Anthony sedang gusar. Dia berulang kali mengusap wajahnya sambil sesekali memperhatikan tiga laki-laki tampan yang kini berada di hadapannya, mengamatinya dalam diam.
"Jadi, siapa yang merencanakan hal ini?" tanyanya sambil menatap Alan dan Chad lalu pandangannya beralih pada Brayden yang nampak acuh dan tak terlihat cemas sedikit pun. Laki-laki itu lebih tertarik menenggak brandy daripada menjawab pertanyaannya.
Alan berdehem. "Kami bertiga."
"Aku tidak." ujar Brayden mengelak.
Chad memandangi Brayden. "Kau memang tak berniat ikut rencana itu, Bray. tapi kau sudah terlibat pembicaraan dengan Nicholas satu jam yang lalu. Jangan lupakan hal itu."
Brayden melirik Chad tidak suka. "Itu semua karena rencana burukmu, Chad. Kalau saja kau tidak merencanakan hal itu, Nicholas takkan tahu dan mengungkit peristiwa itu."
"Tanpa rencanaku pun Nicholas pasti akan bertindak dan mencaritahu hal itu."
"Oh, ya? Kenapa kau baru memberitahuku saat semuanya sudah terjadi? Apa kau sengaja membuat masalah itu semakin rumit?"
Mata Chad menyorot Brayden tajam. "Tidak ada gunanya aku memperumit keadaan, Bray. Jika kau memang peduli pada seorang sahabat, kau akan melakukan hal apapun untuk membuatnya senang tak peduli bagaimana cara itu kau tempuh."
"Apa sekarang kau sedang membahas loyalitasku sebagai seorang teman?" tanya Brayden tak kalah tajam.
Melihat kedua sahabatnya beradu argumen, Alan pun menengahi. "Hentikan sikap bodoh kalian. Ini bukan waktu yang tepat untuk membahas sesuatu tak penting seperti itu."
Anthony mendesah. Kepalanya terasa pusing sejak menit pertama ia memutuskan berbicara dengan ketiga laki-laki itu setelah kepergian Tristan dengan Clarisse satu jam lalu. "Enough, guys. Enough..." dia memandangi Chad dan Brayden yang siap melanjutkan argumen mereka. "Bisakah kalian memberitahuku kenapa kalian mempertemukan Clarisse dengan Tristan di pesta itu?"
Chad mengalihkan tatapannya pada Anthony. "Karena Tristan berniat mengubah identitasnya secepat mungkin."
Mata Anthony membulat tak percaya. "Mengubah identitas?"
"Ya. Dia berencana mengubah jati diri dan meninggalkan kita."
Anthony terdiam sejenak. "Apa alasan dia melakukan hal itu?"
Sejenak Chad ragu. Namun dia tak sanggup lagi menyembunyikan hal apa pun dari Anthony. "Untuk menjauhi Clarisse."
Anthony semakin bingung. "Aku semakin tak mengerti apa yang kau bicarakan, Chad. Kenapa dia ingin menjauhi Clarisse? Dan kenapa kau malah mempertemukan dia dengan wanita itu? Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan dan tidak ku ketahui?"
Suasana mendadak hening sesaat hingga kemudian Chad membuka suaranya. "Tristan menjauhi Clarisse karena dia sudah mengingat semua masa lalunya."
Pemberitahuan itu membuat tubuh Anthony terpaku. Dia hampir menjatuhkan gelas berisi red wine ke lantai sebelum kesadarannya kembali tepat waktu. "Dia... Dia mengingat semuanya?" bisiknya tak percaya.
"Ya." sahut Chad sambil mengamati raut wajah Anthony yang terkejut dan nampak tak bisa berkata apa-apa. "Anda tidak apa-apa?"
"It's ok." Anthony meletakkan gelasnya di meja dengan tangan gemetar. "Apa saja yang dia ingat, Chad?"
Ke tiga laki-laki itu nampak heran dengan perubahan ekspresi Anthony. Mereka bahkan bisa merasakan hawa bahagia mengelilingi tubuh laki-laki tua itu. "Dia ingat dengan semuanya termasuk nama Ibu dan Ayahnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Target Man
Romance17+ (Cerita sudah diterbitkan secara self publish. Tersedia juga di google playbook) Tristan, pria pendiam yang memiliki masa lalu kelam di hadapkan pada permasalahan sulit ketika di pertemukan dengan Clarisse Peterson, wanita cantik yang tanpa disa...