Chapter 14

196 12 2
                                    

Anyeong


Maylisa Pov

Perjalanan pulang ke apartment aku selalu terbayang oleh wajah Min Yoongi itu begitu dekat dengan wajahku, ahh jjinja dia sungguh memiliki pesona swag yang memikat.

Sesampai di apartment kubuka pintu apartment pelan, sepi dan gelap tidak ada orang di apartment, ke mana perginya mereka berdua.

Aku berjalan ke kamar untuk merebahkan badanku sebentar di atas kasur untuk sekedar beristirahat.

*Hah ini baru hari pertama Maylisa kau harus kuat* batinku memberi semangat pada diriku sendiri.

Maylisa pov end


.
.
.
.
.
.





Waktu berjalan cepat tak terasa sudah setengah bulan/15 hari lamanya aku bekeja untuk Jimin, sebentar lagi yaa sebentar lagi aku akan bebas, dan hubunganku dengan Suga juga semakin dekat, dia sering membantuku menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Jimin padaku, kita sering memasak bersama, becanda dan seperti biasa di saat itu pula Jimin slalu memasang tatapan deathglare nya.

Entah aku tak tau mengapa dia bisa seperti itu setiap aku sedang bersama Yoongi.

Dan sekarang dengan kebiasaan yang sama aku berada di dorm Jimin, dan seperti biasa tatapan dinginnya.

Maylisa pov end




Jimin pov

"Kau sudah datang" kataku mengagetkan Maylisa yang sudah berada di ruang tengah.

"Ah Ne" katanya dengan senyum manisnya tapi selalu saja ku balas dengan tatapan dinginku.

"Yasudah kerjakan seperti biasa yang aku suruhkan padamu" kataku meninggalkannya.
Dia mulai mengerjakan setiap pekerjaan yang aku suruhkan kepadanya.

Siang mulai menyapa dan entah mengapa Hope hyung pulang lebih cepat juga Yoongi hyung, hah kalau Yoongi hyung aku sudah tau alasan kenapa dia selalu pulang lebih awal dan membolos untuk apa lagi kalo tidak untuk membantu Maylisa dan entah mengapa pada saat itu juga aku sungguh sangat merasa sakit.

Aku hanya dapat mengintip mereka berdua dari dalam kamar hingga aku tak sadar sedari tadi Hope hyung memperhatikanku.

"Yak Pabo kau kenapa ?" tanya Hope hyung yang seketika mengagetkanku.

"ahh ania, tidak apa apa hyung" jawabku dengan tersenyum.
Karena Hope hyung belum puas akan jawaban yang ia dapat, ia mendekatiku untuk melihat apa yang ku lihat.

"Kau menyukai nya ?" tanya nya yang sontak berhasil membuat pipiku memerah.

"Ah ania mana mungkin aku menyukainya" jawabku sembari duduk di pinggir kasurku menjauh dari pintu kamarku.

"Sudahlah kau tidak bisa menyembunyikannya dariku, jujur saja padaku percuma kau berbohong" kata Hope hyung dengan melipat kedua tangannya di dada.

"Aku tak tau, entah mengapa aku slalu sakit saat melihatnya bersama Yoongi hyung" kataku dengan pandangan ke depan dan kosong.

"Yakk dasar pabo itu artinya di dalam lubuk hatimu yang paling dalam kau menyukainya" jawab Hopie hyung yang sukses membuatku langsung melihatnya lekat.

"Ah tapi aku tak bisa" jawabku kembali dengan pandangan kosongku.

"We ?" tanya Hope hyung.

"Karena aku tak mau menyakiti Yoongi hyung aku lihat Yoongi hyung sangat bahagia saat berasama Maylisa" jawabku dengan cengiranku.

"Tapi kau juga berhak untuk memberitahu perasaanmu pada Maylisa" kata Hopie hyung berjalan untuk tidur di kasurnya.

"Iyaa mungkin nanti" jawabku merebahkan badanku dan mulai tidur.

Akhir bulan ini aku berencana memeriksakan penyakitku, baik buruk aku harus kuat menerimanya, walau ku tau hall buruk yang akan ku dapat.

.
.
.
.
.

Waktu berlalu, kurang seminggu Maylisa bekerja di sini dan hanya waktu seminggu juga aku dapat melihatnya.

"Jimin-ahh aku punya kabar untukmu" kata Hope hyung mengagetkan ku.

"We ? Apa hyung ?" tanyaku penasaran.

"Maylisa.... Maylisa...." kata Hope hyung dengan tersenggal senggal.

"We ? Kenapa dengan dia ?" tanyaku semakin penasaran.

"Diaa.. Dia... Sudah.... Sudahh.. Sudahh... Berpacaran dengan Yoongi" katanya sembari memegang pundakku.

Aku tertegun tak bisa berkata apa apa, hatiku sudah pecah hancur berantakan, setetes demi setetes air mata keluar dari ujung mataku. Dan aku sudah tak sadarkan diri.

Jimin pov end



Sampai di sini dulu nyakk
Hehe
Gumaweo

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang