Chapter 20

118 9 7
                                    

Anyeong
Hehe maaf jika typo bertebaran di mana mana

Jimin pov

Aku membuka mataku perlahan membuatnya terbiasa dengan cahaya yang masuk dari kaca jendela dorm ku,
Aku terduduk di atas ranjangku.
Sudah hampir setahun dia pergi dan tak ada tanda ia kembali.
"Kau kemana ?" Kataku lirih.

"Hyung gatjja, saatnya bersekolah" teriak Jungkook menuju kamarku.
"Ne" jawabku malas sembari bangun dari ranjang ku dan pergi mandi.

Yaa hari ini aku harus bersekolah lagi dan sialnya aku selalu tak bersemangat untuk pergi sekolah,
Aku jadi pendiam dan selalu duduk di tempat duduk pojok kantin sekolah tempat biasanya aku dapat melihat Maylisa tertawa lepas bersama SheShe dan Diva.

"Hyung apa yang kau lakukan" suara Jungkook memecah lamuanku.
"Ah ania hanya duduk dan makan" jawabku menyengir.
"Kau masih memikirkannya bukan ?" Tanya Jungkook yang berhasil membuatku terbelalak.
"Ne" jawabku parau.
"Sabarlah hyung dia pasti akan kembali" jawab Jungkook tersenyum padaku.
Yaa dia pasti akan kembali, yakinku dalam hati.
"Jungkook-ah, sebenarnya apa yang terjadi ? Mengapa Maylisa pergi dariku selama ini ? Aku yakin bukan karena dia hanya mengkhawatirkanku, tolonglah Jungkook beri tahu aku" kataku pada Jungkook yang duduk di depanku.
"Ania hyung tidak ada yang lain dia hanya mengkhawatirkanmu" kata Jungkook yang berusaha meyakinkanku.
Aku hanya terdiam dan terus berfikir, baiklah Jungkook jika kau tak mau memberitahuku biarkan aku yang mencari tahu sendiri, batinku dalam hati.

Jimin pov end







Author pov

Jimin duduk termenung di roof top dormnya yaa tempat ini menjadi tempat favoritnya semenjak kepergian Maylisa, ia termenung menatap langit.
"Aku yakin kita sedang menatap langit yang sama jjagiya" kata Jimin lirih dan senyum yang mengembang dibibirnya.





"Hyung aku tak bisa bila terus membohongi Jimin hyung" kata maknae dalam kamar Hope.
"Lantas apa yang harus kita lakukan ?" tanya Hope mengacak rambutnya tanda frustasi.
"Kita beritahu saja apa yang sebenarnya terjadi bahwa mereka bertiga pergi karena kesalahanku dan Jungkook yang hanya berniat membuat hati Diva dan SheShe hancur" kata Jin tertunduk.
"Jadi itu yang sebenarnya terjadi! Mengapa kalian membohongiku ha ?!" kata seorang Namja yang secara tiba tiba masuk ke dalam kamar Hope yang juga kamar dia juga.
"Ah Jimin-ahh, dengarkan penjelasan kami" kata Hope gugup.
Yaa namja itu adalah Jimin yang sudah berdiri dibalik pintu dari awal pembicaraan Jungkook, Hope dan Jin.
"Sudah kalian sudah mengecewakanku, menyembunyikan semua fakta ini, membuatku menunggu apa yang seharusnya tak kutunggu, membuatku menyimpan beribu pertanyaan yang tak masuk akal" jawab Jimin meninggalkan mereka.
"Yaak hyung" teriak maknae mengejar Jimin namun ditahan oleh Jin.
"Ania maknae, biarkan dia pergi dia butuh waktu untuk sendiri" kata Jin memegang pergelangan tangan Jungkook yang akan mengejar Jimin.
Jungkook tertunduk ia geram akan dirinya sendiri, ia berteriak tanda frustasi.






Dan di sinilah Jimin sekarang duduk dipinggir danau tempat di mana ia terakhir kali dapat menatap Maylisa, menatap matanya yang indah, mendengar tawanya yang indah.
Tetes demi tetes air mata mengalir di pipinya,
Hatinya tersayat dalam sekali setelah luka yang tercipta selama kepegian Maylisa.
"Mengapa mereka begitu tega padaku apakah mereka tidak merasakan kepedihan yang aku rasa semenjak kepergiannya mengapa mereka masih menutupinya dariku" kata Jimin disela isak tangisnya.













Suasana di korea tak berbeda dengan di Indonesia di mana Diva, Maylisa dan SheShe berkumpul di ruang tv.
"Aku mau pergi ke korea menemui Jimin" kata Maylisa lirih tertunduk tak menatap Diva dan SheShe karena ketakutannya.
"Gak, kau tetap di Indonesia. Kalo ingin liburan pilih negara lain selain korea" kata Diva tegas.
"Tapi aku cuman mau tau bagaimana keadaan Jimin" kata Maylisa sekarang menatap kedua sahabatnya dengan berkaca.
"Tidak! Aku bilang tidak ya tidak !" kata Diva dengan nada yang tinggi.
"Kau harusnya mengerti kami melarangmu karena kami tak ingin kau terluka" kata SheShe meninggalkan Maylisa dan diikuti Diva.
Maylisa tak sanggup lagi berdiri seketika ia bersujud terisak isak karena tangisnya yang sudah pecah.
"Bagaimana ini Jimin aku tak bisa menemui mu" kata Maylisa lirih di sela sela isaknya.
Segera ia berdiri berlari menuju kamarnya meluapkan segala tangisnya di sana.








Jimin berdiri dari duduknya,
Hari sudah mulai larut,
Namun rasa amarah dan kecewanya tak kunjung larut,
Sudah seharian dia terduduk di sana dengan tangisnya,
Tak pernah sebelumnya ia menjadi sangat cengeng seperti ini.
Ia memutuskan untuk pulang,
Ia menyetir mobil hitam kepunyaannya dengan kecepatan tinggi tak peduli dengan pengendara di sekitarnya,
Ia kehilangan arah,
Membabi buta,
Ditancapnya mobipnya dengan kecepatan tinggi,
Digenggamnya setir mobilnya erat.
*brakkkkkkkk*






Segini dulu nyak
Hehehe
Don't forget to vote and comment
Thank you for reading
Maaf kalo cerita gak karuan ya namanya juga pemula hihi
Anyeong

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang