Foto mulmed itu Christopher ya:-) ada rahasia khusus kenapa aku berminat mengenalkan kalian dengan bocah ngegemesin ini...
***
Nicholas mengamati pemandangan di hadapannya dengan sendu, tak bergeming sedikitpun dari kursi mobil jaguar-nya yang berwarna hitam. Sejak ia bertemu dengan Alisson kembali, ia bersikeras mencari tahu tempat tinggal wanita itu bahkan ia rela menghabiskan waktunya semalaman suntuk di Scotland Yard dan merecoki Edward yang mengeluh karena pekerjaannya terpaksa di tunda hingga esok hari. Namun rekan kerjanya itu tak bisa mengabaikannya lagi setelah ia mendesaknya hingga beberapa kali. Dan patut di banggakan, Edward akhirnya bisa mendapatkan informasi yang di inginkannya setelah ia hampir terlelap saat pagi hari menjelang.
Tanpa membuang waktu lagi, ia pun bergegas ke tempat di mana wanita itu berada.
Hampshire. Kota pedesaan indah nan sunyi yang terletak tak jauh dari Yorkshire itu ternyata menyembunyikan Alisson dengan baik. Nicholas sama sekali tak tahu kalau wanita itu masih berada di Inggris setelah perpisahan mereka lima tahun lalu.
Menghela nafas, Nicholas mengalihkan tatapannya lagi ke seberang jalan dan meneliti bangunan itu lekat-lekat. Rumah susun atau yang seringkali di sebut flat itu berdiri kokoh di sekitar rerumputan dan pohon-pohon eks besar. Bangunan yang juga terdiri dari beberapa lantai itu terlihat sangat sederhana dan jauh dari kata mewah dengan akomodasi lapangan parkir di bagian depan. Sedangkan di bagian sisi, terdapat kolam jernih berbentuk persegi yang terbuat dari batu pualam murni.
Tak bisa menahan keinginannya lagi, ia beranjak keluar dari mobilnya dan memasuki bangunan tersebut. Dengan langkah lebar-lebar, ia menyusuri lantai demi lantai melalui tangga yang berada di sisi bangunan yang sebagiannya ternyata sudah tak berpenghuni. Ia kemudian menghentikan langkahnya di lantai tiga, tepat di saat seorang bocah berambut cokelat muda sedang berdiri, membelakanginya dan mengenakan kemeja kotak-kotak berwarna hitam yang serasi dengan celana jeans dan ransel yang bertengger di punggungnya. Bocah itu tampak menunggu seseorang sambil bernyanyi.
"I went to school one morning and i walked like this... Walked like this, walked like this.... I went to school one morning and i walked like this... This all on my way to school." bocah itu membuat gerakan mundur yang tampak familiar di mata Nicholas.
Sudut bibir Nicholas langsung terangkat, membentuk senyuman geli. Siapa yang mengajarinya berjalan moonwalk ala Michael Jackson itu?
"I saw a little robin and he hopped like this, hopped like this, hopped like this.. I saw a little robin and he hopped like this, all on my way to school. I saw a shiny river and i splashed like this, splashed like this....." bocah itu terus berjalan mundur, mendekati Nicholas tanpa sadar.
"I saw a little pony and he galloped like this. I saw a poor old lady and she hobbled like this. I saw a tall police man and he...." bocah itu tiba-tiba berbalik dan terkejut saat melihat Nicholas. "He... Stood like this." lanjutnya dengan suara pelan.
Nicholas terpaku, berusaha menekan sentakan rasa senang dan haru yang bercampur satu saat ia mengamati sosok bocah yang ada di hadapannya itu. Sosok yang sudah beberapa hari belakangan ini mengusik tidurnya di malam hari. "Hai...." sapanya hangat dan halus.
Sontak bocah itu mundur perlahan, tampak takut ketika menyadari seragam militer yang di kenakan Nicholas.
"Jangan takut. Aku tidak akan menyakitimu, jagoan kecil."
Terdiam, bocah itu kemudian menatap Nicholas lekat-lekat. "Kau siapa?"
Tak mengira mendapat pertanyaan tersebut, Nicholas tertegun beberapa saat sebelum beranjak mendekati bocah itu. "Apa kau tidak mengingatku?"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Target Man
Romance17+ (Cerita sudah diterbitkan secara self publish. Tersedia juga di google playbook) Tristan, pria pendiam yang memiliki masa lalu kelam di hadapkan pada permasalahan sulit ketika di pertemukan dengan Clarisse Peterson, wanita cantik yang tanpa disa...