Pic dari kiri ke kanan: Shu, Kanato, Subaru, Raito, Reiji. Sayang ga ada Ayato hehe...
***
"Ohh Raito? " Cordelia menatap Raito dari atas
"Kupikir nanti aku akan melihatmu di neraka" sapa Raito dengan gaya santainya
"Maaf, tidak sesuai harapanmu" sahut Cordelia sambil menyandarkan tangannya pada pagar pembatas antara atas dan bawah (ngertikan maksud author? Hehe)
"Tidak, ini malah lebih baik dari yang kuharapkan" balas Raito santai
Kanato berjalan kearah Raito
"Nyanyian burung kecilku... hiburlah ibumu dengan nyanyian suara indahmu seperti yang biasa kau lakukan" Cordelia menjulurkan tangannya dengan anggun pada Kanato
"Ibu? Bagaimana bisa? " Kanato menatap Cordelia takut dan juga bingung
"Berisik!! " suara khas dari Subaru terdengar, ia ada di dekat perapian menatap tajam kearah Cordelia, "Tak satupun dari dari kalian pantas disini" Subaru melangkahkan kakinya mendekat kearah Kanato dan Raito
Richter tertawa singkat, "kau memuat pertunjukan bagus, Subaru... " Richter membalikkan badannya dan menatap Subaru tajam, "meski kau tidak mampu melindungi Ibumu sendiri" senyum Richter meremehkan
"Ish! Tutup mulutmu!! " bentak Subaru kemudian loncat ke atas pagar pembatas dan memukul Richter, tapi pukulannya ditahan Richter, kemudian Richter menggenggam dan memutar pergelangan tangan Subaru sampai patah dan berbunyi ngilu. Belum sampai disitu, Subaru melayangkan tendangannya ke perut Richter tapi berhasil dihindari oleh Richter. Kemudian Subaru loncat turun ke tempat semula, Raito dan Kanato yang sejak tadi menonton pun menoleh kearah Subaru.
"Tak satu pun dari kalian berharap untuk menyaingiku" sombong Richter dengan merekahkan senyumnya
Reiji yang sejak tadi menonton juga akhirnya jenuh dan melangkahkan kakinya mengambil kacamata yang tadi dilempar Cordelia dan turun
Suara tawa terdengar dari arah sofa tempat tamu duduk, semua mata tertuju pada asal suara itu, tak terkecuali Richter
"Kau yakin soal itu? " tanya Shu dengan santainya tanpa membuka mata, seperti biasa ia selalu berbaring dimana pun ia mau dengan earphone yang setia di telinganya
"Apa? " tanya Richter bingung
"Kau lah yang melakukan pertunjukan" jawab Shu masih terbaring di sofa
"Shu, apa yang ingin kau katakan? " tanya Richter lagi
Shu bangkit dari tiduran nya, lalu berdiri tegap dan menatap tajam pada Richter, "bagi Karl Heinz; kepala keluarga, kau bahkan tak terdaftar sebagai saingan"
"Cihh! " decakan dari Richter
"Ini hiburan terbaik yang bisa kalian berikan? " Cordelia menghampiri Richter, "kalian memang membosankan seperti biasanya. Hal terburuknya adalah kalian semua mencegahku untuk kembali hidup" Cordelia menatap satu satu dari mereka
Shu balas menatapnya tajam, Kanato balas menatapnya takut, Subaru juga menatap Cordelia tajam, Raito tak kalah tajam ini tidak seperti Raito biasanya, sementara Reiji buang muka. (Gambarnya kaya boyband, liat di multimedia deh:D)
"Singkirkan mereka" Cordelia memberikan belati perak milik Yui kepada Richter
"Kenapa? inikan belati perak milik Subaru" Richter menerima belati itu dan memperhatikan belati itu, "aku yakin dengan satu tusukan ke jantung dengan ini akan langsung mengakhiri"
"Ya! Mereka akan hancur seketika, tanpa rasa sakit... yang menunjukkan seberapa besar aku mencintai mereka" Cordelia tersenyum manis kearah kelima Sakamaki itu, "sekatang singkirkan mereka, dan aku akan membuatmu menjadi kepala keluarga selanjutnya"
"Apa kau bersumpah menjadikanku kepala keluarga selanjutnya jika membunuh mereka? " tanya Richter
"Iya! " jawab Cordelia mantap
"Ini aneh" kalimat itu membuat Cordelia bingung dan menatap Richkter yang menatap belati
"Bukankah itu sudah masuk dalam kesepakatan kita saat aku menyelamatkanmu ketika kau terbaring mati? Kau bersumpah jika aku menyelamatkan nyawamu, kau akan menaikkanku ke tahta" Richter menatap sendu belati yang ada di tangannya
"Richter, akan kulakukan apapun yang kau inginkan" Cordelia memeluk lengan Richter manja, "sekarang cepatlah, singkirkan anak anak itu. Lakukan untukku"
"Dasar bodoh! " bentak Richter membuat Cordelia melepaskan pelukannya dan menatap Richter dengan tatapan tidak percaya
"Kau tak ada gunanya bagiku dalam kondisimu yang tidak murni. Yang kubutuhkan hanyalah jantungmu. Selama aku membangunkan gadis yang memiliki jantungmu, dan menjadikannya milikku. Aku bisa menjadi kepala keluarga selanjutnya tanpa bantuanmu"
Cordelia melangkah mundur dengan gemetar, "apa kau merencanakan ini sejak saat kupercayakan jantungku padamu? " tanya Cordelia dengan tubuh bergetar
"Kau baru menyadarinya? " Richter menoleh dan menatap Cordelia tajam, "bukan kau yang memanfaatkanku. Tapi aku yang memanfaatkanmu" kemudian Richter menarik Cordelia kepelukannya dan merentangkan taringnya untuk menembus kulit Yui(iya Yui, kan tubuh Yui, bukan Cordelia)
"Hei kau!! " bentak seseorang menghentikan aksi Richter
Richter menoleh dan mendapati Ayato sedang menatapnya tajam
"Apa kalian berdua bisa diam? " tegas Ayato, "Dia milikku. Jangan menyentuhnya tanpa seizinku! " bentak Ayato menatap lurus Richter
Richter mengambil pedang secara acak di tempat pedang yang ada disudut ruangan, dan langsung mengarahkan pedangnya pada Ayato, "jangan ikut campur! " kemudian Richter menebas pedangnya ke tubuh Ayato, dan untungnya Ayato bisa menghindar namun kain merah yang selama ini menggantung dilehernya harus putus akibat pedang yang dihunuskan Richter
Ayato geram karena kain merah kesayangannya sobek, "kau...! "
*********************
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Sadistic Night
VampireCerita ini dari anime Diabolik Lovers. MAAF JIKA NAMA TOKOH BERUBAH UBAH. ADA ALASAN TERSENDIRI, KALIAN COBALAH MENGERTI AUTHOR JUGA MANUSIA. :)