Pic: ibu dari Shu dan Reiji, namanya Beatrix.
***
"Mau apa kau?! " terjadi tarik menarik antara Shu dan pengawal
"Jangan! Aku sudah janji pada Edgar untuk memeliharanya! " Shu masi mempertahankan anak anjingnya
Wanita itu mendekat dan menatap tajam Shu membuat Shu melepaskan anjing itu, Shu menghentakkan kakinya kesal dan berlari ke mansion. Reiji tersenyum tipis dan ibunya duduk kembali ke sampingnya
"Mama, aku sudah selesai menghafal seluruh isi buku ini" ucap Reiji mencari perhatian namun ibunya tak menggubris dan melanjutkan menyulam, Reiji mencengkram bukunya
Yui menatap iba, ia menunduk dan menemuka bunga mawar putih di kakinya. Ia mengambil mawar putih itu dan jari telunjuknya berdarah karena tertusuk duri. Yui memandangi jarinya, tiba tiba ia sudah ada di atas mansion, jalan menuju menara tinggi. Ia memandangi sekitaran yang penuh dengan mawar putih cantik
"Tempat ini... " Yui bicara sendiri
Yui berjalan perlahan mendekati Subaru kecil yang menatap ke arah jendela menara tinggi dengan mata berkaca kaca dan belatih perak yang diberika pada Yui. Yui mengikuti arah mata Subaru dan mendapati seorang wanita berwarna rambut sama seperti Subaru, sedang memanatap Subaru sendu lalu menghilang. Subaru menunduk dan menjatuhkan belatih itu.
Tiba tiba Yui berada di sudut taman dengan kolam ikan, ia melihat dua orang sedang bermesraan di kursi taman, pria dengan rambu hijah tua sedang merayu wanita dengan rambut ungu yang menjuntai panjang, ya itu Mamanya Ayato, Kanato dan Raito.
"Orang itu... " Yui bicara sendiri
"Cordelia, kamu benar benar sosok yang paling anggun dan menawan. Semua makhluk idup pasti akan jatuh cinta dan bertekuk lutut di hadapanmu" pria itu mencium punggung tangan Cordelia
"Haha Richter, kamu harus selalu ada di sampingku, ya, untuk membisikkan terus rayu gombalmu itu" ucap Cordelia dengan nada manja dan menggoda
Yui menyadari bukan hanya dia yang menonton percakapan ini, Yui menoleh dan mendapati Ayato sedang bersembunyi dibalik pohon.
"Ayato-kun? " Yui bicara sendiri
Yui berada diantara mereka, mereka yang sama sama tidak tahu sedang di perhatikan. Yui kembali memandangi kedua orang itu, Cordelia menoleh dan menatap Yui membuat jantung Yui menjadi sakit membuat ia terseok ke belakang dan pingsan.
***
"Hei! Hei, sadarlah" suara itumembangunkan Yui dari pingsannya
"Ayato-kun? Dimana? " tanya Yui
"Saluran pembuangan air" jawab Ayato sambil berdiri
"Aku... kenapa bisa ada di sini? " Tanya Yui
"Kamu tidak ingat? " tanya Ayato
"Iya"
"Jangan dekat dekat tempat ini kalau sedang hujan" Ayato memperingatkan Yui
Yui merasa pusing lalu menunjuk pintu yang ada di ujung lorong
"Itu, di balik pintu itu... " Yui menunjuk pintu yang ada di ujung lorong
"Kamu tidak perlu tau" Ayato menoleh dan melihat ada bekas luka di jari Yui, "kenapa tanganmu itu? "
"Kenapa bisa luka ya? " tanya Yui
Yui teringat kejadian tadi saat di alam yang bahkan Yui tidak tau itu apa, ia memegang setangkai mawar putih dan terkena durinya. Yui memandangi jarinya
"Aheuumm.. Baunya manis banget. Apa ini yang namanya parfum godaan ya? " tiba tiba Raito muncul
"Untung ketemu di sini. Ayo kita bersenang senang lagi" Raito mendekat
"Memang, baunya terasa sedap. Aku sudah pernah menciumnya" Ayato menambahi kalimat Raito membuat Yui ketakutan dan berlari namun pintu keluar terkunci
Raito mendekat dan menyudutkan Yui
"Kenapa kamu melakukan ini? " tanya Yui ketakutan
" 'Kenapa'? Karena ini menyenangkan, pastinya" goda Raito
"Minggir" Ayato mendorong Raito
Ayato menghisap darah Yui, sementara Raito hanya menonton untuk bergantian
"Ini rasa yang waktu itu" kata Ayato
"Jangan... Ayato... -kun! " pekik Yui
Jantung Yui kembali bergemuruh membuat Ayato yang sedang menghisap darah mau tidak mau merasakan kekagetan itu
"Kamu... " Ayato menahan kalimat
"Dadaku... terasa sakit lagi... " keluh Yui
"Ayato, kamu sudah selesai? " tanya Raito, Ayato menoleh
"Berarti sudah waktunya giliranku sekarang, ya? " lanjut Raito
"Terserah kamu saja" Ayato cuek
"Sip, aku jadi tidak sabar"
Raito menyingkap gaun tidur Yui, memperlihatkan paha mulusnya. Ayato menanti reaksi Raito, tapi Raito biasa saja
"Tidak! " pekik Yui
"Percuma tau. Kamu sudah tidak bisa lari lagi dariku. Menyerah saja deh" Raito mengelus paha Yui
"Kamu tahu, kalau kupu kupu sudah terjebak di jaring laba laba, semakin berontak, dia akan semakin terjaring. Makanya, selagi aku memberikan cintaku, kamu tenang saja, ya" Raito menciumi paha Yui
"Aku menyukaimu, Little Bitch" kemudian Raito menggigit paha Yui dan menghisap darah dengan puas, Ayato memandangi Raito dengan kesal dan ia membuka bagian atas gaun tidur Yui memperlihatkan bagian atas payudara Yui, Ayato menancapkan taringnya di tulang selangka Yui.
Yui mengerang kesakitan. Tak lama Ayato melepaskan gigitannya dan memandangi Yui,
"Cih, membosankan. Sudahlah"Ayato pergi dengan acuh tanpa menoleh. Raito menatap kepergian Ayato sambil terus menghisap darah Yui.
******************
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Sadistic Night
VampireCerita ini dari anime Diabolik Lovers. MAAF JIKA NAMA TOKOH BERUBAH UBAH. ADA ALASAN TERSENDIRI, KALIAN COBALAH MENGERTI AUTHOR JUGA MANUSIA. :)