Brayden sedang menyesap bourboun-nya ketika sudut matanya melihat Chad tengah berdansa dengan seorang wanita cantik yang mengenakan gaun memukau berwarna lavender. Tak perlu waktu lama baginya untuk menyadari kalau sahabatnya itu sudah menemukan 'wanita spesial' yang mungkin bisa meluluhkan hati Tristan yang keras. Tak berapa lama kemudian Chad memberikan wanita itu pada Alan yang memang memiliki sifat hangat dan ceria. Wanita itu pun nampak sangat nyaman berada di pelukan kedua sahabatnya yang terkenal sebagai bujangan berengsek dan player itu.
Tak ingin terlibat dalam permainan Chad, Brayden beranjak pergi dari ruang dansa dan melangkah cepat menuju taman yang terletak di luar ballroom, atau lebih tepatnya berada di sisi kiri ruangan megah tersebut kemudian menyandarkan punggung kokohnya pada dinding keramik di belakangnya. Tangannya terangkat dan dengan sekali sentakan, dia melepas topeng berwarna merah yang melekat di wajah tampannya lalu membuangnya sembarangan.
Dia tak mengira kalau acara yang seharusnya menyenangkan itu menjadi membosankan ketika Chad merencanakan misi khusus untuk membuat Tristan luluh dan melupakan rencana gilanya. Dia lebih tak menyangka lagi kalau wanita yang mungkin bisa meruntuhkan pertahanan diri Tristan adalah Clarisse Peterson, wanita memesona yang baru dia kenal saat bertemu dengan Nicholas Peterson di holy smoke restaurant seminggu yang lalu sekaligus gadis cilik yang ternyata memiliki masa lalu mengerikan bersama Tristan.
Sambil menghembuskan nafas kasar, Brayden memaki tingkah laku Chad yang mungkin membuat posisinya sulit. Rencana sahabatnya itu justru semakin memperumit keadaan ketika Nicholas mengetahui jati diri Tristan yang sebenarnya. Meski Brayden tak begitu mengenal Nicholas -karena mereka tak berada di jurusan yang sama sewaktu kuliah di Oxford University- itu bukan jaminan laki-laki itu tak kan menginterogasinya mengenai kecelakaan yang hampir membuat nyawa adiknya melayang.
Apa yang harus aku katakan jika Nicholas memutuskan mencari tahu kasus itu? Haruskah aku berbohong saja?
Merasa kepalanya di penuhi berbagai macam pertanyaan yang tak bisa dia jawab sendiri, Brayden mendengus kesal lalu menarik cravat berwarna merah marun yang terasa mencekik lehernya. Dia meremas dan menggulung benda itu menjadi bola kemudian melemparnya dengan kasar tanpa melihat seorang wanita muda sedang berjalan dengan langkah cepat tak jauh dari tempatnya berdiri.
"Auww!"
Brayden terkejut lalu mencari sumber suara itu. Tatapannya kemudian terpaku pada wanita muda berpakaian klasik warna pink dengan rok mengembang dan berkerah tinggi yang terlihat jauh dari kata modis. Dia terus menjelajahi penampilan membosankan wanita itu dan bergidik saat melihat topengnya yang berwarna hijau terang. Astaga... Hijau!!! Apa wanita itu buta warna hingga tidak menyadari warna topeng dan gaunnya sangat tidak serasi?
Sementara itu, wanita tadi terlihat mengusap kepalanya dan mencari-cari penyebab rasa nyeri yang dia rasakan di bagian tersebut. Sedetik kemudian bibirnya menggerutu kesal saat menemukan gulungan cravat merah yang sekarang berada di dekat kedua kakinya.
"Sial, cravat menyebalkan!? Siapa yang sudah melemparmu sembarangan ke arahku?"
Mata Brayden membulat mendengar rentetan kata-kata kasar yang keluar dari bibir wanita itu.
Wanita itu mengalihkan tatapannya lalu terpaku pada sosok Brayden yang mengenakan jas formal berwarna merah marun. Tubuh tinggi dan wajah maskulinnya di tampilkan sempurna di bawah cahaya lampu yang kini menyorotnya tanpa penghalang apa pun. Sejenak mata amber wanita itu nampak memucat ketika mengamati wajah laki-laki yang berada tak jauh dari hadapannya itu. Wajah yang entah mengapa mengingatkannya pada sosok laki-laki yang dulu pernah menggetarkan hatinya sebelum dia bertemu dengan....
"Allison?"
Degg!! Suara itu... Persis seperti suara...
Wanita itu menoleh dan terkejut dengan kehadiran laki-laki yang mengenakan jas formal dark brown dan kemeja linen putih. Matanya yang berwarna biru terang terasa menusuk kedalaman hatinya di balik topeng elegannya. Dan wanita itu pun nampak mundur beberapa langkah, menghindari laki-laki yang sesungguhnya masih dia cintai.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Target Man
Romance17+ (Cerita sudah diterbitkan secara self publish. Tersedia juga di google playbook) Tristan, pria pendiam yang memiliki masa lalu kelam di hadapkan pada permasalahan sulit ketika di pertemukan dengan Clarisse Peterson, wanita cantik yang tanpa disa...