2

1.2K 84 3
                                    

Hujan rintik yang meneduhkan membasahi tanah di kota Seoul,Frankenstein tengah sibuk mempersiapkan kue kecil diatas meja untuk Raizel,ia tak sendiri tapi bersama dengan Regis dan Seira,suara ketukan pelan dari arah pintu memalingkan wajah semua orang

"masuklah..."pinta Frankenstein,saat pintu putih itu terbuka,nampaklah bayangan Zhielle dengan membawa sebuah map hijau di tangannya,ekpresinya begitu tenang dan dingin menghampiri semua orang,sementara yang lainnya kembali menikmati minuman teh di  depan mereka,mencoba berpura-puta tidak tahu

"ini ku bawakan laporan keuangan yang kemarin...sepertinya aku salah memberikan map yang kemarin..."Zhielle menatap Frankenstein,Frankenstein membalas tatapan itu untuk sesaat,kediaman diantara mereka terasa dipahami penuh arti,sampai Frankesntein mengalihkan pandangannya kemudian ke arah lain

"map kemarin masih ada di atas meja"jawab Frankenstein dengan nada suara seakan acuh,Zhielle menuju ke meja di sampingnya, mencoba menemukan map itu diantara tumpukan kertas lainnya
"kelihatannya anda tidak memeriksanya kepala sekolah..karena itu anda tidak tahu?"

"letakkan saja map itu kembali disana...!!"jawabnya dengan dingin

"Frankenstein...teh"pinta Raizel,Frankenstein kemudian meraih teko putih di atas meja dan menuang kembali teh kedalam gelas tuannya itu

"baiklah..."Zhielle pergi setelah meletakkan map hijau di tangannya,tanpa ia sadari ekor mata Frankenstein mengamati dirinya,mendengarkan langkah demi langkahnya sampai ia berdiri di depan pintu

"Frankenstein sudah cukup...!!!"tanpa ia sadari,teh yang di tuang olehnya telah meluap dan membasahi sekeliling meja

"maafkan saya tuan...saya akan memberihkannya"Zhielle menyipit menatap Frankenstein sesaat,kemudian berlalu,lagi-lagi Frankenstein hanya melirik dari ekor matanya.

Hari-hari berlalu,Zhielle belum kembali ke rumah mereka,dan meski mereka berpapasan di sekolah,mereka tak saling tegur maupun bicara.

Sampai suatu hari mereka kedatangan pengunjung lain dari keluarga Kertia,Rael kertia,ia datang memecah ketenangan sekolah dan melepaskan energi yang luar biasa,membuat Regis dan Sheira sampai tersentak,namun tak disadari oleh manusia lainnya disana,hal itu tak luput dari pandangan Zhielle yang tengah mengajar di sebuah kelas,ia memandang lewat jendela pertemuan 3 orang bangsawan tersebut dengan mata menyipit
"kau...mengeluarkan kekuatan sebesar itu disini?pastikan saja,tidak bertemu Frankenstein..."ia bergumam dengan lirih pada dirinya sendiri.

Suasana menjadi sedikit kacau setelah kedatangan Rael Kertia ke Seoul,hal itu pun tak lepas dari pengawasan Zhielle,meski ia nampak tidak peduli dan belum saling tegur dengan Frankenstein,tapi diam-diam dia mengawasi keadaan rumah itu,begitu pun pertarungan yang terjadi antara M21 dan Rael yang tentu saja membuat Frankenstein terganggu.

Suatu malam,Regis dan Seira bertemu dengan Rael di sebuah gedung,Zhielle yang memang sudah mengikuti mereka dari awal duduk di atas salah satu puncak gedung yang tak jauh dari sana,sambil mengamati keadaan yang memanas,pertarungan antara Rael dan Regis yang tak sepadan,pikirnya...tapi bukan hal itu yang membuatnya tertarik untuk datang,dia ingin melihat seseorang,pria bermata biru kepalah sekolah Ye Ran lah yang membuatnya ingin mampir,meski ia juga merasa khawatir pada kedua anak itu,tapi Frankenstein membuatnya lebih tertarik lagi,ia sedikit menggeleng karena itu terdengar tak adil.

Dan orang yang ia nantikan itu pun datang,dengan setelan jas hitam bergaris putih yang mempesona,rambutnya yang berwarna kuning berkilau di terpa angin malam

"apa yang akan kau lakukan...Frankenstein?"gumamnya lirih,mencoba menebak isi hati pria itu,dia melihat dari kejauhan ada perbincangan sejenak antara mereka sampai sebuah pertarungan besar terjadi antara Rael dan Frankenstein,Zhielle tetap berdiri,ekspresi wajahnya berubah mengikuti jalannya pertarungan mereka berdua,kadang ia tersenyum,kadang alisnya mengernyit dan kadang ia nampak dingin.
Ekspresinya sepenuhnya berubah serius ketika Frankenstein tak bisa mengendalikan kekuatannya lagi dan mengeluarkan Dark Spare,matanya manyipit tajam
"apa kau sampai harus mengeluarkan Dark Spare untuk melawan anak kecil itu?"sampai kemudian ia kembali terkejut melihat Rael ikut mengeluarkan Soul Weapon miliknya juga,Zhielle hampir akan ikut menginterupsi pertarungan itu bila Seira tidak ikut campur lebih dulu,melihat situasi kembali tenang,Zhielle memutuskan kembali.
Gadis berambut coklat bergelombang itu  duduk di dalam laboratorium dengan memandangi layar lebar di depannya,derit pintu dan bunyi langkah kaki itu mendekat,suara langkah kaki yang dalam kejauhan pun dikenal olehnya,tanpa perlu ia berbalik lagi
"apa kau menikmati pertarungan mu?"Frankenstein tampak acuh dan duduk di tempat tidur seperti ranjang pasien yang terletak tak jauh dari Zhielle

"aku yakin..kau tidak datang untuk menanyakan hal itu saja?"timpal Frankenstein sambil memandang Zhielle,gadis berpakaian terusan panjang tanpa lengan,dengan rok selutut berwarna hitam dari kain sifon itu melangkah mendekat ke arah Frankenstein,ia balas menatap Frankenstein

"kau mungkin sedikit terkenang pada masa lalu..saat masih sering bertarung dengan Raiga,pemimpin keluarga Kertia...tapi apa yang kau lakukan terlalu berlebihan untuk seorang anak berumur 500 tahun"

"kau hanya tidak tahu tingkahnya...benar-benar berbeda dari ayahnya"Frankenstein memasang wajah kesal mengingat tentang anak itu lagi,sementara Zhielle melepaskan kancing baju kemeja putih Frankenstein yang duduk di depannya,satu demi satu hingga otot dan dada bidang pria itu terlihat sepenuhnya

"kau masih kekanakan...membiarkan diri mu terluka saat bertarung...aku tahu kemampuan mu,tapi juga paham tingkah mu"sinar kebiruan muncul diantara jemari Zhielle,ia menyentuhkan jemarinya yang bersinar itu kepada tubuh Frankenstein yang terluka,dengan seketika luka itu menghilang tanpa bekas

"sulit di tampikkan...bahwa kau mengenal ku dengan sangat baik,tapi tidak sebaliknya dengan ku..."nada sesal terdengar dari Frankenstein,Zhielle meraih tangan Frankenstein,tangan yang terluka bekas dari penggunaan Dark Spare barusan,dan mulai mengeluarkan sinar kebiruan kembali yang perlahan menghilangkan luka itu,sedikit demi sedikit,tanpa mereka sadari mata mereka beradu kembali saling mengunci,ada perasaan hangat yang mereka rasakan saat itu,membuat mereka terdiam dan tenggelam dalam keheningan
"aku memahami mu bukan karena aku ingin...tapi karena aku tahu,itulah bedanya"suara Zhielle memecah keheningan,Frankenstein tersenyum mendengar ucapan Zhielle

"karena itukah..kau tidak pernah bertanya mengapa tuan menyegel kekuatan ku selama ini?"

"jika kau ingin mengatakannya maka..kau tidak perlu menunggu aku bertanya...benarkan?"Frankenstein sedikit terkejut,tak menyangka akan mendapat jawaban demikian dari Zhielle,ia kemudian tersenyum simpul

"itu kah perbedaaan cara kita berpikir selama ini?cieh...sekarang aku jadi berpikir...apa yang kulakukan sangat buruk"

"tidak..bukan begitu..tidak ada yang buruk atau yang paling baik diantara kita,aku tahu,tidak semua hal yang kulakukan membuat mu suka dan nyaman,begitupun sebaliknya,kadang kala,kita hanya menjadi tak sengaja"Frankenstein berdiri dari duduknya dan menatap Zhielle,gadis dengan mata beriris merah itu lekat-lekat
"apakah kau tahu...?sifat mu inilah yang membuat ku jadi takut...sangat takut...!!!aku bisa saja bertarung dengan musuh sekuat,dan sebanyak apa pun tapi,saat aku berada di depan mu,aku menjadi lemah dan tidak berdaya,dan...aku tidak suka itu...!!!"mata birunya menatap Zhielle penuh arti dan tanpa daya.
Frankenstein kemudian melepaskan genggaman tangan Zhielle dan berlalu darinya,namun sebelum langkah Frankenstein semakin jauh,Zhielle membuatnya terhenti

"aku mengerti...karena itulah...terkadang...antara kita,ada sebuah jarak"mendengar ucapan Zhielle, Frankenstein melirik sejenak dari ekor matanya tanpa berbalik,ia kemudian lanjut berjalan keluar pintu,saat akan menutup pintu,ia berbalik dan balas menatap Zhielle yang memunggunginya
"jangan lupa beristirahat..."Pinta Zhielle

Noblesse Fanfic Frankenstein Love Story 2 (Tamat) Lanjut Part 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang