Sistem

21.9K 3.3K 170
                                        

Rasanya aku baru saja memejamkan mataku kemudian mendengar suara Prajurit Felix yang terdengar riang.

"Bangun, hei bangun Luce!"
Ucapnya sambil menggoncang bahu kiriku.

Agak susah untuk membuka mata, karena kelopak mataku terasa lengket oleh debu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agak susah untuk membuka mata, karena kelopak mataku terasa lengket oleh debu.

Akibat tidak mencuci muka terlebih dahulu.

"Pulas sekali tidurmu,"
Sahut Prajurit Felix, aku melihat bayangannya samar berdiri disampingku.
"Sudah menganggap rumah sendiri ya sepertinya."

"Enak saja."
Sentakku sambil mengucek kedua mata.

Setelah mengerjap beberapa kali, sosok Prajurit Felix terlihat jelas.

Ia menggunakan baju dan celana bewarna biru gelap, terdapat logo rumah sakit di saku kirinya.

"Bagaimana hah,"
Prajurit Felix merentangkan kedua tangannya dengan jari sebelah kirinya menggenggam dua bungkusan hitam.
"Terlihat keren kan ahaha."

"Iy...a"
aku sedikit mendengus.

Memang sih dari perawakan, ia terlihat seperti salah satu dokter muda di rumah sakit ini, mengabaikan model rambut undercutnya yang agak panjang.

"Apa yang terjadi dengan bajumu?"

"Diruang laundry, dicuci. Perintah Kapten Ryan harus dicuci, tapi memang sih bajuku terkena noda darah si ekos-"

"Ekos!" pekikku.
Aku yang sempat melupakannya buru-buru bertanya.

"Bagaimana dia?"

"Parah!"
Prajurit Felix menjelaskan ketika menghampiri tempat tidur kosong didepanku dan duduk.
"Dia meronta terus, tak bisa menyalahkan sih kalau tanpa obat bius."

"Dia menjalani semua tahapan tanpa bius?!"

Prajurit Felix menyisir rambutnya yang setengah basah dengan jarinya.

"Tidak awalnya, setelah lukanya dibersihkan kembali dan dilakukan entah apa selanjutnya dilukanya itu, baru disuntik bius lokal."
Terhenti, ia mengusap belakang lehernya terlihat seperti merinding.
"Aku lebih banyak menatap ke tembok, rasanya tak sanggup melihatnya."

"Aku juga niatnya tadi duduk menunggu diluar ruangan operasi, tapi mendengar dia berteriak seperti itu, rasanya juga tidak sanggup."

"Lalu akhirnya kau pergi mencari ruangan kosong untuk molor-"

"Ih gak begitu. Aku niatnya mencari Kapten Ryan tapi dia keburu hilang."

"Ah dia juga sudah diobati, Kapten Ryan, sekarang sedang di ruang cuci, berbicara rewel tentang kebersihan dan cara membersihkan rompi anti peluru yang baik dan benar pada pegawainya."
Prajurit Felix terkekeh.
"Makin kesini makin seperti penggila kebersihan Kapten kita itu!"

"Ya sepertinya."
Cengirku dengan mengangkat bahu.

"Ah aku lupa, Kapten juga menyuruh kau untuk mandi dan berganti pakaian."

RED CITY : ISOLATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang