Pelajaran Matematika berakhir jam setengah sembilan. Dilanjutkan dengan pelajaran olahraga.
Aku pun berpisah dengan Gerald dan Gery untuk menuju keruang ganti.
Dengan langkah hati-hati aku menghampiri teman sekelasku yang lain yaitu Dian dan Lia.
Untung ternyata, kekesalan mereka terhadap penyitaan gadget telah menguap. Dengan santai, kami bersama-sama pergi keruang ganti pakaian.
Saat berganti baju, kami pun membahas tentang tidak hadirnya Stefy.
"Well semalam Stefy masuk rumah sakit-"
Lia berfikir sejenak,
"Iya kurasa saat tengah malam.""Masa?!"
Sahutku dengan penuh keterkejutan dan heran mengapa Stefy tidak ada cerita hal penting tersebut padaku.Atau setidaknya mengirimkan pesan.
Lia sepertinya membaca raut wajah kekecewaanku serta wajah penasaran Dian yang sedang mengikat rambut panjang keritingnya dan buru-buru menjelaskan.
"Oh dia juga belum ada cerita ya,"
Lanjutnya dengan nada terkejut.Aku menggeleng.
Ia menepuk bahuku sekarang.
"Tak usah kecewa karena dia tidak cerita Lucy, mungkin karena tidak mau membuat khawatir atau dia tidak sempat. Lagipula aku bisa mengetahui hal ini karena bertetangga langsung dengannya. Jika tidak, ya aku pasti juga takkan tahu.""I..yah."
Gumamku."Menurut tetanggaku sih yang tadi pagi bercerita, Stefy terluka akibat kerusuhan semalam dijalan."
Tambahnya."Serius?!-"
Ceplos Dian.
"-Kerusuhan apa?""Wah...entahlah,"
Tangan Lia sibuk melipat seragamnya.
"Aku terlalu mengantuk, jadi tak begitu dengar jelas. Malah terdengar aneh yang kudengar cerita seperti ada sosok monster manusia datang ke tepian pantai-"Aku tertawa seketika.
"Kau sepertinya tertukar suara ibumu dengan suara film yang diputar.""Hmm..kalau aku sih belum ada menonton tv semenjak semalam."
KAMU SEDANG MEMBACA
RED CITY : ISOLATION
AzioneRasa-rasanya, diriku sudah mengalami hal-hal buruk yang umum menimpa manusia yang masih hidup di bumi. Kehilangan orang tua di usia muda? Sudah kualami. Hidup sendiri dan bermusuhan dengan kakak kandung sendiri? Sedang kualami. Aku tahu keadaan buru...