Masalalu Pernikahan Part 3

1.1K 76 12
                                    

Zhielle nampak tengah duduk bersama Frankenstein di kursi duduk ruang tamu, sesekali matanya melirik ke arah pria itu, sementara Frankenstein sibuk membuka lembar demi lembar buku bersampul merah di tangannya.

"aku pikir, kita sebaiknya membicarakan sesuatu" Zhielle membuka percakapan dengan gerik  gugup dan cemas yang tak bisa disembunyikan

"Kau sudah bicara" timpal Frankenstein dengan datar

"Bukan, ini, ini,mengenai hal lain" Zhielle mencengkram rok hitamnya, menarik nafas dalam sebelum melanjutkan bicara

"Apa ada hal lain yang ingin kau katakan?" balas Frankenstein, saambil meraih segelas teh hangat di atas meja

"Kita sudah menikah cukup lama"

"Lalu"

"Kenapa kita tidak tidur di kamar yang sama?" mendengar ucapan Zhielle membuat Frankenstein terkejut, ia nyaris tersedat oleh teh yang diminumnya

"Kenapa kau tiba-tiba mengatakan hal itu? "

"Kenapa tidak boleh mengatakan hal itu? "

"Tidak, bukan tidak boleh"

"Lalu? "

"Lalu apa?" mata biru Frankenstein melirik Zhielle dengan canggung yang disembunyikan

"Kita tidur di kamar yang sama saja"

"Terserah padamu"ia lalu bangkit dan meninggalkan ruang tamu, menyisakan Zhielle termangu saja.

Malam harinya. Zhielle menuju sebuah pintu bercat coklat. Raut wajanya bersemu merah saat ia dengan perlahan membuka gagang pintu, melirik sejenak ke dalam kamar yang berukuran cukup besar dan tak mendapati siapa pun. Wajahnya berubah kecewa, ia melemparkan tubuhnya ke atas kasur yang tertutup seprai putih dengan gontai. Diam-diam Frankenstein mengintip dari balik pintu dan kembali ke labortoriumnya.

Hal tersebut selalu terjadi tiap malamnya, membuat Zhielle kehilangan sedikit kesabarannya. Ia lalu menuju ke laboratorium dan mendapati Frankenstein sedang sibuk dengan tabung kimia yang berserakan di atas meja dan beberapa kertas berserakan di lantai.

"Kulihat belakangan kau menjadi lebih sibuk, sepulang dari tokomu kau meringkuk di tempat ini"

"Aku sedang menyelesaikan beberapa percobaan" balasnya acuh

"Percobaan seperti apa yang membuatmu selalu sibuk? "

"Kenapa kau harus protes dengan semua yang kulakukan"

"Aku tidak protes, aku hanya bertanya" nada suara zhielle meninggi dan tidak sabar

"Apa yang kau harapkan dariku?" mata biru Frankenstein menatap dalam pandangan Zhielle

"Tidak ada" 

"Kalau begitu diamlah dan kembali ke kamarmu"

"Aku tidak bodoh, kau sengaja menghindar dariku"

"Jangan terlalu melankolis,itu tidak cocok denganmu"

"Frankenstein" panggilnya dengan emosi, ia meraih wajah Frankenstein. Mendekatkan wajahnya pada wajah Zhielle, mencoba memberikan kecupan di bibir lembut pria itu.

"Apa yang kau lakukan," bentaknya seketika, membuat Zhielle terkejut dan terdiam. Matanya membelalak tak berani menatap mata Frankenstein

"Aku sudah cukup memenuhi keinginanmu. Menjauhlah dariku" mendengar penolakan demikian, membuat Zhielle menjauhkan dirinya beberapa langkah dari tubuh Frankenstein.

"Maafkan aku" ia berlari ke kamarnya, dan hanya berdiam dari balik pintu.

"Tidak pernah, dia tidak pernah memilihku dalam hatinya" gumamnya dengan nada putus asa yang tak terbendung.

Noblesse Fanfic Frankenstein Love Story 2 (Tamat) Lanjut Part 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang