2

1.4K 87 11
                                    

"apa yang terjadi saat itu,kenapa kau mengaku...kenapa kau bertarung dengan Urokai?"

"kalau itu...aku tidak bisa mengatakannya pada mu"

"kau tidak percaya pada ku?"

"bukan...bukan begitu...justru karena aku sangat mempercayai mu dan mengandal kan mu maka aku tidak bisa mengatakannya,kau tahu kan,kita berdua ini sama keras kepalanya,dan aku juga tahu kau tidak bisa mengendalikan diri mu dengan cukup baik...untuk sementara aku ingin kita bisa menikmati hidup kita yang tenang,bersama Noblesse tanpa ada pertarungan lagi,aku tahu keinginan ku itu terdengar mustahil tapi selama ini kita sudah berhasil mewujudkan mimpi kita bersama-sama"

"benar,Ye Ran...sekolah yang kita buat untuk tuan"
Frankenstein menyipitkan mata menengok ke arah tetesan hujan di antara malam gelap dan cahaya lampu kota Seoul

"terima kasih"
Mendengar ucapan Zhielle,Frankenstein melirik dan menatap dalam pada gadis itu yang hanya tersenyum manis ke arahnya

"untuk apa?"

"untuk banyak hal yang kau lakukan untuk kami..."

"hanya kau yang selalu meminta maaf dan berterima kasih pada ku"

"karena dari dunia ini aku tidak memiliki apa pun yang tersisa selain diri mu"
Frankenstein tersenyum mendengar ucapan Zhielle,gadis itu kemudian berdiri dari duduknya dengan bertumpu pada lututnya ia memeluk Frankenstein

"Frankenstein....Ramyeon"
Suara Raizel yang sedang berdiri sambil menatap mereka berdua dari arah pintu,Zhielle melirik ke arah pintu begitupun Frankenstein,suasana menjadi begitu canggung,dengan buru-buru Zhielle melepaskan pelukannya dari Frankenstein dan duduk kembali,sementara Frankenstein hanya berdehem kecil.

"Ramyeon"

"maafkan saya tuan...saya akan membuatnya"
Frankenstein buru-buru berdiri dan masuk di ikuti Raizel di belakangnya,meninggalkan Zhielle seorang diri dengan wajah memerah,ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

"bodoh...benar-benar bodoh..itukan memalukan sekali"
Zhielle memaki dirinya sendiri.

Ke esokan harinya kesibukan seperti biasa terlihat di Sma Ye Ran,Zhielle yang gontai dan berjalan lesu masuk ke ruangan Frankenstein yang sedang menikmati teh di kursi duduk panjang berwarna putih,ia menyodorkan dokumen dan duduk di sebelah Frankenstein

"ini laporannya"

"ada apa dengan mu?kau terlihat seperti vampire kehabisan darah"
Frankenstein menatap Zhielle dengan penasaran

"sudahlah pak kepala sekolah....akhir-akhir ini,ada banyak pekerjaan,dan belum lagi ujian,aku harus membuat lembaran soal bahasa inggris yang berbeda untuk setiap kelas..."

"kau sudah bekerja dengan baik.."

"tentu saja..karena kau hanya perlu tanda tangan"
Zhielle melirik kesal ke arah Frankenstein

"aku akan beri sedikit kelonggaran"

" kelonggaran apa?"
Frankenstein menepuk-nepukkan pundaknya,Zhielle menatapnya seolah tak percaya
"benarkah?"

"anggap saja hadiah"
Dengan semangat Zhielle merangkul lengan Frankenstein sembari menyandarkan kepala di lengannya

"jarang sekali kau mengizinkan aku melakukan hal ini,kau selalu melarang dan mengatakan urusan sekolah tidak boleh melibatkan perasaan pribadi"

"akhir-akhir ini rumah jadi terlalu ramai...jadi anggap saja ini edisi khusus"

"benar"
Zhielle menguap dan mulai menutup kedua matanya yang terlihat di wajahnya hanya kelelahan sekarang,Frankenstein hanya melirik sambil tersenyum ke arah Zhielle

"Frankenstein teh"
Tanpa terduga Raizel telah berdiri di belakangnya,Frankenstein yang terkejut kemudian berdiri segera mengambil teko teh yang ada di mejanya,Zhelle yang sedang tidur kemudian terbangun karena kepalanya membentur kursi empuk,yang membuatnya terkejut

"apa yang kau lakukan...kau bilang ini hadiah,kenapa pergi tidak bilang-bilang"
Zhielle baru sadar saat melihat Raizel tengah duduk di depannya dan menatapnya dengan tajam

"aku...aku...akan kembali...ada tugas...permisi"

Noblesse Fanfic Frankenstein Love Story 2 (Tamat) Lanjut Part 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang