Rasa-rasanya, diriku sudah mengalami hal-hal buruk yang umum menimpa manusia yang masih hidup di bumi.
Kehilangan orang tua di usia muda? Sudah kualami.
Hidup sendiri dan bermusuhan dengan kakak kandung sendiri? Sedang kualami.
Aku tahu keadaan buru...
Ternyata tidak jauh dari tempat Sam berdiri, terdapat kumpulan zombie yang telah menyadari keberadaan kami sekarang.
WRAAAAAAAAGH!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sam yang membeku ditempat ditarik paksa oleh Gery untuk berlari menghindar.
Gerombolan para murid yang mengikuti kami terpecah, berhamburan dengan berteriak histeris semua berlari mengambil jalan masing-masing. bahkan ada sebagian murid berlari kembali ke pagar sekolah.
"KITA JANGAN SAMPAI TERPISAH!!" Teriak Gerald sambil mendorongiku, berusaha mengabaikan suara raungan kencang kumpulan zombie yang mengejar kami.
Kami berdua ikut berlari ke tikungan kanan, arah sebaliknya dari yang Sam ambil sebelumnya.
Gery, Sam, dan Alma sudah berlari jauh didepan.
Oh Tuhan.
Aku mendengar suara menjerit - jerit dan meminta tolong dibelakang kami.
Sepertinya zombie zombie itu berhasil menangkap beberapa murid.
"Jangan lihat kebelakang!" Sentak Gerald penuh ketakutan ketika aku ingin menengok.
Sepertinya terjadi pembantaian berdarah dibelakang kami.
"LARI TERUS AYOO!!" Gerald meneriakkan kata itu terus bagai mantra.
Walaupun berlari dengan kecepatan penuh, aku mendengar suara raungan dan derapan kaki kerumunan zombie itu masih dekat dibelakang kami. Aku tidak berani menoleh. Jantungku berdegup kencang sekali.
DRAPDRAPDRAP!!
Kami terus berlari tak tentu arah, suara derapan kaki kami berlari menggema disekitar jalan. Kami berusaha fokus melarikan diri dari zombie secepat mungkin.
Aku mulai merasa lelah karena terus berlari. Alma dan Sam pun terlihat melambat.
"JANGAN BERHENTI!!... TERUS BERLARI JIKA KAMU MASIH INGIN HIDUP!!" Teriak Gerald.
Kami terus berlari melewati barisan perumahan yang tembus sampai di jalan raya.
Namun tak ada satu mobil pun lewat. Aku melihat kesekitar, hanya ada kami berlima 'manusia' yang berlari dijalan itu.
Aku memberanikan diri sekarang untuk menengok kebelakang.
Gerombolan zombie itu berjarak mulai jauh dari kami namun masih tetap mengejar.
Jumlah mereka kurasa sudah berkurang tapi sayangnya tidak mengurangi level ketakutanku.
Napasku pun akhirnya mulai tersengal. Semua ototku terasa nyeri terbakar.
"Oh Tuhan aku sudah tak kuat lagi berlari," Keluhku merasa ingin menyerah.
Di saat yang sangat merana itu, sepertinya Tuhan akhirnya menjawab, karena kami melihat mobil SUV dari kejauhan di depan melaju semakin dekat ke arah kami.
"TOOLOONG TOLOONG KAMI!!" Alma berteriak memohon.
Sesaat kupikir mobil itu akan terus melaju,
"KALIAN MASUK CEPAT!!" Teriak si pengemudi sambil mendorong buka pintu depan penumpang depan dengan satu tangan. Ia mengurangi kecepatan, namun tetap melaju.
Aku kembali berlari dengan kecepatan penuh. Kami berlomba memasuki mobil, Gerald berhasil masuk ke pintu penumpang depan.
Alma masuk ke pintu penumpang belakang disusul dengan Aku, Gery, Sedangkan Sam tertinggal bersusah payah berusaha mengejar mobil.
Kami bertiga duduk berhimpitan, berusaha menyisakan tempat untuk Sam. Setelah Sam berhasil masuk dan menutup pintu, mobil kembali dipacu cepat.
Mobil kami meluncur tepat ke arah kerumunan zombie.
Kumpulan zombie bertambah keras meraung dan mencoba menghadang mobil kami.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku lihat si pengemudi semakin menekan dalam pedal gasnya.
Melaju dengan kecepatan penuh, mobil kami akhirnya menabrak dan melindas beberapa zombie.
DRAGDRAGDRAG!!
Kaca depan mobil retak terkena hempasan badan zombie yang tertabrak dan menyisakan bercak darah melumuri sebagian kaca.
Mobil terus melaju kencang, meninggalkan kumpulan zombie itu. Melaju mengeluarkan kami dari zona bahaya.
Kami semua bertepuk tangan sambil menangis, karena sudah lolos dari makhluk itu.
"Waw cara menyetir yang hebat Pak!!" Sahut Gerald yang sudah lebih dulu menguasai diri dan menepuki bahu si pengemudi. "LHO?" Gerald terlihat terkejut. "PAK ROBY?!"