Respon

26.3K 3.9K 141
                                    

Kami memutuskan hanya memancing zombie itu masuk kedalam ruangan kulkas penyimpan, dimana kami menaruh mayat satpam sebelumnya dan menguncinya dari luar.

Aku mempunyai ide untuk memancingnya masuk dengan melempar kaleng kedalam ruangan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mempunyai ide untuk memancingnya masuk dengan melempar kaleng kedalam ruangan itu.

Lemparan pertama, ia tidak langsung masuk, hanya mendekati pintu.

Sial!
Rutukku dalam hati.

Gery melotot tegang kepadaku karena ia berada tepat dibelakang pintu ruangan kulkas, bersembunyi.

Sedangkan aku bersembunyi di meja seberangnya kembali merangkak perlahan, mengambil dua kaleng soda yang tergeletak dekat lemari dan melihat si zombie muda masih mengendus endus sekelilingnya.

Kalengnya kutaruh dikiri kanan saku celana sebelum kembali merangkak, mendekati meja tempat aku akan kembali membidik dan melihat sekilas Gery yang semakin kecil menggencetkan badannya sendiri dibalik pintu besi itu.

Jika keadaan tidak seserius ini aku pasti akan tertawa terbahak-bahak melihat posisinya.

Ia mengucapkan kata 'cepat' tanpa suara.

Aku membidik dan melemparkan lagi kaleng soda
kedalam. Dan menunduk bersembunyi dengan cepat.

Terdengar suara 'tek' sekilas diikuti dengan suara rentetan piring berjatuhan karena sepertinya si zombie menabrak rak piring dekat pintu itu.

Aku pun kembali mengintip.

Si zombie dengan cara jalan yang kaku, mengabaikan pecahan kaca yang berserakan masuk kedalam ruangan kulkas.

"Gery ayo!"
Pekikku.

Dengan sigap Gery melompat membanting tutup pintu itu lalu memutar selot kunci pintunya.

Sang zombie yang menyadari telah dijebak berusaha mendobrak kembali dengan ganas.

Gery sempat terlonjak dan mundur menjauhi pintu.
"Pintunya sudah dikunci kan hahah-"
Komennya dengan gugup masih membelalak menatap pintu gesernya.
"Tak perlu kita membunuhnya, dia akan mati sendirinya diruangan itu!"

Untuk meredakan perasaan yang masih tegang dan jantung berdegup, kami mencoba meminum soda buah dingin yang ada dikulkas bening khusus minuman didekat rak piring dapur.

Aku lanjut bertanya pada Gery ketika mengambil beberapa botol air kemasan yang kardusnya tertumpuk dilantai, tentang apa yang ia perbincangkan terakhir saat berpisah dengan Pak Roby.

Karena seingatku, ia mengambil waktu yang lama ketika berpamitan.

"Aku--"
Mulainya sambil kembali menyeruput soda rasa jambu ditangan kirinya.
"Hanya bilang terimakasih dan minta maaf atas sikapku selama ini yang kurang menghormatinya,"

.

.

Kami kembali ke lobby.
Aku dan Gery sampai duluan disambut oleh pekikan lega Alma serta Russel yang berlari menghampiri kami.

RED CITY : ISOLATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang