Part 31

32.8K 2.3K 74
                                        

Menatap heran jalan raya di hadapannya, Jessica menghentikan mobilnya sejenak. Entah mengapa sekeliling jalan menuju terowongan merseyside tertutup dan sepi. Tak hanya itu saja, beberapa petugas kepolisian juga tampak berjaga-jaga dan sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Jumlah mereka pun banyak dan sudah di pastikan, mobil-mobil patroli milik Scotland Yard turut memenuhi jalan tersebut bersama mobil patroli lainnya. Keberadaan mobil-mobil itu rupanya membuat beberapa pengguna jalan raya takut hingga mereka pun lebih memilih melintasi akses masuk kota Liverpool lainnya.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Clarisse yang juga mengamati sekelilingnya. Manik matanya yang biru tak lepas menyusuri mobil-mobil tersebut dan sebagian polisi bersenjata lengkap yang berlari tergesa-gesa ke arah terowongan merseyside.

"Aku tidak tahu." jawab Jessica pelan.

Memicingkan mata, Clarisse terheran-heran dengan sikap para polisi yang tampak panik terlebih ketika ia menatap kedatangan mobil pemadam kebakaran yang berjumlah tiga dari jalur kiri. Di belakangnya, dua buah truk besar pengangkut barang melintasi jalan tersebut di sertai suara derunya yang dalam.

Kegelapan dan cahaya bulan tampak menyamarkan apa yang sebenarnya terjadi di sekeliling mereka. Angin pun berhembus kencang ke segala penjuru, menggoyangkan dedaunan dan menimbulkan hawa dingin yang entah mengapa membuat kulit Clarisse bergidik cemas. Ia hendak menutup kaca mobil saat tiba-tiba saja penciumannya mengendus aroma terbakar dan asap. "Apa kau mencium sesuatu?"

Mengangguk, Jessica tampak berpikir sesaat. "Mungkin ada kebakaran di sekitar sini." matanya bergerak cepat ke semua sudut, mengamati sederet pohon pinus besar dan lebat yang terletak di pinggir jalan. "Ku rasa kita harus cari jalan lain, Clare. Terowongan ini sudah pasti tak bisa di lewati." ia baru saja ingin memutar arah saat Clarisse menghentikannya.

"Tunggu....."

Jessica menoleh. "Kenapa?"

Clarisse terdiam saat matanya menangkap sesuatu. Mengedarkan pandangannya lagi, ia akhirnya menyadari satu hal. Mobil-mobil yang berada di hadapannya memang berwarna nyaris sama, hitam putih. Namun sebagian mobil patroli tersebut berbeda tipe dan juga nama.

Scotland Yard dan MI6. Tunggu.. MI6?

Tiba-tiba ada desakan kuat di dalam diri Clarisse untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Mobil itu, MI6, jelas berkaitan dengan Tristan. Lelaki yang di cintainya. Lelaki yang juga tidak mengangkat telepon dan membalas pesannya. Mungkinkah Tristan berada di sana? Sentakan rasa cemas langsung bergelung dalam hati Clarisse detik itu juga. Dengan perlahan tangannya pun membuka pintu mobil.

Melihat hal itu, Jessica menaikkan alisnya. "Kau mau kemana?"

"Aku ingin bertanya pada polisi." Clarisse merapikan blouse bermotif bunga dan rok putihnya sekilas lalu melangkah keluar, mengabaikan panggilan Jessica.

"Clare... Tunggu!?"

Mempercepat langkah kakinya, Clarisse memilih membiarkan hembusan angin menyentuh bebas rambutnya yang tergerai. Tak juga di hiraukan suara ketukan high heels milik Jessica yang samar-samar terdengar di belakangnya.

"Clare...!" Tangan Jessica tiba-tiba mencengkeram lengan sahabatnya itu. "Bukankah sudah ku bilang tunggu aku?!" gumamnya tak suka dengan napas memburu.

"Maaf, Jess. Aku harus segera bertanya pada polisi itu."

"Tunggu dulu." Jessica kembali menahan lengan Clarisse. Ia lalu mengamati raut wajah wanita itu yang tampak cemas. "Ada apa denganmu?"

"Kau lihat mobil itu?"

Mengikuti arahan Clarisse, Jessica mengerutkan dahinya. "Mobil patroli polisi?"

The Target ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang