15. Cordelia

4K 242 3
                                    

Pic: mayat Cordelia

***************

Malam itu Yui sedang melamun di taman mansion, ia menatap bunga mawar merah dengan tatapan kosong. Tiba tiba suara piano brdenting indah ditelinga, Yui tersadar dari lamunan

"Eh? Piano? "

Yui pun menyusuri mansion, mencari tempat suara itu berasal. Ia menemukan satu ruangan dengan pintu kayu warna coklat yang indah. Ia pun masuk dan menemukan Raito sedang menikmati permainan piano itu dengan mata terpejam

"Hai, Little Bitch! " sapa Raito tanpa membuka matanya, "Aku senang kita bertemu disini"


Yui memberanikan diri mendekat,
"Raito-kun, siapa wanita bergaun ungu itu? "

Pertanyaan Yui menghentikan permainan piano Raito, Raito membuka matanya dan menatap piano nya dengan tatapan kosong

"Dia wanita yang cantik, dengan rambut panjang"

Raito tetap diam, Yui menatap Raito penuh tanya

"Hah?! " Yui kaget karena Ayato dan Kanato sudah berada di ruangan yang sama, tepatnya di belakang Raito


"Kenapa kamu ingin tahu? " tanya Kanato menatap Yui dengan tatapan kosong

"Apa yang kamu lakukan disini? " tanya Ayato datar

"Ayato-kun, Kanato-kun..... siapa nama ibu kalian? "Yui bertanya sambil menundukkan kepala karena takut

Yui dibuat kaget lagi karena ekspresi mereka berubah drastis, Kanato mengeratkan pelukannya pada Teddy dan memasang wajah ketakutannya, Raito menunduk dengan raut yang tidak terbaca, sementara Ayato datar.

"Cordelia" jawab Ayato datar

Flashback

"Aaaaaaakkk!!!! Huh hah huh hah Aya-to....  "

Wanita itu memandang Ayato dengan ketakutan, keadaannya sangat mengenaskan dengan gaun sobek karena bekas tusukkan dan darah disekitarnya. Wajah cantiknya sudah pucat karena kehilangan banyak darah.

"Aaaahh, sekarang jadi kotor" Ayato memandangi kemeja putih penuh noda darah, "Dan aku sangat suka baju ini.... bajunya jadi penuh darahmu, Ma" kemudian menjilat telapak tangannya yang berlumur darah.

"Darahmu rasanya sangat manis! " Ayato kembali menjilat telapak tangannya, "Sangat enak. Aku mau lagi" Ayato menatap lurus Cordelia


"Hah?! " pekik Cordelia kaget


Wanita yang di panggil Mama oleh Ayato itu pergi ke lantai dua dengan sisa tenaganya, ia berjalan menuju ruangan kesukaan Raito, tempat dimana ada piano indah

BRAKK

"Raito...  " panggilnya manja

"Raito....  " ia mendekat kearah piano


"Yaa... ada apa? " Raito masih sibuk memainkan pianonya

"Ayato...  dia menyiksaku"

"Haaah? Benarkaaah? " tanya Raito santai, "Aku tahu ini akan terjadi cepat atau lambat" Raito masih menikmati permainan piano nya

"Ra-i-to...  tolong aku! " kali ini suara itu semakin memaksa

Raito menghentikan permainan pianonya

BRAKK BRUKK BRAKK BRAKK

"Itu pasti Ayato,  dia datang untukku! " Cordelia gemetaran, "Dia datang untuk membunuhku! " pekik Cordelia


Angin diluar berhembus sangat kencang mengakibatkan ranting pohon menabrak jendela dengan keras
"Itu bukan Ayato... Itu hanya angin" Raito menoleh ke jendela, "Tenanglah... aku akan menjagamu"

Raito membawa Cordelia ke kamarnya yang ada di lantai paling atas, dan pergi sebentar sementara Cordelia sedang memandangi taman dari balkon kamarnya. Raito datang dengan datarnya, Cordelia menoleh


"Raito.... kamu sudah menjuhkan Ayato dariku? " tanya Cordelia manja


"Yaa dia sudah pergi" jawab Raito datar


"Aku tahu, aku dapat mengandalkanmu, Raito" senyum merekah di bibir berdarahnya


"Apa kamu mencintaiku lebih dari siapa pun? " tanya Raito mendekat

"Iya! " Cordelia menjulurkan tangannya

"Kamu tak pernah berubah" Raito tersenyum

Raito melangkah lebih dekat dan menggapai tangan Cordelia

"Raito, aku mencintaimu. Sungguh"

Langit gelap turun hujan rintik rintik

"Aaaaaaaaakkkk!! "
Teriakan Cordelia sangat kencang, ia jatuh ke taman tepat diatas sekumpulan pohon bunga mawar merah

"Sekarang kamu milikku, untuk selamanya" Raito menatap kosong ke arah Cordelia dan pergi

Di bawah, Cordelia sudah tidak bernyawa, darah tersebar dimana mana bahkan bunga merah alami terciprat darah menjadi gelap dan kelam. Kanatk datang dengan lilin untuk menerangi jalan,

"Mama, ada apa? " Kanato berjongkok, "Ada lubang di dadamu, Ma"
Kanato memandangi Cordelia dengan tatapan kosong, ia menyentuh dahi Cordelia

"Mama, bangun! " Kanato masih memandangi Cordelia, "Jantungmu dimana? Bantu aku mencarinya"

Kanato menoleh ke kanan dan ke kiri mencari jantung Cordelia yang hilang, Kanato mengelus kepala Cordelia lembut dan merapikan anak rambut yang menghiasi wajahnya

"Ayolah, apa kamu sudah mati, Ma? " Kanato masih mengelus dahi Cordelia,
"Kamu dingin sekali dan sangat basah. Mama, kamu pasti kedinginan"

"Tunggulah, aku akan menghangatkanmu"

Kanato mengambil lilin yang tadi ia bawa dan menebarkan apinya kesekeliling Cordelia, seketika api membesar membakar Cordelia serta bunga bunga mawar disana

"Sekarang sudah hangat kan, Ma? " tanya Kanato dengan tatapan kosong

"Ayolah katakan kamu jadi lebih hangat, kan? Hahahahahahaahahaha" Kanato tertawa dengan puasnya

Flashback off

Yui keluar dari mansion dan berlari disekitaran taman, ntah tujuannya kemana tapi ia terus berlari ketakutan sampai ia tersandung dan jatuh, lalu menangis sendiri di taman mawar putih

"Hiks hiks... aku benci tempat ini" Yui mememluk tubuhnya sendiri

"Aku sudah tidak tahan lagi! Hiks hiks"


"Kau harusnya pergi saat kau punya kesempatan"


"Hah?! Subaru-kun? " Yui memberanikan diri menatap Subaru yang pemarah

"Kamu tahu soal itu, bukan? Apa yang mereka bertiga lakukan pada ibu mereka sendiri? " tanya Yui gemetar


"Jika iya? " Subaru menjawab dengan raut kesal lalu melangkah pergi

*******************

Mr. Sadistic NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang