Rasa-rasanya, diriku sudah mengalami hal-hal buruk yang umum menimpa manusia yang masih hidup di bumi.
Kehilangan orang tua di usia muda? Sudah kualami.
Hidup sendiri dan bermusuhan dengan kakak kandung sendiri? Sedang kualami.
Aku tahu keadaan buru...
Tak ada banyak hal yang dilakukan sepanjang pagi sampai siang hari.
Memasuki sore hari, kami memutuskan memainkan permainan monopoli diselip dalam tas isi sepatu yang sepertinya diambil oleh Prajurit Felix dari swalayan sebelumnya.
Dan hanya ada aku, Sam, Gery juga Gerald di lobby. Bermain dengan santai dikelilingi oleh cemilan keripik gandum sehat dari lemari dapur yang sekarang bungkusnya berserakan dilantai dekat kaki kami masing-masing.
Aku sedang mengunyah dengan hikmat ketika tiba-tiba Sam melontarkanku sebuah pertanyaan.
"Aku penasaran,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Letkol seperti apa sih luce?"
"Hmm?" Sahutku pendek.
Sam mengambil jeda dalam bertanya untuk menjatuhkan dulu dadunya.
Ia mendapat tujuh langkah maju dan mengambil sebuah kartu hijau 'kesempatan'.
"Dapat uang seribu dollar!"
Pengumuman itu membuat Gery meringis sebal. Sam semakin menguasai saja permainan.
"Luce?" Panggil Sam sambil menjulurkan tangannya.
Aku yang berperan sebagai 'Bank penyimpan' pun memberikan selembar uang seribu dollar yang bewarna kebiruan ke tangannya yang bergerak antusias naik turun.
"Giliranmu Gerald!" Sam mengingatkan.
Gerald mengumpulkan kembali dadunya dan mengocoknya dengan hikmat.
"Iya Letkol-abangmu itu luce," Lanjut Sam. "Dia galak atau tidak?"
"Galak, galak parah!" Sahut Gerald diseberangku yang sedang menjatuhkan dadunya ke meja. "Kucing yang lewat suka di tendangi lho sama dia sampai masuk got!"
Aku dan Gery mendengus.
"Ah," Sam mengkerut. "Parah juga ya-"
"Itu cuma bercanda Sam!" Mataku bergerak melihat Gerald yang memajukan pionnya empat langkah dan berhenti dikotak bergambar Sphinx. "Mau beli estate di Mesir, Gerald?"
Ia pun mengangguk.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.