Separasi

27.1K 4.1K 201
                                        

Pak Roby dengan tarikan satu napas bertanya.

"Kalian tidak apa apa? Tidak ada yang tergigit kan? Kalian minumlah, ada minuman didalam tas bapak, Gerald tolong buka tas bapak dan bagikan minumannya kebelakang"

Gerald membuka tas yang berada disebelah kakinya dan membagikan air kemasan botol kepada kami.

Aku belum pernah merasa sesenang itu ketika melihat air kemasan. Kami meminumnya dengan rakus, seperti orang-orang di iklan minuman energi kuning.

"Kuharap esok pagi aku akan terbangun didunia nyataku"  Alma membisik, memandangi gelas kemasannya yang sudah kosong.
"Ini mustahil keadaan yang nyata."

"Dan kalian kenapa tidak berlindung disekolah?"
Tanya Pak Roby mendadak.
"Bapak rasa sekolah itu cukup aman dan kuat untuk dijadikan tempat berlindung."

Gerald dengan nada getir menceritakan seluruhnya apa yang terjadi, pengepungan zombie dan bala bantuan yang tak kunjung datang.

"Jadi kami memutuskan untuk pergi meninggalkan sekolah, dengan harapan mencari bantuan atau mencari tempat yang lebih aman. Walaupun terdengar amat beresiko, tapi kami memilih resiko itu, dari pada menunggu sia-sia sampai zombie itu berhasil merubuhkan pagar."

Pak Roby terdiam, sempat kukira  takkan memberi komentar hingga ia akhirnya mengeluarkan nada suara yang hampir terdengar seperti gumaman.

"Hari ini memang seperti mimpi bagi kita semua, mimpi buruk yang menjadi kenyataan,"
Pak Roby berdeham kecil dan kembali melanjutkan.
"Bapak sama sekali tidak tau apa yang terjadi. Kemarin baru pulang dari Bandung sehabis acara seminar matematika. Pada saat pulang, bapak malah terkena demam parah, biasanya jarang seperti itu--"

Gerald bergidik.

Melihat ekspresi Gerald Pak Roby langsung membantah.

"Bukan!! bapak hanya sakit kecapean biasa, bukan terjangkit sakit aneh kanibal--"
Pak Roby seperti terhenyak, kehilangan kata.
"Pokoknya sekarang bapak sudah merasa enakan. Itulah mengapa bapak tidak masuk har-"

Ucapan pak Roby terpotong karena saat itu ada tiga zombie di berada dijalan depan, Dan beberapa potongan tubuh dan mayat berserakan.

Gery yang sedari tadi diam saja terlihat akan segera muntah.

"Mungkin ini tempat kerusuhan yang diceritakan sebelumnya oleh orang tua murid ketika di ruang guru"
Kata Alma lemas.

Mobil kami lewat tanpa ada halangan dari zombie itu, sepertinya mereka sudah terlalu sibuk dengan 'makanan'nya.

"Apa kalian sudah mencoba menghubungi keluarga kalian?" Tanya Pak Roby.

Alma menceritakan tentang ibu dan neneknya yang tak dapat dihubungi, Gerald yang bernasib sama dengan Alma, ibunya juga tak ada kabar, Sam yang merana sekali karena orangtua bersama kakak sepupunya dapat dihubungi, namun pada jam berikutnya tidak.

Aku yang menghubungi kakakku namun tidak dijawab. Yang satu-satunya keluarganya dapat dihubungi dan dikonfirmasi aman adalah keluarganya Gery.

Mereka sekarang ditempat rumah perlindungan di pulau komodo yang kebetulan sebelumnya sedang berlibur disana semenjak liburan naik kelas. Hanya Gery yang sialnya pulang duluan karena harus kembali masuk sekolah.

"Kakakmu itu, seingat bapak dulu bukannya pegawai kemiliteran-"

Aku menghembuskan napas.
"Y-ya memang- dia memang-tapi-"

Semua kawanku menoleh memandangiku yang tak mampu melanjutkan omongan.

"Yah setidaknya ada satu cerita positif dari keluarga Gery, mereka aman kan, disana,"
Pak Roby melanjutkan.
"Berarti masih ada kekuatan militer berkumpul ditempat tempat tertentu membentuk tempat aman untuk yang selamat. Kita hanya tinggal mencarinya saja."

RED CITY : ISOLATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang