Chad mendaratkan pukulan kerasnya ke wajah dan tubuh Jack dengan cepat, berkali-kali dan membuat lelaki itu mengerang kesakitan. Ia bahkan mendesak anak buah Sergio itu hingga ke sudut dek kapal bagian belakang dengan gaya pertarungannya yang bebas dan kasar.
Entah sudah berapa kali ia menghajar tubuh laki-laki itu sambil sesekali menepis dan menghindari perlawanannya, bergerak luwes ketika Jack memberinya pukulan-pukulan balasan. Namun satu hantaman Jack rupanya berhasil mengenai wajahnya hingga memar dan mengalirkan darah di sudut bibirnya yang terasa ngilu.
Mengusap cairan berwarna merah pekat itu, Chad pun menyeringai tipis.
Baru kali ini ada orang yang sengaja menyulut emosiku...
Tak ingin memberi kesempatan pada Jack lagi, Chad mulai memperagakan teknik cornish wrestling yang dulu di pelajarinya. Dengan gerakan cepat dan terkendali, ia memberi pukulan keras di titik-titik fatal tubuh laki-laki itu sambil mengkombinasikannya dengan tendangan memutar hingga Jack tak berkutik, terlalu fokus melindungi diri sampai akhirnya kesempatan itu datang tepat pada waktunya.
Dan tentu saja hal ini pun tidak di sia-siakan oleh Chad.
Dengan napas menderu kencang, ia meninju perut Jack dua kali lalu menarik tubuhnya dan menghantam keras kepala laki-laki itu dengan pagar kapal yang terbuat dari besi, membuat jerit kesakitan laki-laki itu mengalun di udara saat darah di kepalanya mengalir deras. Tetesan-tetesannya bahkan jatuh membasahi dek kapal yang berwarna putih.
"Selamat menikmati lautan, kawan..." Chad berucap tajam sebelum menendang Jack dan membuat tubuh laki-laki itu terlempar keluar dari pagar kapal yang rendah lalu jatuh ke bawah, ke lautan biru dengan bagian kepala menyentuh air terlebih dahulu.
Sambil menghembuskan napas, ia mencermati sekitarnya dengan seksama. Di sana ada tiga laki-laki lainnya yang tergeletak tak berdaya dan mengalami nasib sama seperti Jack. Ia kemudian berbicara melalui earphone. "Bray, maaf. Aku mengalami gangguan sedikit tadi. Bagaimana dengan Tristan? Apa kau berhasil membawanya keluar?"
Ia meraih pistolnya yang berada tak jauh dari tempatnya lalu beranjak pergi menemui Brayden. "Bray...?" panggilnya lagi dengan alis berkerut bingung.
Chad mempercepat langkahnya ketika suara Brayden tetap tak terdengar hingga beberapa menit kemudian, sampai ia tiba di depan sebuah ruangan luas yang mengarah langsung ke lorong-lorong di lantai bawah.
"Chad, tolong bantu Brayden mengeluarkan Tristan dan Clarisse dari sini."
Chad mengerutkan dahinya semakin dalam ketika suara yang terdengar barusan bukanlah milik Brayden. Dan saat ia hendak masuk mencari keberadaan temannya itu, ia pun refleks menghindari peluru pistol yang hampir saja mengenai bahu kirinya.
***
"Pergilah, Bray. Biarkan aku yang menghadapi keduanya sekaligus..."
Nicholas menatap Brayden tajam melalui ekor matanya ketika melihat laki-laki itu malah bergeming di tempatnya.
"Aku bilang pergi. Bawa Tristan dan Clarisse keluar dari sini." ucap Nicholas dengan nada rendah dan tak sabaran.
Brayden mengerutkan dahinya cemas. "Kalau begitu kau juga harus keluar dari sini, Nick."
"Tidak bisa. Mereka membutuhkan pengalihan supaya kau bisa membawa Tristan dan Clarisse pergi. Lagipula aku harus melindungi punggungmu dari tembakan mereka." Nicholas mengusap wajahnya yang di penuhi peluh lalu fokus mengamati Daniel dan Sergio yang sekarang sedang bersembunyi di balik sofa dan lemari besar yang sebagian kacanya sudah hancur.
Usai bersitatap secara menegangkan selama tiga detik beberapa saat lalu, Nicholas pun langsung mengangkat senjatanya dan meluncurkan pelurunya ke arah kedua laki-laki itu yang segera mencari perlindungan dan balas menembakinya dengan brutal. Sementara Brayden segera melindungi Tristan dan Clarisse di balik dinding dengan susah payah. Mereka nyaris saja mati jika saja Nicholas tidak bergerak cepat menghadang kedua laki-laki itu untuk menembakkan pelurunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Target Man
Romance17+ (Cerita sudah diterbitkan secara self publish. Tersedia juga di google playbook) Tristan, pria pendiam yang memiliki masa lalu kelam di hadapkan pada permasalahan sulit ketika di pertemukan dengan Clarisse Peterson, wanita cantik yang tanpa disa...