Part 14

39.5K 2.7K 28
                                        

Nicholas sedang membaca berkas di tangannya dengan seksama. Tak berapa lama kemudian matanya menyipit tajam dan rahangnya mengeras saat dia sudah mulai memahami satu hal. Dia tak percaya dengan apa yang baru saja dia ketahui tentang Tristan. Terlebih laki-laki itu kini sedang bersama Clarisse, adiknya yang sangat dia sayangi.

Nicholas meraih ponselnya lalu menekan speed dial, menunggu dan tetap mengulangi panggilan cepat itu hingga beberapa kali lalu mendesis kesal. Clarisse tak menjawab teleponnya sekali pun. Entah mengapa dia merasa gelisah dan tak tenang sebelum mendengar suara adiknya itu dan memastikan kalau semuanya baik-baik saja.

Seorang laki-laki berperawakan tinggi besar dan berambut pirang melintasi ruangan serba putih itu dan memandangi Nicholas dengan heran. Dia kemudian mendekati meja kerja rekannya itu. "Kenapa kau ada di sini, Nick? Bukankah kau sedang cuti?"

Nicholas menoleh dan mendapati Adam Hilberg sedang mengamatinya lekat-lekat. Laki-laki berdarah Finlandia itu nampak sedang bekerja lembur untuk menginvestigasi kasus pencurian beberapa saat lalu.

"Aku sedang mempelajari data salah satu anggota M16."

"M16? Untuk apa?"

Nicholas mendesah. "Tidak untuk apapun. Aku hanya bingung kenapa M16 bisa menerima anggota yang mempunyai latar belakang buruk."

Adam menaikkan alisnya. "Siapa yang kau maksud?" dia melirik berkas itu dan dan terpaku pada foto laki-laki yang tertera di sana. "Tristan Wellington?"

Nicholas merapikan berkas itu. "Ya. Kenapa? Apa kau pernah mendengar nama itu?"

Adam nampak berpikir sejenak lalu mengangguk. "Rasanya nama Tristan itu tak asing di telingaku. Memangnya ada hubungan apa kau dengan laki-laki itu?"

"Tidak ada. Aku hanya ingin memastikan kalau laki-laki itu tak kan pernah menyakiti adikku."

"Apa dia kekasih adikmu?"

"Bukan kekasih tepatnya, tapi calon tunangan adikku."

"Tunangan? Sejak kapan adikmu bertunangan dengan seorang agen M16?"

"Mereka belum resmi bertunangan, Adam. Dan mungkin Ayahku akan segera mengurungkan niatnya kalau dia mengetahui masa lalu laki-laki itu."

Adam menarik sebuah kursi lalu menyeretnya ke sebelah Nicholas. "Memangnya kenapa dengan masa lalu laki-laki itu? Apa dia seorang pengedar narkoba?"

"Bukan. Dia seorang pencuri dan pernah mendekam di penjara kapal selama tiga tahun." bisik Nicholas.

Adam melotot. "Pencuri? Tunggu.... Biar ku tebak, apa dia pewaris Wellington Inc?" tanyanya saat dia mulai mengingat nama Tristan.

Nicholas mengangguk. "Exactly. Aku juga tak percaya kalau laki-laki sibuk sepertinya ternyata memiliki pekerjaan sampingan elite seperti itu. Sebuah kebenaran tak biasa yang baru ku temukan pada sosok laki-laki pendiam sepertinya." Nicholas melirik berkas yang masih berada di tangannya. "Jika aku tidak meminta bantuan pada Edward, mungkin aku tidak akan pernah mengetahui semua itu. Tapi yang membuatku bingung, kenapa berkas laki-laki itu tersimpan di DIS, bukan di M16 tempatnya bekerja? Apa menurutmu itu tidak aneh?"

"Kalau tak salah, DIS lebih cenderung menjaga privasi dan semua data-data penting anggotanya. Mungkin itu yang menyebabkan data laki-laki itu tersimpan di sana. Aku malah salut sekali dengan Edward yang berhasil memasuki zona rahasia DIS itu."

"Tak ada yang tak bisa dia lakukan di dunia ini, Adam. Dia seorang ahli IT paling jenius yang pernah Scotland Yard miliki."

"Ya, kau benar. Lalu apa yang ingin kau lakukan setelah mengetahui latar belakang laki-laki itu?"

The Target ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang