Rasa-rasanya, diriku sudah mengalami hal-hal buruk yang umum menimpa manusia yang masih hidup di bumi.
Kehilangan orang tua di usia muda? Sudah kualami.
Hidup sendiri dan bermusuhan dengan kakak kandung sendiri? Sedang kualami.
Aku tahu keadaan buru...
"Itu dia, hotelnya." Gery menunjuk ketika mematikan mesin.
Mobil sekarang berada tepat didepan pagar hotel.
Alma mengeluarkan napas panjang, seakan dilanda khawatir akan idenya ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kami pun menatap kesekeliling, mengecek keadaan lingkungan sekitar sebelum turun dengan bantuan lampu lampu jalan yang berwana kekuningan.
Tidak terlalu besar hotelnya, sepertinya hanya tujuh tingkat, namun terlihat mewah dan klasik. Plang nama hotelnya diatas menyala berwarna neon oranye, bertuliskan The Crown Hotel berbentuk huruf sambung, menempel pada tembok bangunan hotel yang terbuat dari marmer cokelat muda.
Ada tangki air besar berdiri tegak diatapnya. Serta halaman parkir luas mengelilingi gedung serta pintu pagar besi hitam tinggi membentang tertutup didepannya.
Setelah yakin situasinya aman, kami keluar mobil bersama dan mengendap endap mendekati hotel.
Gery paling depan mendekati pintu pagar diikuti aku dan Alma.
Gerald membuatku terkejut dengan tiba tiba melewatiku dan mendekati pagar disisi lain.
Aku pun menengok kebelakang, melihat Sam berdiri mengawasi sekeliling jalan.
Dan pagar utama itu terkunci, tentunya. Tetapi untungnya Gerald menemukan pagar lain untuk dimasuki perorangan, yang sedikit terbuka didekat pos satpam hotel disamping gedung.
Kami memasuki pagar dengan menyelipkan badan satu persatu dengan tidak lupa menutupnya kembali.
Gerald merutuk ketika menemukan pintu masuk utama gedung depan yang terkunci.
Ia menggesturkan tangannya, mengajak menyusuri bagian samping hotel.
Kami berjalan semakin berdempetan, semakin waspada. Setelah menemukan satu dua pintu terkunci, kami menemukan pintu ketiga, yang berada hampir mengarah ke belakang gedung.
"Aku harap pintu ini terbuka." Doa Alma.
Gerald memutar gagang pintu penuh, ketika terdengar bunyi 'klik' tanda pintu tak terkunci,
ia pun menengok kebelakang kembali.
Kami memberi anggukan persetujuan padanya.
Ia pun maju mendorong buka pintunya lebih lebar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
