21. Kebangkitan Cordelia

3.7K 216 17
                                    

"Tolong jangan bawa bawa nama Ayahku. Aku benar benar merasa tersinggung" Reiji membenarkan posisi kaca matanya sambil tetap menatap Cordelia tajam




Cordelia tertawa singkat, "jangan terlalu angkuh. Mendekatlah"




"Jelas sekali bahwa kelicikanmu datang secara alami, seperti berbafas" suara Reiji sudah ada di sebrang Cordelia




Cordelia menoleh dan tersenyum, "Reiji, haruskah kujelaskan? "




Richter bangkit dari duduknya dan berdiri disudut ruangan




"Aku ingin tetap hidup selama aku masih hidup. Akan kuberitahu apa yang paling kuanggap hina padamu" Cordelia meletakkan gelas berisi red wine miliknya ke atas nakas, lalu kembali menatap Reiji, "Kebosanan. Kebosanan adalah hal yang sangat menyakitkan. Manusia abadi seperti kita dapat menanggungnya. Kau setuju, kan? " Cordelia menajamkan matanya




"Ya, kau benar. Kebosanan tidak cocok untukmu. Kematian lah yang paling cocok" Reiji datar




"Akan kuanggap itu sebagai pujian" Cordelia tersenyum tipis, "kau tidak mau duduk disini? " Cordelia menepuk sofa kosong disebelahnya, "aku ingin bicara tatap muka denganmu"




Reiji menatap tajam Cordelia




"Kenapa? Kau bersikap defensif" Cordelia tertawa, "dalam hal ini, kau persis seperti Beatrix. Kau menekan emosi dan mencoba menyembunyikan perasaanmu. Dia akhirnya tidak berguna dan menyedihkan sampai akhir" Cordelia menatap remeh




Reiji menggertakan giginya




"Ohaha aku membuatmu marah? Bukankah Beatrix tidak mencintaimu sebanyak ia mencintai Shu, putra tertuanya? Jadi menurutku, kau tidak peduli jika aku memfitnahnya" Cordelia masih memancing




"Begitu. Jadi begitu kau mengubah Ayahku dan saudaranya, pamanku, satu sama lain" Reiji membenarkan posisi kacamatanya




"Apa kau menuduhku memecah belah mereka?! Kau membuatku terdengar seperti akar dari semua kejahatan" nada Cordelia meninggi, "kau mungkin benar, aku mungkin penyebab hubungan Karl dan Richter menjadi buruk hahahaha kurasa begitu" Cordelia tertawa singkat lagi




"Ikatan mereka tidaklah sekuat itu jika bisa dengan mudahnya dirusak oleh wanita sepertimu" sindir Reiji




Richter melirik tajam kearah Reiji, sementara Cordelia tertawa remeh




"Kau memang sangat jeli untuk anak dari Beatrix. Aku jadi lebih menyukaimu" Cordelia bangkit dari duduknya, dan menghampiri Reiji sambil tersenyum manis




Cordelia menarik pundak Reiji agar lebih bungkuk dan sejajar dengannya, "matamu.. tampak seperti Karl" Cordelia membuka kacamata yang selalu Reiji gunakan, dan membuangnya sembarangan, Cordelia menyingkirkan poni poni rambut Reiji dan menatap lurus kemata Reiji yang berwarna magenta, "akan kuberitahu rahasiaku padamu untuk menghormati matamu" Cordelia mengelus pipi Reiji lembut, "aku kembali hidup... " Cordelia mengelus bibir bawah Reiji, "... untuk balas dendam pada Karl. Aku akan membuatnya membayar dengan kematian" kemudian Cordelia menciumi leher Reiji




"Balas dendam karena tidak mencintaimu? " tanya sekaligus sindiran dari Reiji membuat Cordelia berhenti menciumi leher Reiji




"Tampaknya kau masih belum mengerti urusan pria dan wanita. Keinginanku untuk membunuhnya adalah bukti besar cintaku... " Cordelia mengeratkan pelukannya




"Artinya, kau ingin memaksakan cintamu padanya, entah dia mau atau tidak? " tanya Reiji lagi kali ini membuat Cordelia melepaskan pelukannya




"Kau pasti gemar memotong pembicaraan orang lain" Cordelia menatap Reiji garang, " kupikir aku akan membuat mulutmu diam" Cordelia mencium Reiji tepat dibibirnya


Awalnya Reiji hanya diam, Cordelia memaksa Reiji menerima ciumannya dan akhirnya Reiji menikmati ciuman itu, Reiji memeluk pinggang Cordelia erat. Cordelia melepas ciumannya dan tersenyum manis




"Tolong jangan main main denganku" Reiji menatap Cordelia serius




"Aku tertarik denganmu sebagai pria" Cordelia balas menatap Reiji dan mengelus pipi Reiji lembut




"Dan bagaimana pamanku? "




"Dia tidak keberatan dengan apa pun yang kulakukan. Sekarang, ayo kita lanjutkan. Waktu di dunia adalah milik kita! " seru Cordelia, "sekarang, kemarilah" Cordelia berusaha memeluk Reiji lagi




Reiji tertawa singkat membuat Cordelia bingung, " kurasa aku akan melewatlannya" Reiji memberi jeda, "Aku hanya tidak tertarik dengan wanita korup yang tak bermoral" kali ini Reiji tersenyum manis membuat Cordelia menganga dan kesal sekaligus




Cordelia mundur selangkah dan menampar pipi Reiji keras keras, dan menyisakan tanda kemerahan di pipi Reiji. Reiji menahan nafas nya kesal dan menatap tajam pada Cordelia.



"Ayolah, kita hentikan pertengkaran ini. Kita adalah keluarga" tiba tiba suara lain dari bawah

******************

Author pengen kasih tau, bentar lagi cerita anime Diabolik Lovers season 1 yang author tulis ini abis.

Season 2 udah keluar tapi baru sampe episode 6, sedangkan author baru download 3 episode yang udah sub indo. Author mau tanya, ini mau dilanjut ke season 2 atau nggak?

Tolong jawab, makasih:)

Mr. Sadistic NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang