Three

3.7K 218 16
                                    

Ava's POV
Paginya, aku bangun pukul setengah tujuh, lalu aku mempersiapkan diri untuk sekolah, oh ya, kira kira Mom dan Dad akan sampai ke rumah pukul 9 atau setengah sepuluh pagi, mereka baru ada tugas ke luar negara, yaitu ke Swedia.

Setelah siap, aku dan Johnson diantar kak Matt dengan mobil Dad yang sengaja ditinggal di rumah agar kak Matthew bisa menggunakannya.

"Ava...." Kata kak Matt memecah keheningan di mobil.

"Iya... Ada apa kak?"

"Mungkin pertanyaan ini terlalu cepat bagimu, tapi kakak sangatlah penasaran." Kak Matt kemudian tertawa geli "Hhmmm..... Av, apakah kau mulai menyukai Shawn?"

Oh tidak,

pertanyaan itu.

Sepertinya aku tidak bisa merasakan detak jantungku sekarang.

"Kak, kalau kujawab, janji jangan diungkit ungkit ya?" Ucapku menyodorkan jari kelingkingku ke arah kak Matt.

Kak Matt yang sedang menyetir itu masih sempatnya membalas dengan menyodorkan jari kelingkingnya ke jari kelingkingku, dan ia menjawab, "janji."

"Hei wait, what are you guys talking about?" Johnson yang tak diundang untuk ikut dalam pembicaraan menyela.

"Shut! up!" Aku dan kak Matt membalas Jack dengan dua kata penuh penderitaan itu.

Jack pun terdiam.

"Hm, ya, sepertinya aku mulai menyukainya, bagaimana ini? Sebenarnya aku sendiri tak dapat mendiskripsikan rasaku padanya." Jawabku gugup, suaraku terbata bata.

"Sudahlah, tak usah gugup seperti itu, memang Shawn adalah lelaki yang pantas untukmu, dia baik, sopan, perhatian, dan tentu nya tampan." Sahut kak Matt mengacak rambutku pelan, "Cinta tak membutuhkan alasan, Va. Menurut kak Matt, cinta dapat diartikan sebagai perasaan dimana kita mulai tertarik pada seseorang, tertarik pada hal hal yang biasa ia lakukan, yang biasa ia kerjakan, dan lain lain. Cinta juga tak memandang fisik. Selama kau tulus menggunakan perasaanmu, cinta tak lari darimu. " Sambung kak Matt lembut.

"Hey Matt, sejak kapan kau menjadi sangat bijak?" J yang terdiam sedari tadi akhirnya berbicara lagi. Namun, aku dan kak Matt tak menggubrisnya. Ia lalu mengangkat kedua telapak tangannya dan menatap aku dan kak Matt kesal dengan dahi nya yang berkerut

"Thank you ma bro." Jawabku tersenyum lebar.

"Of course lil' sis."

Setelah melewati hiruk pikuk kemacetan yang hampir setiap hari terjadi di New York, aku akhirnya sampai di Ferlstone International School.

Kak Matt berpesan padaku dan J agar pintar di sekolah dan agar tidak nakal. Lagi lagi ia memperlakukanku seperti anak kecil.

Aku hanya memutar bola mata dan memasuki gerbang berwarna coklat sekolahku itu.

Johnson dan aku langsung berpencar saat kami sudah melewati gerbang sekolah.

Sahabatku Anne, Myra, dan Kristy yang melihatku langsung menghampiriku, "Haiii Avaaa!!!" Ujar mereka histeris, bagaikan seperti tidak bertemu denganku selama 1 tahun.

"Kawann kawaannn!!" Jawabku tak kalah histeris, memang aku suka sekali melakukan hal gila bersama mereka.

Aku kemudian berpelukan dengan mereka bertiga. Oiya, ketiga sahabatku itu memiliki sifat dan kebiasaan yang berbeda, seperti Anne, dia adalah perempuan yang paling feminin diantara aku, Myra, dan Kristy, dia suka mengenakan gelang atau jam tangan saat bersekolah atau saat jalan jalan.

Myra, dia adalah anak yang santai, terkadang cuek dan jutek, tapi perhatian, dia suka menguncir satu rambutnya, gayanya simpel tetapi tetap trendy.

Only You - Shawn Mendes (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang