Prince, Princess, And Terrors

1K 81 2
                                    

Ada editanku tuh di mulmed. Moga suka ya. Dan kalau kalian mau save, plis vote chapter ini yaaaa :) Makasi

09.11 AM
~
Shawn's POV
"Kita bicara lagi nanti ya, Va." Kataku disambut senyum cerianya. Ia lalu berlalu pergi ke kelasnya.

Pagi ini, aku sedang berada di ruang osis untuk mengumpulkan data dari siswa yang akan mengikuti lomba di FIS Competition. Selaku ketua kelas, aku harus bertanggung jawab atas kelasku.

Aku tadi sedikit berbincang bincang dengan Ava tentang lomba yang akan ia ikuti. Dia bilang, dia mengikuti lomba story telling dan making story. Semuanya cerita, apa dia tidak bosan? Aku sebenarnya telah menyarankannya untuk mengikuti singing competition dan beberapa lomba yang berbau seni lain, namun ia menolakku mentah mentah dengan alasan ia tidak memiliki banyak pengalaman akan hal itu.

Walaupun aku telah mengiyakan perkataannya, aku tetap bersikeras ingin mengikutkannya singing competition. Jadi aku akan membicarakannya pada Andrew, ketua kelas kelasnya Ava.

Karena berhubung belum ada siswa di kelasnya yang mengikuti singing competition, Andrew langsung menunjukkan jempol nya ketika aku menyuruhnya menulis nama Ava untuk diikutkan lomba tersebut.

Aku bahagia.

Namun aku juga takut kalau Ava akan marah.

Tapi dengan kepositifanku, aku yakin ia tidak akan marah.

Btw,
Kalian pasti penasaran aku ikut lomba apa kan?

Banyak yang menyuruhku untuk ikut Prince and Princess of the year, tetapi, aku pasti tidak akan mengikuti lomba yang satu itu kalau princess nya bukan Ava.

Sebentar.

Apa yang barusan kukatakan tadi?

Hhmm...

Ya, benar, aku tidak akan mengikuti lomba yang satu itu kalau bukan Ava princess nya. Eheheh.

"Jac, apakah lomba prince and princess of the year boleh diikuti oleh siswa yang berbeda kelas dengan siswinya?" Tanyaku pada si ketua osis saat ia sedang menerima lembaranku.

"Hhmmm.." Ia menopang dagunya dengan jari telunjuknya, "Tentu boleh."

What the!?

"Kau tidak bilang dari tadi, Jac!!"

"Ssttt..."

"Ada apa?"

"Jangan sampai orang lain tau, lomba Prince and Princess kali ini berbeda dengan tahun lalu."

"Memang apa bedanya?"

"Bedanya adalah, kalau tahun lalu, setiap kelas harus mengajukan dua perwakilan sebagai calon prince and princess. Tetapi tahun ini, tata cara mengikuti nya berbeda."

"Tolong jelaskan padaku lebih banyak."

"Jadi begini Shawn. Setiap pasangan calon prince and princess dipilih oleh siswa siswi lain yang tidak mengikuti lomba tersebut secara rahasia. Gambar calon prince and princess tersebut akan ditempel di ruang osis ini, dan nanti satu per satu siswa akan memilihnya disini, mereka akan menulis nama calon yang mereka pilih di kertas, lalu  dimasukkan ke amplop, dan di akhir acara FIS competition nanti, akan ada penghitungan suara."

"Aku paham!!"

"Yasudah kalau begitu."

"Ada satu lagi pertanyaan."

"Sebaiknya satu pertanyaan itu cepat kau tanyakan sekarang deh Shawn. Lihat antrian di belakangmu."

Aku menoleh ke belakang dan mendapati beberapa siswa dan siswi ketua kelas 12, 11, dan 10 sudah berbaris dengan rapih, dan beberapa dari mereka ada yang sudah kelelahan, ada juga yang wajah nya merah padam saat aku menoleh kearahnya. Horror sekali.

"Oke oke. Jadi, bagaimana cara agar aku dapat mengikuti lomba tersebut?"

"Aku yang akan mencalonkanmu."

Seketika, hatiku berbunga bunga, aku sangat senang sekali, tapi, Jac akan mencalonkanku dengan siapa?

"Tap--"

"Aku akan mencalonkanmu dengan Ava. Tenang saja, aku tau apa maumu." Sahut nya dengan senyum miring ciri khas nya.

Oh Tuhan, aku sangat bahagia sekarang.

"Waaaa!!! Terima kasiihhh Jac!!!! Kau memang baik!!" Aku berteriak kencang seperti orang yang barusan keluar dari rumah sakit jiwa.

Lalu, aku keluar dari ruang osis dengan langkah santai karena akhirnya usahaku berhasil.

Ddrrtt.. Ddrrtt...

Suara dari ponselku membuat kegiranganku buyar. Segera kubuka lockscreenku yang bergambar fotoku dengan Ava saat aku sedang di Bali, aku tersenyum singkat sampai sampai senyumku memudar dikarenakan terdapat dua iMessage dari 'nomor tidak diketahui' itu lagi.

Dia lagi dia lagi.

Siapa sebenarnya orang itu?

Membuat kepalaku pusing saja.

To Shawn : Maaf Shawn, hari ini aku tidak dapat masuk sekolah, aku tidak bisa memata matai mu lagi. Maafkan aku.

Siapa yang peduli terhadapmu?

Aku malah bahagia kalau kau tidak masuk, brengsek

To Shawn : Jack and Jack ya? Teman mu yang hilang itu? Kasihan sekali kau Shawn, aku saja sudah menemukan mereka duluan sebelum polisi yang menemukannya

"Bajingan!!"

Aku menendang pot bunga di sebelahku sebagai bahan pelampiasan amarahku.

Aku sudah tak dapat lagi menahan teror sms itu.

Sekarang ketakutan menyelimutiku.

Ia tau semua masalah pribadiku, siapa dia sebenarnya?

Apakah aku mengenalnya?

Apapun itu, pasti dulu ia pernah menjadi teman dekatku.

"Ada apa denganmu, Shawn? Tadi kau sudah menari nari bahagia, dan sekarang pot itu terguling akibat ulahmu. Hati hati kalau ada guru yang tahu tentang pot itu, kau bisa dihukum karena merusak lingkungan sekolah, Shawn." Celoteh Nash yang tiba tiba muncul di belakangku.

Aku terduduk lemas di tangga.

Nash pun ikut melakukan hal yang sama.

"Ayolah Shawn, ceritakan padaku, apa yang terjadi?"

Aku terdiam sebentar. Kemudian, aku menyerahkan iphone ku ke tangan Nash. "Baca ini."

Nash membaca pesan pertama dengan sedikit tenang.

Sampai ia membaca pesan yang kedua.

Matanya membulat hebat, mulutnya membungkam, pelipisnya yang tadi tidak terkena apa apa sekarang sudah basah akibat keringatnya.

Ia melemas dan mengembalikan iphone ku.

Ia bersandar di tembok sebelahnya sambil menghadap kearahku.

"Siapa dia sebenarnya?" Ujar nya dengan parau.
______________________________

Makin penasaran engga?
Eheheh, maaf ya kalau cerita nya makin absurd and abal abal.

Semoga kalian suka kelanjutannya
:)

I wanna say thank you to you guys who already read and vote this fanfic :") GOD BLESS YOU.

Lope yuu!
Piece out.
- elvasavania

Only You - Shawn Mendes (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang