Chapter 16

180 9 2
                                    

Anyeong mumpun ada ide nihh hahahaha




Jimin pov

Pagi itu aku sudah menunggunya di ruang tamu dorm BTS, tak lama aku menunggu dia sudah datang, mengetuk pintu pelan dan memberi salam dari balik pintu terlihat wanita yang cantik natural dia begitu istimewa bagiku dengan celana jeans panjang, baju putih polos juga jaket yang sedikit kebesaran untuknya tak lupa converse merahnya sungguh dia adalah ciptaan terindah yang telah Tuhan cipta tak sadar aku terlalu asik memperhatikannya hingga suaranya menyadarkanku dari lamuanku menikmati keindahan yang Tuhan cipta.
"Ahh kau sudah datang, baik ini hari terakhirmu dan tugas terakhirmu tolong antar aku ke dokter" kataku dengan untuk pertama kalinya aku menunjukan senyumku padanya, yaa hari terakhir tak akan kubuat dia menderita lagk akibat sifat dinginku ini.
Entah mungkin dia terkejut melihatku untuk pertama kalinya tersenyum manis padanya membuatnya terdiam sejenak memperhatikan senyumku.
"Ah Ne Jimin-ah dengan senangnya" jawabnya dengan cengirannya sungguh manis sekali.
"Gatjja gatjja" jawabku sembari bangkit dari dudukku dan dibantu olehnya.

Selama di mobil kita hanya diam hingga aku memberanikan membuka obrolan untuk mencairkan suasana, kan sudah aku bilang aku tak ingin menyianyiakan hari terakhir ini.
"Jadi tugas sekolah mu semakin banyak ya selama kau bekerja di dorm ku ?" Tanyaku canggung.
"Ahh ania, biasa saja ya walau banyak tapi aku melakukannya dengan ikhlas jadi tidak terasa berat Jimin-ahh" katanya sembari tersenyum padaku.
Dia selalu saja membuatku terpesona.
"Mianhe Maylisa-ahh aku sudah menyusahkanmu" kataku dengan tatapan kosong memutar kembali kenangan masa lalu di mana setiap hari aku bisa melihat wajahnya, menatap matanya, menikmati senyum manisnya.
"Hahaha ania Jimin-ah kau tak perlu meminta maaf justru harusnya aku yang meminta maaf karena aku kau jadi seperti ini, mian-he" katanya sesekali menatapku lekat karena posisinya yang sedang menyetir.
"Ne, kau sudah aku maafkan Maylisa-ahh" jawabku sembari tersenyum padanya.

Sesampainya di rumah sakit jantungku terus berdetak tak karuan karena sebenarnya aku sudah tau apa yang bermasalah pada perutku khusunya pada ginjal ku ini.

Aku memasuki ruang periksa, aku meminta Maylisa menunggu di luar karena aku tak mau dia tau kenyataan perih yang harus aku hadapi.

Tak selang beberapa lama hasil pemeriksaanpun keluar.
Dokter menjelaskan apa yang terjadi yang sebenarnya sudah aku ketahui, harusnya aku menjalani rawat inap hari itu juga tapi aku mohon supaya aku menjalaninya pada besuk hari karena apa yang telah aku bilang aku tak ingin kehilangan hari terakhir ini, dengan segala kekuatan aku memohon pada dokter hingga dia mengijinkan namun dengan catatan aku tidak boleh terlalu lelah.

Aku keluar ruang pemeriksaan berusaha menyembunyikan hati hancur berkat hasil pemeriksaan tadi darinya.
"Bagaimana Jimin-ah ?" Tanyanya khawatir.
"Haha aku sudah mulai membaik dan sebentar lagi aku bisa masuk sekolah kembali" kataku dengan senyum yang menyimpan sejuta perih di hati.
"Hah untunglahh" jawabnya senang tanpa sadar dia memelukku aku merasakan pelukan hangat darinya sangat hangat dan nyaman hingga aku dapat merasakan detak jantungnya yang berdetak cepat mungkin selama dia menunggu dia mengkhawatirkanku.
Hingga tanpa sadar tanganku turut memeluknya seakan aku tak ingin pelukannya lepas dariku.
Namun dia sadar akan apa yang dilakukannya dan melepas pelukan hangatnya.
"Ah mian-he Jimin-ah" katanya menunduk.
"Haha Ne, Maylisa-ahh tak apa" kataku dengan cengiranku.

Jimin Pov End




................




Author pov

Entah apa yang merasuki Maylisa dia tanpa sadar memeluk Jimin erat sekali seakan takut Jimin meninggalkannya, namun tak lama ia sadar akan apa yang ia lakukan.
"Ah mian-he Jimin-ah" katanya dengan menunduk.
"Haha Ne, Maylisa-ahh tak apa" jawab Jimin dengan cengirannya.
Entah mengapa semenjak tadi pagi saat pertama kali Maylisa melihat senyum manis Jimin ia seperti terhipnotis dan tak ingin senyum manis itu hilang, Maylisa bahagia saat ia melihat Jimin bahagia entah kenapa bisa seperti itu Maylisa sendiri tak tau penyebabnya padahal dia sendiri tau bahwa dia sudah menjadi kepunyaan Yoongi tapi dia tak bisa lepaskan pikirannya dari sosok Jimin kepalanya selalu dipenuhi oleh Jimin bahkan sebenarnya dia sungguh sangat sakit dan tersiksa setiap Jimin selalu menampakan wajah dinginnya.
"Lalu kita akan kemana Jimin-ah ?" Tanya Maylisa yang berjalan di samping menyusuri lorong rumah sakit.
"Pergi berjalan jalan" kata Jimin menatap Maylisa dengan senyumnya.
"Jalan jalan ? Bukankah...." belum sempat Maylisa menyelesaikan perkataannya Jimin sudah menggandeng tangannya dan berlari menuju parkiran.

"Yakk Jimin-ah tak perlu kau lari kau kan masih sakit" kata Maylisa dengan besandar pada mobil terengah engah.
"Hahaha mian-he Maylisa-ahh, aku sudah lama tidak berlari" jawabnya dengan cengirannya.
"Cihh dasar" jawab Maylisa tak lupa bibir poutnya.
"Kau semakin kyouta jika seperti itu" kata Jimin lirih namun dapat terdengar oleh Maylisa.
"Gumawo" jawab Maylisa yang membuat Jimin kaget karena dipikirnya Maylisa tak akan mendengar perkataannya.
"Kau mendengarnya" jawab Jimin dengan menggaruk kepalanya.
"Hihihihi" kekeh Maylisa memasuki mobil namun sebenarnya dia sungguh sangat bahagia karena pujian Jimin.
"Ahh jjinjja" kata Jimin mengkrutuki dirinya yang ceroboh.

Mereka pergi ke taman bermain di mana ada banyak wahana yang bisa mereka nikmati, seharian penuh mereka bersenang senang, tertawa, mengobrol, memakan gula gula, menghabiskan waktu hanya berdua, lama kelamaan mereka juga sudah tidak canggung antara satu dengan yang lain, saling memberi perhatian dan mengungkapkan kasih sayang melalui perbuatan mereka satu dengan yang lain.
"Saranghae Maylisa-ah" batin Jimin menatap Maylisa lekat dengan senyum manisnya berjalan dengan tangan kanan menggandeng tangan Maylisa dan belanjaan ditangan kirinya menuju danau dekat taman bermain itu.
"Saranghae Jimin-ah" batin Maylisa menatap Jimin dengan tangan kirinya digandeng Jimin dan tangan kanan memegang gula gula mengikuti Jimin melangkah.
"Kita istirahat di sini dulu yaa" kata Jimin meletakan belanjaannya.
"Ne" jawab Maylisa duduk disamping Jimin.
Mereka berdua duduk dibawah pohon rindang sambil menatap pemandangan yang sungguh indah, matahari terbenam berwarna kuning keemasan.

"Maylisa-ahh, aku ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu" kata Jimin menatap Maylisa.
"Ne, ada apa Jimin-ahh" jawab Maylisa menatap Jimin dan sekarang mereka saling menatap.
"Saranghae" kata Jimin dengan senyum manisnya dan mata yang berkaca kaca.
Namun belum sempat Maylisa menjawab Jimin menjerit kesakitan, yaa sakit yang sedari tadi ia tahan akhirnya tak terbendung lagi, hingga menangis Jimin dibuatnya karena sakit yang luarbiasa itu.
Ia tersungkur dipangkuan Maylisa dengan meringis kesakitan mencoba menahan sakitnya.
"We Jimin-ah, gwenchana, kau kenapa ? Jimin-ah" kata Maylisa menggoyang goyang badan Jimin tanpa sadar tetesan air mata mengalir di pipinya.
Namun Jimin tak merespon Maylisa.
"Jimin-ahh" teriak Maylisa semakin kencang dan tangisannya yang terisak isak karena rasa khawatirnya yang sudah dipuncak.
Hingga Jimin tak sadarkan diri dipangkuan Maylisa karena rasa sakitnya yang luarbiasa sakit.
"Jimin-ahh, Jimin-ahh bangunn Jimin-ahh, saranghae Jimin-ahh kau jangan pergi kau jangan pergi jangan tinggalkan aku sendiri, Jimin-ahh kau bilang kau sudah pulih tapi kenapa kau seperti ini, Jimin-ahh bangun, saranghae Jimin-ah" kata Maylisa memeluk Jimin yang sudah tak sadarkan diri dipangkuannya dengan air mata yang semakin deras dan terisak isak.




Hahahaha
Sudah yaa segini dulu biar tambah dedekan
Huhuhuhu
Anyeong
Makasihh

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang