11. Patung Lilin

4.5K 267 3
                                    

Pic: ruangan patung lilin

***

"Are you going to Scarborough Fair?-

Parsley, sage, rosemary and thyme-

Remember me, to one who lives..... "

Ceklek

"Kanato-kun ada disini ternyata" suara Yui memotong lirik lagu yang Kanato nyanyikan


"Ah Yui-san! Ini malam yang indah, ya? " sapa Kanato sambil memandangi langit malam dan duduk diatas pagar lantai dua


"Kenapa kamu duduk disitu? Bahaya tau" Yui mendekat


"Tenang saja" Kanato mengayunkan kedua kakinya


"Eh, tapi ini benar benar bahaya! " Yui semakin mendekat


"Haha ekspresimu kelihatan panik campur takut. Manis banget lho. "


"Eh? "


"Sebenarnya aku benci kalau melihat ekspresimu begitu. " Kanato menatap Yui, "Aku jadi memikirkan apa yang bikin kamu takut padaku. " lanjut Kanato


"Se-sekarang sih tidak... aku hanya takut kalau kamu jatuh"


"Kamu sama sekali ngga sadar ya kalau ucapanmu barusan sangat arogan. " Kanato melirik Yui tajam

"Dasar orang yang super bodoh. Aku jadi mau tertawa karena sangat lucu. "


"Memangnya aku salah jika aku khawatir? "


"Aku tidak butuh dikhawatirkan. Tapi... kamu benar benar mau aku turun dari sini? "

"Iya"


"Kalau begitu, cium aku dulu. " Kanato menoleh dan menatap Yui serius


"Hah? "


"Kalau kamu menciumku, dengan senang hati aku akan turun. Tapi kalau tidak mau, tinggalkan aku dan pergi sana. " Kanato menunduk memasang wajah sedihnya

"Jadi? " Kanato menoleh lagi


Yui terlihat berpikir keras atas tawaran Kanato

"Hahahahaha" Kanato dengan tawa psikopat nya


"Ke-kenapa? "


"Kamu serius banget. Ekspresimu itu benar benar bodoh. Aku akan turun sekarang" Kanato siap siap untuk bangun


"Benarkah? "


"Iya"
Kanato berdiri di atas pagar dan berbalik menghadap Yui


"Kanato-kun? "


"Nah, selamat tinggal. " Kanato menjatuhkan diri ke halaman depan membuat Yui berlari tergesa menuruni tangga untuk sampai ke tempat Kanato jatuh

Yui sampai dan menemukan Kanato tergeletak dengan mata terpejam, Yui mulai panik
"Kanato-kun,  kamu baik baik saja? "

"........ "

"Kanato-kun? "

"...... "

"Kanato-kun?! "
Teriak Yuri sambil menyentuh jemari Kanato


"Berisik banget sih! " bentak Kanato dan membuka mata

"Hah? "


"Memangnya kamu pikir, jatuh dari lantai dua bisa melukaiku? " Kanato membenarkan posisi lalu berdiri


"Tapi.. "


"Kalau saja aku bisa mati semudah itu... " Kanato mebunduk

"Kamu ingin mati? "


"Mungkin saja tapi bukan sekarang"


"Eh? "


"Daripada itu, aku punya satu tempat yang sangat kusukai. Aku mau mengajakmu ke sana hari ini. "

***

Kanato membukakan pintu untuk Yui, mereka masuk ke satu ruangan dingin di kelilingi patung lilin pengantin lengkap dengan gaun pernikahan, Yui memandangi satu persatu patung lilin yang cantik

"Ini... "


"Kamu bisa lihat sendiri, itu adalah patung lilin. "


"Aku baru lihat... "


"Bahkan Teddy jadi bergairah kalau kami datang kesini. "

"Iyakan, Teddy? " Kanato bicara pada Teddy Bear


Mereka masih terus berjalan menyusuri ruangan yang penuh patung lilin cantik.

"Kamu kelihatannya tidak terlalu suka, ya? "


"Soalnya patung lilin ini rasanya... agak seram.. coba kalau mereka lebih imut, seperti Teddy" Yui berjalan mendahului Kanato, sambil tetap menatap lekat satu persatu patung lilin itu


"Tentu saja, Teddy memang yang paling imut. Tapi dari segi kekosongan jiwa, Teddy sama saja seperti mereka. " Kanato memandangi Teddy Bear nya


"Kekosongan jiwa? "


"Haha kamu bisa kelihatan sama cantiknya seperti mayat yang bisu"


"Hah? " Yui menoleh ke belakang dan mendapati Kanato dengan wajah psikopat nya


"Nah, apa kamu mau jadi salah satu patung ini sekarang juga? " Kanato mendekatkan wajahnya


"Ka.. Kanato-kun?! "


"Aku akan memajangmu dengan hati hati" Kanato mendorong Yui


"Ka-kamu bicara apa sih? " Yui melepaskan dorongan Kanato


"Teddy juga bakal senang karena dapat teman baru. Kalau begitu, semua pihak jadi merasa diuntungkan, bukan?! Bagaimana?? " Kanato mencengkram bahu Yui


"Aku... tidak mau jadi koleksi patung obsesimu! "
Yui berlari namun Kanato memegang pergelangannya lebih dulu dan membanting Yui ke tembok sambil tertawa dengan ekspresi menakutkan.


"Kenapa kamu kelihatan takut begitu? "

"Tapi... ini ekspresi yang paling sempurna"  Kanato menjilat leher Yui


"Hentikan! " pekik Yui


"Aku suka ekspresi wajahmu. Ini benar benar indah. Kenapa aku jadi bergairah kalau melihat wajah yang penuh ketakutan, ya? " Kanato terus menjilati leher Yui sambil mencengkram pergelangan Yui


"Sakit! Kanato-kun, jangan... tolong hentikan! "


"Mulutmu yang berisik itu akan kujahit rapat nanti"


"Hah? " Yui membulatkan bola matanya yang berkaca kaca


"Lalu matamu akan kuganti dengan bola mata dari kaca.  Kamu suka warna apa? " Kanato menatap Yui dalam dalam, "Setelah darahmu dikeringkan, kulitmu yang transparan nanti akan terlihat lebih mulus dan putih berseri seperti keramik. "

Kanato menggigit leher Yui dan meminum darah Yui rakus membuat Yui mengerang kesakitan

"Aku akan menghisap darahmu sampai habis, jadi kamu tenang saja" Kanato memberi jeda, "Kamu akan jadi lebih cantik daripada semua pengantin yang ada" Kanato mengelus rambut Yui lembut


"Ja-jangan jangan, semua patung lilin yang ada disini... " Yui memandang sekeliling


"Benar! Mereka adalah pengantin tumbal"


"Hah?!  "


"Aku akan membuatmu merasa lebih nyaman" Kanato mencekik leher Yui dan mengangkat Yui


"Ugh... se-sesak.. "


"Hahahahahahahahaha"

"Justin! "

*******************

Mr. Sadistic NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang