2

1.2K 78 35
                                    

Dengan tanpa ragu Zhielle makin mendekat ke arah Raizel, hanya beberapa senti ia berdiri, mereka saling bertatap-tatapan, jemari Zhielle mengayun pedang itu, sedikit bergetar dengan raut wajah ragu, matanya yang menggelap menitihkan air mata darah, saat pedang itu mengayun kemudian, semua orang menatapi serius kejadian itu, dan seketika sebuah ledakan besar terjadi dengan kepulan asap tebal menutupi area itu, Urokai tersenyum senang dan bangga.
"Noblesse sudah berakhir" sementara Frankenstein membelalak tak percaya
"T... Tuan, kau menerima pukulan itu? " asap tebal perlahan menghilang ditiup angin, bayangan Raizel masih berdiri kokoh sementara Zhille sudah jatuh di depannya, pedangnya sendiri menghujam ke dalam tubuhnya
"D... Dia, bunuh diri? " Urokai tampak tak percaya, harapannya gagal terpenuhi "Kau memang bodoh" teriaknya lagi dengan nada lantang, sementara Raizel sudah bersiap dengan kemurkaannya, ia menciptakan sayap dari darah yang merah pekat, dan melayang di atas kepala mereka, matanya bersinar, lalu darah mengalir dari matanya
"Jarga Siriana, Urokai Agvine, aku akan membawa kalian pada tidur abadi"
"Hentikan ucapanmu itu"
"Urokai, dia sudah mempertaruhkan segalanya, kita juga"
"Aku sudah pernah mempertaruhkan segalanya dulu"

Pertarungan besar terjadi, Urokai dan Jarga berusaha menyerang Raizel, akan tetapi semua serangan mereka dipatahkan, Raizel menyerang mereka dalam sekali pukulan besar, ledakan dahsyat terjadi, tubuh Zhielle dilindungi oleh perisai Raizel, ia hanya terpaku menatap langit dengan darah segar yang tak henti mengalir dari bibirnya.

Pertarungan berakhir begitu saja, Urokai dan Jarga jatuh berlutut, Raizel menghampiri dan berdiri di depan mereka.
"Aku memiliki pertanyaan terakhir, benarkah saat kau mengetahui semua ini kau tidak marah? " tanya Urokai dengan nada sedih, mata Raizel menatapnya sendu
"Tidak, aku hanya merasa bersedih" tubuh Urokai lalu menghilang begitu saja, Jarga menatap Raizel dengan wajah penuh penyesalan
"Maafkan aku karena tidak bisa menghentikan diriku dari perubahan dan mengkhianati Lukedonia"
"Memiliki pandangan berbeda bukanlah masalah, Lord juga menginginkan kita berubah" mendengar jawaban Raizel membuatnya terhenyak sejenak
"Kalau begitu terima kasih sudah menghentikanku" ia juga perlahan menghilang, Raizel berjalan ke arah Zhielle, begitupun Frankenstein, ia nampak sangat kritis dengan kondisi yang benar-benar buruk, saat Raizel berdiri di depannya begitupun Frankenstein ia tertawa kecil, Raizel mengangkat tubuhnya dan membawanya kembali, kondisi Raizel juga perlahan melemah, Frankenstein terdiam begitu saja, rasa terkejut masih terperangkap dalam di matanya.

Raizel dengan tenang meletakkan tubuh Zhielle di atas tempat tidur laboratorium Frankenstein, sebelum ia sendiri kemudian terjatuh pingsan di sisinya, membuat Frankenstein terkejut hebat.
"Tuan" pekiknya, ia mengangkat Raizel ke sisi tempat tidur di sebelah Zhielle, wajahnya begitu frustasi melihat mereka berdua terluka parah di depannya tanpa bisa berbuat apa-apa, bukan hanya dia, melainkan para penghuni lainnya tampak panik dengan raut wajah muram.

Zhielle yang sudah sadar meraih jemari Frankenstein di sisinya, ia memahami betapa kalut perasaan pria itu saat ini, sentuhan hangat itu memalingkan pandangannya sejenak dari Raizel dan berbalik menatap gadis itu.
"Frankenstein"
"Istirahatlah, kau akan baik-baik saja, tuan juga akan pulih segera, aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada kalian berdua" Zhielle membalas ucapannya dengan seutas senyum, matanya menatap sendu ke arah Frankenstein dengan nafas yang terdengar sangat lemah.
"Aku..., sangat senang, pernah hidup sangat, lama bersamamu, " ia terhenti sejenak, air mata perlahan jatuh dari iris merah matanya
"Jangan bicara lagi, beristirahatlah" mata Frankenstein mulai berkaca-kaca, orang-orang perlahan masuk kedalam laboratorium karena tak bisa lagi menunggu, dan ingin mengetahui keadaan sebenarnya.
"Lenganmu yang kokoh menyelamatkan ku berulang kali, aku berharap bisa hidup, lebih lama, dan membalas sedikit jeripayahmu"
"Sudah istirahatlah kataku, berhenti mengatakan kata-kata seolah kau akan pergi seperti itu... " bentaknya dengan nada tinggi, Zhielle dengan jemarinya yang bergetar meraih wajah Frankenstein, menyapunya lembut penuh arti, menatapnya dalam dan menangis haru
"Aku takut tidak akan bisa bicara lagi nanti"
"Kau akan bisa bicara sebanyak yang kau mau, jangan takut, aku bersamamu" Zhielle menggeleng pelan
"Ini sudah saatnya aku harus pergi dan meninggalkanmu, satu-satunya yang bisa kau lakukan adalah menyelamatkan kakakku, aku mohon selamatkan dia"
"Tidak, kau tidak akan pergi, kau abadi dan tidak akan mati, jika kau pergi aku akan mengutukmu dan membencimu selamanya, aku tidak akan membiarkanmu tidur dengan tenang, apa kau dengar itu" Frankenstein begitu marah dan putus asa, tanpa terasa air mata jatuh dari pipinya, Tao, M21, Regis, Seira dan Lazark ikut bersedih melihat hal tersebut.
"Kau bisa mengutuk dan membenciku, aku akan berterima kasih padamu jika dengan segera kau bisa melupakanku, agar kau bisa tetap menjadi Frankenstein, aku tidak pernah berpikir tentang masa depan, tapi saat aku menggenggam jemarimu yang hangat, untuk pertama kalinya masa depan terasa pasti" Zhielle terhenti sejenak dan terbatuk kecil, susah payah ia memperbaiki nafasnya kemudian "Jika aku bisa terlahir sekali lagi kelak, aku berharap takdir masih berpihak padaku, aku ingin menjadi manusia dan mencintaimu lagi, sekali lagi, lagi dan seterusnya" Frankenstein memeluknya dan tak bisa lagi menahan kesedihannya
"Bagaimana aku bisa hidup tanpamu, aku sudah menyerahkan hidup dan kesetiaanku pada tuanku, tapi aku hanya meletakkan nuraniku padamu, meski jika bahkan kau ingin pergi, lihatlah aku sebentar lagi dan dapatkan kekuatan untuk bertahan sekali lagi, ini bukan permohon aku mengemisnya padamu, jangan tinggalkan aku, aku mohon,"
Mendengar ucapan Frankenstein, Zhielle membelai lembut rambutnya, mereka berdua menagis bersama
"Kau belum boleh meninggalkanku, aku belum memenuhi janji 98 hari permintaan mu, aku tidak sebaik itu untuk mu"

Mendadak langkah kaki terdengar dari arah pintu, Lord datang bersama Gejutel, dengan tiba-tiba ia melemparkan pedang Ragnarok pada Raizel yang sedang tertidur, semua orang terkejut dan membuat Frankenstein bangkit dengan penuh amarah.
"Lord" pekiknya dengan nada tinggi dan wajah tak ramah yang mengerikan
"Frankenstein" timpal Gejutel


"Skalian nikmati lagunya 😂😂😂😂"


Noblesse Fanfic Frankenstein Love Story 2 (Tamat) Lanjut Part 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang