Season 3 Part

1.2K 78 17
                                    

Terimakasih untuk yang sudah membaca Fanfic Frankenstein Love story dari season 2, dan sekarang waktunya tutup buku dengan chapter bonus ini. Akan ada perubahan dari segi cerita,mungkin menyerempet 'bahaya' tapi tidak sampai benar-benar 'bahaya'.

Yang berkean silahkan lanjut, yang tidak gak ap di tutup sampai di sini. untuk komen yang tidak sempat balas maaf,  kalau semua cukup mendukung saya balas komen lag nanti. Enjoy and wait for next seasoon, as soon as i can... Terimakasih

Tanpa terasa siang yang terik berganti malam yang teduh dan sunyi. Di balkon kamar Zhielle, ia dan Frankenstein memandang rembulan yang bersinar indah di antara gelap malam dan bintang yang berkilau cerah menghias langit, mereka berdiri berdekatan sambil berpegang pada tembok pagar balkon berwarna abu-abu gelap, tak ada kata apa-apa yang terlintas dari bibir keduanya, hanya angin semilir yang membelai lembut.

Jemari mereka kemudian beranjak saling mendekatkan, saat kedua jemari kelingking mereka saling menyentuh keberadaan masing-masing, mereka kompak berbalik kemudian berpandangan dalam kebisuan, hanya sinar mata mereka yang bicara. Jemari lentik Zhielle bergerak pelan menyentuh lengan Frankenstein yang dibalut jas hitam, mata mereka masih saling adu pandang.

Jari-jari Zhielle menyentuh bahu Frankenstein, kemudian pria tinggi itu lalu melingkarkan lengan kokohnya pada pinggangnya yang ramping, menariknya dalam dekapan dadanya yang hangat, membuat wajah Zhielle menabrak tubuh kokohnya dan menghirup wangi tubuh yang ia rindukan sangat lama penuh penghayatan. Matanya memejam, ke dua jemarinya mencengkram punggung Frankenstein, sementara jantung mereka berbagi debaran yang sama. Beberapa lama hingga mereka kembali saling menatap, bau nafas mereka bertukar, memberi rasa hangat pada wajah masing-masing.

"Apa kau baik-baik saja?" buka Zhielle mengangkat wajahnya, mengamati mata Frankenstein

"Aku sangat baik sekarang. Apa kau baik-baik saja?"

"Tidak, sampai aku bisa melihatmu lagi" wajah mereka saling mendekat, hingga bibir mereka saling merapat, rasa hangat dan lembut yang melintas sesaat lalu melumer. Zhielle menarik wajahnya, menyandarkan dahinya pada dagu Frankenstein

"Apa kau merindukanku?" tanya Zhielle lagi

"Sedikit" balas Frankenstein dengan lembut "Apa kau merindukanku?"

"Aku merindukanmu... Sangat, sampai dalam mimpiku aku selalu melihatmu"

Kembali sebuah ciuman lembut di bibir mereka bertukar sekali lagi.

Zhielle menarik wajahnya, mata mereka masih saling menatap dan mengamati lekat-lekat, sementara angin masih bergulir dan membuai mereka. Zhielle menyentuh puncak alis Frankenstein, menuruni matanya, perlahan ke hidung tingginya dan terhenti sejenak di bibirnya. Frankenstein menyapu lembut punggung Zhielle, meraih rambutnya lalu merangkul lehernya.

Jemari Zhielle menuruni otot leher Frankenstein, berjalan ke pundaknya kemudian mengarungi lengannya.

"Apakah ini mimpi?" kata zhielle sekali lagi

"Ini adalah kenyataan, 820 tahun yang lama..."

"Aku merindukanmu... Seperti sungai merindukan lautan

Aku merindukanmu seperti angin menunggu hujan untuk menjadi badai..." Frankenstein memeluk Zhielle, mencium rambut dan bahunya yang menenangkannya, kedua mata mereka menutup, kemudian saling merasakan keberadaan masing-masing. Saling memeluk penuh arti, penuh penghayatan. Rasa cinta dan rindu yang sampai pada titik untuk saling menemukan.

"Aku merindukanmu... Seperti bulan merindukan bumi untuk menjadi semesta

Aku merindukanmu seperti tubuhku merindukan jiwaku untuk mejadi hidup..." Frankenstein mencium lembut leher Zhielle

"Sinar hidupku, cahaya mataku, kilau hidupku, tahunku, abadku, hariku...

Musimku, musikku, seniku, anggurku, kekasih penggenggam jiwaku..."

"Aku akan membawamu ke tempat paling sempurna, menggenggammu dalam jiwaku...

Menenggelamkanmu dalam duniaku, menyucikanmu dalam cintaku...

Membagi tubuhku dan segalanya dengan keberadaanmu... Cintaku yang menjelama dalam dirimu" Zhielle tersenyum penuh arti mendengar lanjutan puisi itu yang di bacakan Frankenstein untuknya. Mereka kembali saling menatap penuh arti lalu tersenyum, kemudian terdiam, hanya angin yang berbicara saat mereka sekali lagi berbagi ciuman yang hangat, dalam dan lembut yang membuat mereka meleleh dalam malam.


Noblesse Fanfic Frankenstein Love Story 2 (Tamat) Lanjut Part 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang