Apokalips

19.2K 3K 819
                                        

Tuhan tidak!

Kakiku menendang-nendang, tanganku bergerak menahan cengkraman kencang tangannya di leherku.

Tak ada yang dapat menolongku sekarang.

Aku sendiri yang harus melawan zombie level dua ini.

Ia terus berteriak meraung, aku bisa merasakan giginya mencatuk semakin dekat dengan hembusan napas busuknya menerpa wajahku.

Grrrh..grrh..

"Emmph!"
Pekikku cepat memalingkan wajah ketika salivanya hampir mengenai ujung hidungku.

GRAAAAA-

Tidak!

SMACK!!

Kutarik tanganku kembali.

Zombie itu terdiam setelah ku layangkan pukulan keras tepat di wajahnya.

Kesadaran pun meliputiku.

Sepertinya sudah terkena rentetan peluru senapan SIG Prajurit Uri..

Zombienya mulai melemah!!

Aku menarik napas, kutekan kedua kakiku kuat-kuat lalu kugulingkan tubuhnya balik menjadi dibawahku.

Yes!

Tubuhku terguncang-guncang ketika menduduki dada menggeliatnya yang berusaha bangkit.

Sekarang gantian aku yang mencekik lehernya.

Ayo luce!! Ayooo..

Tangan kananku yang bebas, menyelip menarik keluar pistol pemberian Kapten yang berada di saku jaket depan.

GRAAA!!-

Kuselipkan jariku ke pelatuk,

Kutekan kekepalanya..

Mati kau!

DHAR!DHAR!DHAR!

Terdengar bunyi dentingan selongsong peluru kosong jatuh ketika aku berhenti menarik pelatuknya.
.

.

.

Aku diam menunggu.

Jika ia bergerak seinchi saja, akan ku tembak lagi.

.

.

.

Untungnya ia tetap diam.

Aku merasakan darahnya perlahan merembes,

menyentuh kedua sisi kulit kakiku yang bertumpu erat dilantai.

"Dia mati!!"

Aku mengerjap, membuang nafas.

"Zombienya mat-"

Drapdrapdrap-

Sial!

Mulutku sontak terkatup mendengar suara hentakan langkah kaki berlari tak jauh dariku.

Mutannya datang luce,

Oh tidak..

Mataku membelalak siaga ke sekelilingku yang gelap gulita.

Makhluk itu kan bisa melihat dalam gelap..

Napasku sudah tak terkendali.

Dia akan mencabikmu habis luce!!

Aku langsung berdiri tegak.

Seperti dua kawan tentaramu..

Mataku bergerak-gerak liar, kuacungkan pistolku kesekeliling.

RED CITY : ISOLATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang