Pic: Azusa Mukami
***
Pintu terbuka
"Masuklah" kata Azusa
"A-Azusa-kun. Apa yang ingin kamu perlihatkan? " tanya Yui waspada
"Ini" kata Azusa sambil menunjuk ke lemari tempat koleksi belati miliknya, "semua ini adalah benda berharga milik ku" lanjut Azusa
Yui menahan nafasnya
"Hei, boleh aku tanya sesuatu? " kata Azusa
"Eh? " sahut Yui
"Eve, apa kau suka padaku? " tanya Azusa
"Hah?! " Yui kaget
Azusa berjalan maju menyudutkan Yui, sehingga Yui menabrak pintu di belakangnya
"Maukah kau memukulku? " tanya Azusa
"Ma-mana bisa. Aku tak mungkin melakukannya" Yui ketakutan
"Oh sayang sekali. Ternyata kau membenciku" kata Azusa dengan ekspresi sedih
"Ke-kenapa kau berpikir begitu? " tanya Yui
"Tapi aku tidak membencimu. Karena kau dan aku..... " Azusa meletakkan tangannya ke tembok, ia memajukan tubuhnya dan bicara di telinga Yui, ".... punya aroma yang sama" lanjut Azusa
Azusa mundur selangkah dan mengangkat tangannya yang menggengam belati, "Belati ini baru saja diasah" kata Azusa
"Eh? " Yui semakin takut
"Aku ingin melihat pisau ini masuk ke dalam kulit mu. Pasti akan sangat indah" lanjut Azusa
Yui membulatkan matanya dan segera mendorong Azusa dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya, "tidak! Hentikan, Azusa-kun! " teriak Yui
"Kau segitunya membenciku. Kalau begitu lukai aku" kata Azusa menarik tangan Yui dan meletakkan belati nya di sana
"Azusa-kun.... bukan begini.... " Yui ketakutan memegang belati itu
"Jangan khawatir" kata Azusa kemudian mendekat
"Kiaaaaa" Yui teriak lalu menarik tangannya ke atas tanpa sengaja belati itu merobek punggung tangan Azusa
Azusa memandangi punggung tangannya yang mengalir darah deras. Azusa tersenyum dan mengingat masa lalunya
"Dasar gembel! " teriak anak laki laki lalu menendangi Azusa
"Saat aku terluka mereka semua senang" batin Azusa sambil menahan air matanya tumpah
Azusa bangun, "maafkan aku--" kalimat Azusa dipotong dengan terikan anak laki laki itu, "hentikan suaramu yang jelek itu! " lalu kembali menendangi Azusa
Azusa tersungkur kedepan, bukannya menangis, Azusa malah tertawa terbahak bahak membuat mereka takut
"Justin, anak itu tertawa" kata Cristina takut, gadia perempuan yang menonton penyiksaan itu
"Apanya yang lucu? " tanya anak laki laki yang tadi menendangi Azusa, Justin.
"Hei, kumohon. Pukul aku lagi! " kata Azusa dengan wajah senang
"Menjijikkan! " kata Justin, " Melisa. Cristina. Ayo cabut! " ajak Justin pada kedua temannya. Kemudian mereka pergi meninggalkan Azusa sendirian
"Tunggu....! Tunggu.....! Kenapa kalian pergi? Lagi..... pukul aku lagi! " kata Azusa pelan sambil menjulurkan tangannya, "kumohon.... aku sudah tidak punya alasan untuk hidup lagi"
"Bagus" komentar Azusa sambil memandangi tangannya yang terluka, "sangat bagus"
Yui menatap Azusa kasihan, "apanya yang bagus? Kau harus segera disembuhkan"
Yui menjatuhkan belati itu ke lantai dan berbalik memegang knop pintu. Tapi Azusa mendorongnya dan me-mepet Yui ke pintu
"Azusa-kun? "
"Aku tidak butuh(pengobatan). Sebagai gantinya, berikan aku darahmu" kata Azusa, "hei, bolehkan? " Azusa menyingkirkan rambut Yui
"Tidak! " teriak Yui, tapi Azusa sudah menancapkan taringnya ke leher Yui
Azusa melepaskan gigitannya, "begitu lembut dan manis" Azusa menancapkan taringnya ke bahu Yui
"Inilah darah sang Eve. Kau beruntung darah ini mengalir di tubuhmu" lanjut Azusa
"Su-sudah kubilang, aku bukan Eve! " kata Yui
"Aku akan minum lagi. Kau senang? " tanya Azusa
"Sa-sakit! Azusa-kun! " pekik Yui
"Sakit? Oh, semakin sakit semakin bagus kan? " tanya Azusa
Azusa kembali menancapkan taringnya, "akan kubuat kau merasakan lebih. Kau adalah Eve yang paling berharga bagiku"
Yui memejamkan matanya karena sudah lemas
"Sudah cukup" suara dari belakang mengentikan aksi Azusa
Azusa menoleh, "Yuma-kun selamat datang" kata Azusa lalu melepaskan Yui dan Yui jatuh ke lantai
***
Kelelawar terbang dan hinggap di jendela kamar Ruki, Ruki menatap tajam kelelawar itu. Sementara Azusa sedang memandangi luka bekas sayatan dari Yui
"Eve ternyata kau memang sama denganku" kata Azusa menyentuh lukanya
"Justin hei Justin" Azusa membuka perban yang selama ini membungkus tangannya, "aku bisa menjadi Adam, kan? " lalu Azusa mencium tangannya, "boleh aku melayani 'orang itu'? "
************************
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Sadistic Night
VampireCerita ini dari anime Diabolik Lovers. MAAF JIKA NAMA TOKOH BERUBAH UBAH. ADA ALASAN TERSENDIRI, KALIAN COBALAH MENGERTI AUTHOR JUGA MANUSIA. :)