Teriakan histeris beberapa orang terdengar hampir bersamaan dengan suara pecahan kaca yang kemudian menyebabkan seorang pria tergeletak tak berdaya. Laki-laki malang itu tewas seketika karena hujaman peluru yang bersarang di bagian dada kirinya, tempat di mana organ vital jantungnya berdetak. Akibat peristiwa itu, suasana pesta pun langsung berubah sunyi mencekam dan membuat beberapa orang bergidik ngeri dan takut.
Paul Peterson, selaku penyelenggara pesta itu segera turun tangan. Dia menyuruh beberapa petugas keamanan hotel untuk menghubungi pihak yang berwajib secepat mungkin dan menghimbau orang-orang untuk tidak mendekati korban. Sementara Clarisse nampak syok karena posisi korban persis berada di sebelahnya sebelum tembakan itu terjadi. Tubuhnya pun nampak gemetar takut dan dia memilih bersembunyi di belakang Robert yang langsung melindunginya. "Kau tidak apa-apa, Clare?"
Clarisse mengangguk lemah. "Aku.... Aku tidak--"
Suaranya terhenti saat dia melihat Ayahnya melintasi ruangan megah tersebut dan memandanginya dengan cemas. "Sayang, kau baik-baik saja?"
Jawaban Clarisse hanya anggukan saja. Dia memilih tetap berada di belakang Robert. Seolah-olah mengerti hal itu, Robert pun membiarkan Clarisse memegang lengan kirinya dengan cemas. "It's ok, Clare. Tak ada yang perlu di takuti. Aku pasti akan melindungimu." amanat Nicholas tentu menjadi pengingat Robert sebelum laki-laki itu pergi ke tempat terjadinya kerusuhan. Tatapannya lalu beralih pada Paul. "Paman tak perlu khawatir, aku pasti akan menjaganya selama Nick tak ada."
Paul tersenyum tenang. "Terima kasih, Robert. Kehadiranmu sangat membantu." kedekatan Nicholas dan Robert saat masih kecil membuatnya mempercayai laki-laki itu sepenuhnya.
Tak lama kemudian beberapa pria berpakaian serba hitam terlihat memasuki ballroom dan menenangkan sebagian tamu-tamu pesta yang mengalami syok dan rasa takut berlebihan. Kehadiran mereka pun tak luput membuat Paul naik pitam. Dia menuntut penjelasan salah satu dari total tiga orang yang ternyata berprofesi sebagai Agen rahasia M16.
Dengan penuh penasaran, Paul memperhatikan tiga orang laki-laki itu yang wajahnya tak bisa di ketahui secara pasti karena penutup kepala yang mereka kenakan. Dia juga nampak mendengarkan setiap kata yang di jelaskan oleh Eric, Agen yang bertugas melakukan ritual pembersihan serta memastikan kalau semuanya berada dalam jalur rahasia mereka.
"Jadi, dia adalah kawanan penjahat yang ingin mendekati putriku?" tanya Paul tajam ketika Eric memberinya penjelasan.
"Ya, sir. Maaf atas ketidaknyamanan ini. Kami terpaksa menembaknya di lokasi karena dia adalah jenis laki-laki yang selalu bersembunyi. Dan begitu kami tahu kalau dia akan menghadiri pesta putri Anda, kami pun langsung bergerak cepat sebelum dia melakukan aksinya." tutur Eric tanpa menjelaskan lebih detail pada Paul. Atas perintah Wilson, dia pun membuat beberapa alasan masuk akal untuk menghindari pertanyaan laki-laki itu yang mematikan.
"Aku tak ingat pernah mengundang laki-laki itu di pesta ini." ucap Paul sambil mengamati proses pembersihan tersebut. Di mulai dari tubuh korban yang segera di masukkan ke dalam kantong mayat hingga pembersihan lokasi. Sementara beberapa tamu terlihat meninggalkan ballroom setelah mendapatkan penjelasan dari salah satu Agen tersebut.
"Anda mungkin tak tahu. Tapi dia adalah salah satu pria tampan yang di gemari banyak wanita. Dan tentunya kami harus bersiaga jika sewaktu-waktu kawanan itu mengetahui hal ini."
Paul menaikkan alis tertarik. "Lalu siapa yang bertugas menembak laki-laki itu? Bukankah tadi kalian menembaknya dari jarak jauh?"
Eric menggeleng. "Maaf. Kami tidak bisa memberitahu anda tentang hal itu. Para penembak kami menyembunyikan identitasnya untuk berbagai kemungkinan. Salah satunya tentu adalah untuk menyamarkan keberadaan dan jati dirinya yang asli."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Target Man
Romance17+ (Cerita sudah diterbitkan secara self publish. Tersedia juga di google playbook) Tristan, pria pendiam yang memiliki masa lalu kelam di hadapkan pada permasalahan sulit ketika di pertemukan dengan Clarisse Peterson, wanita cantik yang tanpa disa...