Misi

21.6K 3.5K 286
                                    

Aku menempel ketat dibelakang Kapten Ryan. Diikuti Prajurit Felix dibelakang. Melangkah sambil sesekali menendang ceceran botol semir sepatu yang sudah pecah menghalangi jalan.

Terdapat sendal yang sudah tercecer didekat rak. Aku coba memungut sendal yang kira kira sesuai ukuran kakiku.

"Ah kebesaran satu nomor."
Elakku dan melempar kembali sendal itu kelantai.

Kapten menggeser sedikit rak yang menutupi tumpukan dibawahnya. Setelah menggeser ia mengais sepatu dan sendal itu keluar.

"Hayo pilih luce."
Kapten Ryan menujuk ke sepatu bewarna biru gelap.
"Itu aganya tidak terlalu besar."

"Hey ya juga!"
Aku mencoba sepatu bermodel loafer berukuran tiga sembilan itu dan menghela nafas panjang.

"Tapi modelnya kuno sekali,"

Kapten mengerenyit.
"Serius deh luce, disaat seperti ini masih memikirkan mode?"

"Tidak," Aku mengangkat bahu.
"Hanya memberi pendapat, okay aku akan memakai sepatu ini."

Kapten Ryan tampak puas melihat kakiku yang sekarang sudah beralaskan sepatu.
Kami berjalan kembali mendekati rak baju yang untungnya masih berdiri tegak.

Aku langsung mengambil baju lengan panjang tanpa kerah bewarna putih polos. Dan celana jeans bewarna biru tua yang pertama kulihat saat mendekati rak.

"Aku akan mengganti baju dibelakang rak ini," Umumku.

Kapten Ryan mengangguk dan Prajurit Felix hanya diam melihat lihat deretan kaus didepannya.

Akhirnya!

Senang bisa menyingkirkan jubah mandi hotel dan berpakaian secara normal dan layak. Aku bahkan melempar jauh jubah sampai melayang dan jatuh ke ujung rak.

"Bagaimana?"
Aku keluar memperlihatkan penampilan baruku dan menemukan hanya ada Kapten Ryan yang menatap jauh ke arah pintu masuk.

"Kemana Prajurit Felix?"

"Dia ingin mengambil beberapa barang yang perlu untuk kita bawa."
Kapten memandangku secara keseluruhan.
"Pas sekali tuh bajunya."

Aku mengangguk dan tersenyum.

"Baiklah ayo, kamu pilih kembali masing masing pakaian untuk teman temanmu!"

Aku memilihkan model baju yang sama denganku untuk Alma namun bewarna biru dan jeans biru tua.

Yang bermasalah pakaian untuk Gery, Gerald dan Sam.

Aku tidak mengetahui ukuran kemeja mereka, terlebih ukuran celana. Takut sekali jika malah kedodoran ketika dipakai.

"Kenapa lagi?"
Tanya Kapten yang sepertinya memperhatikan kerutan didahiku.

"Untuk tiga teman yang cowok-"

"Bingung memperkirakan ukuran ya?"

Aku mengangguk.

Ia pun akhirnya membantu memperkirakan.

Tangan kami pun penuh dengan pakaian. Aku sampai menggantung jeans di sisi kanan kiri bahuku.

Kapten akhirnya meninggalkanku sebentar dan kembali dengan kereta belanja dorong.

Aku menaruh baju baju itu ke dalam kereta. Sekilas aku melihat beberapa kali bayangan prajurit Felix yang bersemangat mondar mandir, meneliti barang yang tercecer maupun yang berada dirak untuk diambil.

Kami mendorong kereta dan melihat rak lainnya. Aku yang sebelumnya berpikir pakaian yang diambil sudah cukup, jadi ingin memulung pakaian lebih banyak lagi setelah melihat rak terakhir bagian jaket.

RED CITY : ISOLATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang