Chapter 41

76 3 0
                                    

Anyeong
Lagi lagi mengingatkan typo bertebaran di mana mana
Happy reading




Alexa sangat khawatir melihat keadaan Rapmon sekarang yang dimana darah mnegucur bebas dari bagian kepala belakangnya, yaa selama perjalanan di lorong rumah sakit menuju UGD Alexa hanya berbisik meminta pada Rapmon untuk tetap kuta, Alexa menggenggam tangan Rapmon erat menegarkan hatinya bahwa Rapmon akan baik baik saja.

Sampailah mereka pada ruang UGD di mana banyak nyawa di pertaruhkan di sana.

"Rapmon-ahh, jjagi, bertahanlah kau harus kuat, saranghae" ucap Alexa pada telinga Rapmon dan mengecup kening Rapmon.

Para suster dan dokter membawa Rapmon masuk ruanagan untuk segera menangani Rapmon.

Alexa hanya terus menangis, memeluk ammanya hingga pening yang berat menerpanya ia tak bisa lagi menahan pening di kepalanya hingga akhirnya tak sadarkan diri.



Pagi yang cerah mulai menyapa, keadaan Yoongi mulai membaik namun ia masih belum sadarkan diri.

"Yoongi, honey, wake up, bangunlah jjagi, aku di sini, buka matamu" ucap Inari menggenggam tangan Yoongi hangat dalam ruangan lengkap denga baju yang harus dikenakan saat memasuki ruang ICU tak lupa penutup kepala juga masker.

Inari tak tahan lagi melihat Yoongi seperti ini, ia mengelus rambut Yoongi lembut dengan butiran air mata yang mulai jatuh.

"Wake up honey wake up" ucap Inari dengan terisak isak menangis pada lengan Yoongi.

Inari lelah, kantuk mulai melanda, Inari memutuskan pergi dari ruangan untuk beristirahat dan bila terus dalam ruangan ia bisa gila melihat namja yang amat dicintainya tergeletak tak berdaya.

Inari bangkit dari kursinya dan melangkah perlahan membelakangi Yoongi pergi.

Hingga suara serak khas kepunyaan Yoongi menggema "yakk Takashina Inari, waeyo ? Kau akan pergi meninggalkan ku ? Ha ?" Dengan sigap Inari menoleh pada asal suara, betapa terkejut dan bahagianya dia sekarang, namja yang amat dicintainya telah sadar dari komanya.

"Yoongi, jjagi" teriak Inari berlari menghampiri Yoongi, memeluk Yoongi erat hingga Yoongi merintih kesakitan.

"Yakk jjagi, pelukanmu mengenai lukaku" ucap Yoongi dengan ringis sakitnya.

"Ahh mianhe jjagi" ucap Inari sadar melepas pelukannya.

Yahh untung saja peluru tersebut hanya menyerempet pada perut sisi kanan Yoongi hingga tak merusak organ dalam Yoongi namun karena kaget dan shock yang hebat membuat Yoongi tak sadarkan diri.

Semua sudah berkumpul pada ruang VIP di rumah sakit itu yaa karena sejak Yoongi sadar, segera Yoongi dipindahkan ke kamar inap, para members beserta pasangan mereka juga amma Yoongi sudah lengkap.

"Amma, mianhe" ucap Yoongi mulai berkaca.

"Tak apa nak, amma yang seharusnya meminta maaf, mianhe, maafkan amma selama ini tak mempercayai keputusanmu, sekarang amma mengijinkanmu nak, jadilah apa yang kau ingini asal kau bahagia" ucap amma Yoongi tersenyum pada Yoongi namun air mata bebas turun dari mata tuanya, menghampiri dan memeluk Yoongi erat.

"Kamsahamnida amma, atas segalanya, amma sudah mempercayai keputusanku ini" ucap Yoongi mulai menangis larut dalam pelukan amma membuat para members yang menyaksikan ikut berkaca kaca, bahagia.

"Ah Yoongi, kau pintar juga mencari seorang kekasih" ucap amma Yoongi melepas pelukannya dan menatap Inari memanggil Inari dengan bahasa tubuhnya membuat Inari menghampiri amma Yoongi.

"Dia cantik, baik, tulus, dan bisa membuatmu bahagia, menerimamu apa adanya" ucap amma Yoongi tersenyum menatap Inari mengelus rambut Inari lembut, sedang Inari membalas senyum amma Yoongi lalu memeluk amma Yoongi dan di balas oleh amma Yoongi.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang