16. Mimpi Buruk

4.4K 230 4
                                    

Pic: ibu dari Subaru, namanya Christa

***

"Jika iya? " Subaru berbalik dan meninggalkan Yui


"Subaru-kun! " teriak Yui, "Kenapa kamu memberiku belati itu? "

"Tunggu! " Yui mendekat pada Subaru dan hendak menyentuh lengan Subaru.



"Menjauh dariku! " Subaru menoleh dan membentak Yui

"Maju selangkah lagi, aku akan menghancurkanmu! " Subaru menatap Yui tajam

"Tidak hanya tubuhmu, juga pikiranmu! " Subaru dengan nada tingginya, ia menarik beberapa mawar putih hingga robek dan mengenai wajah Yui membuat Yui memejamkan matanya takut, Yui teringat akan wanita di menara dan Subaru kecil yang memegang belati perak.


"Apa...  wanita yang di menara itu...  adalah ibumu, Subaru-kun? " tanya Yui ragu ragu sambil menatap Subaru yang sedang emosi



"Apa yang kau tahu?! " bentak Subaru sambil menarik pergelangan tangan Yui dan mencengkramnya



"Subaru-kun, sakit! Lepaskan! " pekik Yui


"Apa yang kau inginkan dariku?! " tanya Subaru dengan penuh penekanan

"Memangnya apa yang kau harap dari orang tak berdaya, mengerikan dan ternoda sepertiku? " ucap Subaru pelan bahkan seperti berbisik dan menatap Yui tajam


"Eh? "

Subaru tidak tahan dengan kekesalannya, ia langsung menarik Yui dan memeluknya

"Su.. Subaru-kun? "


"Ish! " kemudian Subaru menyingkirkan rambut dari leher Yui dan menggigitnya, ia meminum darah Yui untuk pertama kalinya

"Rasanya sangat manis" Subaru takjub dan matanya berbinar binar seperti baru merasakan minum setelah berhari hari di gurun sahara

Subaru menggigit leher Yui lagi dan lagi, dan membuka dasi pita Yui lalj membuangnya sembarangan, ia membuka kancing kemeja Yui dan menancapkan taringnya di segala tempat



"Tidak... "



"Diam dan tenanglah"
Subaru menggigit lengan atas Yui membuat Yui memekik menahan sakit

"Kau bertanya kenapa aku memberimu belati perak? " tanya Jacob, Yui hanya diam

"Aku memberimu supaya kau bisa menusukkannya padaku"



"Hah?! Tapi aku tak mungkin bisa... "



"Jika kau tak mampu melakukannya, gunakan itu untuk mengakhiri hidupmu" kata Subaru datar, "Kau tak berhak untuk menolak" Subaru mencium leher Yui, "Disaat yang sama, aku tak bisa menyangkal darahmu"

Subaru menarik wajah Yui mendekat tapi Yui memejamkan matanya takut
"Bagus! Diamlah dan biarkan taringku menembusmu. Selalu"

Subaru menggigit leher Yui dan meminum darahnya rakus

***

Yui sedang berbaring dan melamun di kamarnya, tiba tiba kasurnya bergerak tanda seseorang naik,
"Eh? " Yui kaget dan menoleh dan mendapati seseorang berbaring dibelakangnya

"A-Ayato-kun? "


"Jangan melihatku! " bentak Ayato



"Tapi... " Yui membenarkan posisinya agar menghadap Ayato tapi Ayato menahannya



"Diam! " Ayato menarik paksa Yui dan memeluk Yui dari belakang membuat Yui menjadi kebingungan,

"Jangan melawanku" Ayato memejamkan matanya

***

Keesokan harinya Richter sedang memandangi sungai di belakang mansion keluarga Sakamaki,
"Kita akan segera bertemu lagi... cepatlah... cepatlah bangkit.... Cordelia" gumam Richter

Yui bangun dari tidur nyenyaknya karena ia merasakan sakit yang luar biasa di dadanya,
"Aku kenapa ya? Dadaku terasa sakit lagi"

Karena tidak bisa tidur kembali, Yui memutuskan untuk berjalan jalan keliling taman belakang mansion dekat sungai. Ia melihat lihat keadaan taman yang penuh dengan tumbuhan dan pepohonan rindang. Ia terus berjalan hingga menemukan pavilliun kecil, ia berhenti untuk memandangi pavilliun itu. Saat mendekat ke pintu masuk, banyak kelelawar berterbangan mengganggunya

"Ahh hentikan! " pekik Yui yang dikerubungi kelelawar



"Berisik! " bentak seseorang dari dalam pavilliun, membuat kelelawar itu pergi meninggalkan Yui


Yui menoleh ke aarah pavilliun dan masuk,
"Itu kamu ya, Shu-san? "


Shu seperti biasa sedang mendengarkan musik dengan earphone nya sambil membaca buku dengan santai,
"Ada perlu apa? " tanya Shu masih terpaku dengan bukunya



"Maaf, aku mengganggu" beberapa langkah Yui mendekat

"Anu.. aku... belakangan ini merasa aneh" Yui menatap pantulannya di kolam ikan yang ada di dalam pavilliun

"Aku bisa mendengar suara wanita, tapi tidak ada orangnya, dan aku jadi merasa gelisah. Rasanya tidak seperti aku yang biasanya" tatapan Yui meredup


"Oh? Coba kesini" datar Shu


"Eh? "

Shu memeluk Yui dan menariknya berbaring disofa, Shu menindih Yui dan mengelus rambut blonde Yui,


"Kamu mau apa? " tanya Yui dengan mata berkaca kaca

"Aku mohon... lepaskan aku! " Yui menyingkirkan tangan Shu dari rambutnya



Shu tersenyum, ia mengelus leher Yui lalu menancapkan taringnya disana, Shu meneguk darah Yui dengan rakus

"Darahmu sudah berubah. Proses kebangkitannya sudah dekat" Shu memperhatikan leher Yui


"Hah? " Yui menoleh


"Darahmu sudah terasa beda sekarang" Shu mengelap sisa darah dileher Yui dengan ibu jarinya, lalj menjilatnya, "rasanya panas dan bergejolak" Shu kembali menggigit leher Yui



Yui memberontak dan mendorong Shu dengan sekuat tenaga, Shu menggegam tangan Yui,
"Bukan hanya lehermu saja yang kaya akan darah. Darah segarmu juga mengalir di pergelangan tangan ini. Aku bisa merasakannya lewat kulitmu. Baunya sedap. " Shu menciumi pergelangan tangan Yui


Yui menarik paksa tapi tentu saja kalah dengan Shu, Shu menahan tangan Yui begitu kencang, kemudian Shu menancapkan taringnya disana membuat Yuri memekik kesakitan

"Kamu punya kualitas darah yang sangat bagus. Aku sangat yakin soal itu" mereka bersitatap dalam dalam

"Apa kamu takut? Tapi aku tidak benci tatapanmu yang ketakutan begitu" Yui gemetaran mendengar kalimat demi kalimat yang Shu katakan

************************

Mr. Sadistic NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang