Chapter 53

84 5 22
                                    

Anyeong yeorobun
Typo bertebaran (mianhae mianhae hajima)
Happy reading







"Taehyung ssie, gwenchana ?" Tanya Jimin yang baru saja bangun dari tidurnya khawatir pada Tae yang sedang bersiap untuk kuliah.

"Ough ne gwenchana, wae Jimin-ahh ?" Tanya Tae balik yang merasa dirinya baik-baik saja.

"Andwe, yogi aku ingin memeriksa keadaanmu" ucap Jimin bangkit dari ranjangnya dan berjalan menuju Tae.

"Aigoo Jimin ssie apa-apa'an kau ini" ucap Tae.

"Oughh ottokeh, Taehyungie suhu badanmu tinggi bagaimana bisa kau bilang kalau kau baik-baik saja ouh ?" Ucap Jimin selepas menempelkan punggung tangannya pada kening Tae.

"Ahh gwenchana Jimin-ahh aku benar-benar baik saja hanya sedikit pusing" ucap Tae mulai mengenakan tas ranselnya.

"Ani kau harus beristirahat dulu muka mu pucat, suhu badanmu tinggi" ucap Jimin memaksa.

"Aku baik-baik saja, jah, aku harus berangkat kuliah" ucap Tae bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan Jimin.

*Bruukkkk*

"Taehyungyaaaa !!!!!!" Teriak Jimin berlari pada Tae yang sudah terkapar di lantai pintu kamar mereka.

"I told you Taehyungya, kau harus beristirahat kenapa kau mengabaikanku ouh !" Ucap Jimin mengangkat tubuh Tae.

"Ahhh an an andwe, aku harus kuliah" ucap Tae dengan rintihan dan tangisnya.

"Taehyungyaa jangan seperti ini" ucap Jimin kemudian ikut menangis.

"Tae ! Jimin ! What's going on ?" Ucap Namjoon yang kaget melihat kedua adiknya di lantai di depan kamar mereka sembari menangis.

"Hyung hyung tolong Tae jebal hyung" ucap Jimin masih dengan tangisnya.

"Ne ne calm down, tenang tenang Jimin, apa yang terjadi ?" Ucap Namjoon menghampiri mereka.

"Jebal hyung ke rumah sakit jebal" ucap Jimin memeluk Tae dengan tangis dan peluhnya yang membanjiri sedang Tae sekarat hingga hanya menampakan warna putih pada kedua bola matanya.












"Sudah berapa lama ?" Tanya Namjoon pada Jimin di ruang tunggu.

"Hiks...hiks...." Jimin hanya sesenggukan dengan tangisnya.

"Jiminie, kau harus tenang, Tae akan baik-baik saja, ayolah ceritamu sangat menggantung, tenang kau harus yakin dia akan baik-baik saja, jahh kemarilah" ucap Namjoon mengelus punggung Jimin dan membawanya ke dalam pelukannya.

"Aku tidak tega melihatnya setiap hari seperti ini hyung, semenjak meninggalnya Nana nuna dia selalu mengigau tidak jelas setiap malam, awalnya hanya igauan kecil hingga menjadi erangan bahkan tangisan hyung, aku tidak bisa mendengarkan semua rasa sakit itu setiap malam" ucap Jimin menghapus air matanya.

"Aigooo, dia benar-benar mencintai Nana" ucap Namjoon menunduk.

"Jimin ! Hyung !" Teriak Hope berlari ke arah mereka.

"Ough hyung" ucap Jimin berdiri.

"Bagaimana keadaan Tae ?" Tanya Hope to the point.

"Dokter baru memeriksanya, tenanglah dan duduklah" ucap Namjoon ikut berdiri dan membawa Hope duduk diantara mereka (Namjoon dan Jimin).

"Hopeya, kau sudah tau keadaan Tae selama ini ?" Tanya Namjoon.

"Ne sudah hyung, Jiminlah yang menceritakan semuanya padaku, aku sungguh khawatir padanya hyung" ucap Hope.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang