6. Azusa's Knife

3.1K 205 12
                                    

Pic: Azusa Mukami

***

Pintu terbuka

"Masuklah" kata Azusa

"A-Azusa-kun. Apa yang ingin kamu perlihatkan? " tanya Yui waspada

"Ini" kata Azusa sambil menunjuk ke lemari tempat koleksi belati miliknya, "semua ini     adalah benda       berharga milik   ku" lanjut Azusa

Yui menahan nafasnya

"Hei, boleh      aku tanya       sesuatu? " kata Azusa

"Eh? " sahut Yui

"Eve, apa kau      suka padaku? " tanya Azusa

"Hah?! " Yui kaget

Azusa berjalan maju menyudutkan Yui, sehingga Yui menabrak pintu di belakangnya

"Maukah kau        memukulku? " tanya Azusa

"Ma-mana bisa. Aku tak mungkin melakukannya" Yui ketakutan

"Oh     sayang sekali. Ternyata      kau membenciku" kata Azusa dengan ekspresi sedih

"Ke-kenapa kau berpikir begitu? " tanya Yui

"Tapi aku     tidak membencimu. Karena kau      dan aku..... " Azusa meletakkan tangannya ke tembok, ia memajukan tubuhnya dan bicara di telinga Yui, ".... punya     aroma yang     sama" lanjut Azusa

Azusa mundur selangkah dan mengangkat tangannya yang menggengam belati, "Belati ini     baru saja      diasah" kata Azusa

"Eh? " Yui semakin takut

"Aku ingin     melihat pisau ini      masuk ke dalam     kulit     mu. Pasti     akan sangat      indah" lanjut Azusa

Yui membulatkan matanya dan segera mendorong Azusa dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya, "tidak! Hentikan, Azusa-kun! " teriak Yui

"Kau segitunya      membenciku. Kalau begitu      lukai aku" kata Azusa menarik tangan Yui dan meletakkan belati nya di sana

"Azusa-kun.... bukan begini.... " Yui ketakutan memegang belati itu

"Jangan     khawatir" kata Azusa kemudian mendekat

"Kiaaaaa" Yui teriak lalu menarik tangannya ke atas tanpa sengaja belati itu merobek punggung tangan Azusa

Azusa memandangi punggung tangannya yang mengalir darah deras. Azusa tersenyum dan mengingat masa lalunya

"Dasar gembel! " teriak anak laki laki lalu menendangi Azusa

"Saat aku terluka      mereka semua senang" batin Azusa sambil menahan air matanya tumpah

Azusa bangun, "maafkan aku--" kalimat Azusa dipotong dengan terikan anak laki laki itu, "hentikan suaramu yang jelek itu! "  lalu kembali menendangi Azusa

Azusa tersungkur kedepan, bukannya menangis, Azusa malah tertawa terbahak bahak membuat mereka takut

"Justin, anak itu tertawa" kata Cristina takut, gadia perempuan yang menonton penyiksaan itu

"Apanya yang lucu? " tanya anak laki laki yang tadi menendangi Azusa, Justin.

"Hei, kumohon. Pukul aku     lagi! " kata Azusa dengan wajah senang

"Menjijikkan! " kata Justin, " Melisa. Cristina. Ayo cabut! " ajak Justin pada kedua temannya. Kemudian mereka pergi meninggalkan Azusa sendirian

"Tunggu....! Tunggu.....! Kenapa kalian pergi? Lagi..... pukul aku lagi! " kata Azusa pelan sambil menjulurkan tangannya, "kumohon.... aku sudah tidak punya       alasan untuk hidup lagi"

"Bagus" komentar Azusa sambil memandangi tangannya yang terluka, "sangat bagus"

Yui menatap Azusa kasihan, "apanya yang bagus? Kau harus segera disembuhkan"

Yui menjatuhkan belati itu ke lantai dan berbalik memegang knop pintu. Tapi Azusa mendorongnya dan me-mepet Yui ke pintu

"Azusa-kun? "

"Aku tidak butuh(pengobatan). Sebagai gantinya, berikan     aku darahmu" kata Azusa, "hei, bolehkan? " Azusa menyingkirkan rambut Yui

"Tidak! " teriak Yui, tapi Azusa sudah menancapkan taringnya ke leher Yui

Azusa melepaskan gigitannya, "begitu lembut     dan manis" Azusa menancapkan taringnya ke bahu Yui

"Inilah darah     sang Eve. Kau beruntung       darah ini mengalir di tubuhmu" lanjut Azusa

"Su-sudah kubilang, aku bukan Eve! " kata Yui

"Aku akan     minum lagi. Kau     senang? " tanya Azusa

"Sa-sakit! Azusa-kun! " pekik Yui

"Sakit? Oh, semakin sakit     semakin bagus kan? " tanya Azusa

Azusa kembali menancapkan taringnya, "akan kubuat      kau merasakan      lebih. Kau adalah Eve    yang paling      berharga bagiku"

Yui memejamkan matanya karena sudah lemas

"Sudah cukup" suara dari belakang mengentikan aksi Azusa

Azusa menoleh, "Yuma-kun      selamat datang" kata Azusa lalu melepaskan Yui dan Yui jatuh ke lantai

***

Kelelawar terbang dan hinggap di jendela kamar Ruki, Ruki menatap tajam kelelawar itu. Sementara Azusa sedang memandangi luka bekas sayatan dari Yui

"Eve    ternyata kau      memang sama     denganku" kata Azusa menyentuh lukanya

"Justin     hei Justin" Azusa membuka perban yang selama ini membungkus tangannya, "aku bisa menjadi Adam, kan? " lalu Azusa mencium tangannya, "boleh aku melayani     'orang itu'? "

************************

Mr. Sadistic NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang