A Little Plan

681 30 19
                                    

"Siapa dia?"

Sekarang semua pandangan tertuju pada orang mencurigakan yang berada beberapa meter dari Magcon Boys, mereka menunggu orang itu menoleh, mereka tidak berani mendatanginya, meskipun orang itu terlihat normal normal saja, tidak seperti beberapa orang yang mereka temui akhir akhir ini.

"Apakah itu sisa sisa suruhan Markus? Orang yang masih setia pada Markus dan ingin membalaskan dendamnya pada kita?" sepertinya Cam menjadi paranoid, ia suka mengarang sebelum mengetahui yang sebenarnya.

"Oh ayolah, masalah itu sudah beres, tuntas, tak ada yang perlu dikhawatirkan dari nama 'Markus' lagi," Johnson membela, ia yakin dengan kata katanya seratus persen.

"Lagipula kalau ia sisa anak buah Markus, tidak mungkin ia menyerang secara jelas jelasan seperti ini, berpikirlah rasional sedikit kawan," Gilinsky menambahkan argumen mendukung dari isu Johnson.

"Hei diamlah, ia sepertinya akan menoleh kesini," seru Tay pelan sambil terus memperhatikan orang itu, "dia perempuan!" teriakan Hayes tercekat karena dengan sigap kakaknya membekap mulut ceroboh adiknya itu.

"Bisakah kalian tenang, guys? Teamwork," ujar Carter ngawur, "sok inggris kau, Ter." Aaron memberi lirikan tajam pada kawannya.

"Sebentar sebentar," Shawn sedikit memajukan kepalanya, "bukankah itu..." Shawn hampir speechles, ia tidak ingin orang yang ada di pikirannya sekarang benar benar nyata di depannya.

"Oh tidak," tambahnya.

"Itu adik perempuanku.." Matt menatap kosong adiknya, memang orang yang sedari tadi berdiri di depan pintu apartemen Cam itu belum menyadari keberadaan Magcon Boys.

"Oh tidak, ini lebih buruk dari anak buah Markus," celoteh JackJ asal, "memangnya kenapa!? Dia adikmu loh," Shawn tiba tiba tidak terima.

"Jangan salah paham dulu, please. Maksudku, apabila Ava sampai tau, hal itu malah akan menjadi lebih buruk, misal itu anak buah Markus, kita tinggal menghabisinya saja, dan tak ada yang mengkhawatirkan kita, kalau itu Ava, pastinya ia akan marah dan tidak terima, maka dari itu aku bilang seperti itu," Johnson menjelaskan panjang lebar.

"Hilih, kau ngeles ae Jack," kini Gilinsky malah mengompori sahabatnya.

Shawn menatap JackJ datar, lalu ia berpikir keras bagaimana ia dapat menghindari seseorang yang ia sukai sejak lama itu.

"Sebenarnya apa yang ia lakukan pada pukul 4 pagi seperti ini di depan apartemenmu Cam?" Nash memutar kedua bola matanya, "mana kutahu? Lagipula mengapa kau menanyaiku?" jawab Cam malas.

"Aku ada ide!" Matthew Espinosa, selaku kakak Ava, segera menjelaskan idenya pada teman temannya, "aku akan menelpon Ava, dan bilang padanya bahwa Mom menyuruhnya untuk pulang dengan alasan Mom butuh bantuan, otomatis ia akan percaya, adik ku satu itu tidak pernah membantah kalau sudah disuruh membantu Mom, dan setelah itu, kita segera mengendap endap masuk ke dalam kamar Cam dan yeah! Kita terbebas darinya,"

"Cerdas sekali kau," Carter memuji Matt dengan sedikit pandangan iri dan sinis, "oh ya jelas, seorang Matt selalu dapat diandalkan," Matt memasang senyum kebanggaannya.

"Kalau begitu segera jalankan misimu," Shawn tidak mau hal ini berlangsung terlalu lama karena tasnya sangat berat, "tunggu sebentar, apakah Ava akan lewat sini kalau ia pulang?" tanya Aaron untuk memastikan misi ini berjalan mulus.

"Oh iya, seharusnya kita sembunyi, lalu satu orang mengawasi Ava, kalau ia sudah benar benar pergi baru kita dapat masuk dengan aman sejahtera," Hayes menambahkan usul, "kau tahu apasih bocah," Nash selaku kakak Hayes mengusili adiknya, sesekali lah. "Aku bukan bocah! Aku remaja!" yang diusili pun ngambul.

Only You - Shawn Mendes (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang