. Yui terduduk ke lantai dengan lemas. Subaru mengambil belati itu,

"Apa sekarang kau jadi takut dengan kami? " tanya Subaru sambil menatap belati dan Yui bergantian



"Tidak! " bantah Yui cepat, "tapi, jika kubawa itu denganku, aku tidak tau apa yang akan kulakukan! " Yui menundukkan kepalanya ke kasur dan mengambil nafas dalam, "jadi, aku.... " Yui tak sanggup berkata kata lagi



Subaru tersenyum sinis, "simpanlah"



Yui menoleh dan mendapati kamarnya kosong. Subaru sudah pergi, belati perak itu diletakkan diatas kasur. Yui memandangi belati itu dengan bingung campur takut



"Darahmu lah yang membuat mereka gila" tiba tiba suara asing terdengar, Yui menoleh dan mendapati Richter sedang memandangi perapian kamar Yui dan membelakangi Yui

"Tidak biasanya mereka jadi begitu" Richter menoleh dan menatap Yui tajam

"Tentunya kau sadar, dan kenapa begitu? Darahmu yang hampir terbangun, memikat mereka dan membuat mereka lepas kendali" Richter masih menatap tajam Yui, sementara Yui terpaku dengan kalimat kalimat yang keluar dari mulut Richter

"Masing masing akan menjadi panik, menjadikanmu miliknya.... " suara itu tiba tiba disamping kiri Yui, refleks Yui menoleh dan mendapati Richter menatapnya dingin,

".... yang akan mengarah pada konflik. Itu akan menyebabkan kematian tragis untuk mereka semua" lanjut Richter



Yui menatap Richter dengan tatapan tidak percaya, "tidak... "



Sebelum Yui melanjutkan kalimatnya, Richter mencengkram dagu Yui memhuat Yui kesakitan, "akui saja. Jauh dalam dirimu, kau tau ini akan terjadi" Richter menatap Yui tajam, kemudian melepaskan cengkramannya



"Lalu, apa yang harus kulakukan? " tanya Yui putus asa



Richter menatap keluar jendela,"Jernihkan pikiranmu. Jawabannya akan datang sendiri padamu" Richter mengambil jeda, "Kau hanya perlu menerimanya... tanpa takut. Anggap saja itu takdirmu"



Yui mencoba menjernihkan pikiran, tiba tiba angin kencang membuat pintu balkon terbuka lebar. Bulan purnama menjadi merah kembali, Yui mencoba untuk berani. Yui dikagetkan dengan sosok Cordelia yang berdiri membelakanginya dari balkon. Cordelia menoleh dan Yui pun terhipnotis. Cordelia menjulurkan tangannya, Yui mendekat dan meraih tangan Cordelia. Kemudian Yui berjongkok dihadapan Cordelia



Richter mendekat kearah Yui, "saatnya kebangkitan penuh telah tiba! " seru Richter lalu tersenyum dingin



Yui masih berjongkok dan memejamkan matanya



"Cordelia! " seru Richter



Yui membuka matanya, sekarang warna matanya sama seperti Ayato dan raito, hijau menyala. Warna mata itu milik Cordelia. Kebangkitan Cordelia sudah sempurna.

***

Malam sunyi di halaman mansion keluarga Sakamaki, bulan purnama berwarna merah bak tersiram darah menghiasi malam itu. Didalam mansion terjadi perbincangan ringan sepasang kekasih yang tertawa riang

"Haha itu benar" sahut si wanita

Kemudian keduanya tertawa



"Ada apa disini? " suara sesorang mengganggu senda gurau mereka, keduanya menoleh ke bawah dan mendapati Reiji sedang memandangi mereka berdua

"... kudengar paman kita kedatangan tamu. Tak kusangka tamunya adalah kau" kata Reiji sengit sambil menatap tajam Cordelia



"Sudah lama sekali ya, Reiji. Andai saja kamu tidak sekaku itu, kau akan terlihat seperti Karl dari belakang, saat pertama bertemu dengannya" goda Cordelia

********************

Mr. Sadistic NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang