7

1K 84 0
                                    

"Tuan...anda tidak beristirahat?"Frankenstein nampak cemas memandang pada Raizel yang sedang duduk di depannya dengan wajah lelah
"Tidak perlu"
"Tapi...anda sudah menggunakan banyak kekuatan anda,tidakkah sebaiknya anda beristirahat di ruang suci?"
"Aku tahu kau mencemaskan aku,tapi tidur di ruang suci akan memakan waktu lama,kita harus segera kembali ke rumah kita,aku hanya perlu beristirahat sebentar di kamar ku"
"Baik tuan"Frankenstein memberi hormat ketika Raizel berdiri dari duduknya dan meninggalkan ruang minum teh itu

Cahaya bulan  menyinari dari balik pintu jendela,Frankeenstein melangkah keluar balkon,dari tempat itu ia menatap balkon kamar dimana Zhielle pernah tinggal selama berada di Lukedonia,sejenak matanya menerawang kesana selama beberapa saat.

Langkah kaki Frankenstein ringan membelah koridor mansion besar Raizel,langkahnya terhenti di depan sebuah kamar berwarna putih,di bukanya pintu itu pelan,sebuah kamar besar dengan ranjang besar berukir bunga,di samping tempat tidur di dekat pintu ada sebuah lemari kayu coklat,dan di depan ranjang ada sebuah meja rias,Frankenstein membuka lemari tersebut,ada banyak gaun disana,semua gaun itu berwarna hitam,warna yang paling di sukai Zhielle,ia memandangi gaun-gaun yang masih menggantung indah tersebut,tanpa sadar membuat Frankenstein menyunggingkan senyum,memorinya terputar kembali ketika Zhielle mengucapkan perasaannya sebelum ia meninggalkan Lukedonia

Flash back
"aku menyukai mu"
Langkah Frankenstein mendadak terhenti mendengar pengakuan zhielle
"aku tahu kau tidak pernah menyukai aku,aku pikir tidak akan pernah mengatakan hal ini pada mu,tapi mungkin karena ini akan jadi terakhir kali kita bertemu,aku akan mengatakannya dan membuang harga diri ku sejauh mungkin...terima kasih untuk banyak hal yang telah kau lakukan bagi ku,meski aku begitu ingin tetap disini,hanya untuk melihat mu,aku tidak akan bisa,bagi ku kau seperti  mimpi yang tidak peduli sebesar apapun ingin aku raih,tidak akan pernah bisa ku wujudkan...tapi,aku hanya ingin kau tahu untuk pertama kalinya...Lukedonia jadi tempat yang menyenangkan saat aku bertemu dengan mu"

Kata-kata itu terngiang lagi dalam benaknya,Frankenstein kemudian membuka kain putih penutup ranjang tersebut yang berdebu tebal namun,selimut violet itu masih sama,ia duduk dan kemudian berbaring disana,tanpa terasa iapun jatuh tertidur
************
Malam itu ketenangan meliputi Seol,sampai suara kegaduhan karena bangunan hancur mengagetkan semua orang,tempat itu tak jauh dari tempat tinggal Frankenstein,sontak hal tersebut mengagetkan Zhielle ia terburu kesana dan mendapati Urokai sedang tersenyum senang dalam kekacauan tersebut
"Siapa ini...bukankah ini Zhielle...tak kuduga Lord masih membiarkan mu hidup setelah mengacau di Lukedonia"Urokai berbalik memandang Zhielle yang berdiri di belakangnya
"Tidak ku sangka,kau berkhianat pada Lord dan memilih bergabung dengan Union....tapi tidak seharusnya aku terkejut jika penjilatnya adalah diri mu,kau pasti akan melakukan semu hal rendahan yang kau bisa"timpal Zhielle dengan tenang
"Kekekeke....dari nada suara mu kau begitu marah pada ku...hei...jangan menyalahkan ku untuk ke bodohan mu ratusan tahun lalu"
"Aku akan memastikan kematian mu disini"
"Kekekeke...sombong sekali,dulu kau tidak bisa membunuh ku sekarang pun begitu...!!!"Urokai mengeluarkan Soul Weaponnya,menyerang Zhielle dengan membabi buta,Zhielle berusaha menghindar,akan tetapi gerakannya sangat lambat,membuat urokai terkekeh dengan nada mencemooh
"Pieh....gerakan mu lamban sekali...apa karena kau sudah terlalu lama tinggal di dunia manusia?"Zhielle terengah-engah,nafasnya memburu,matanya menyipit tajam penuh amarah menatap Urokài di depannya
"Shadow"Zhielle memanggil soul weapon miliknya,sebuah pedang berwarna ke emasan dengan rumbai bulan sabit muncul dalam genggamannya
"Maafkan aku Frankenstein...untuk kali ini aku ingkar janji"gumamnya lirih
"Wah....wah...wah....sudah lama aku tidak melihat Shadow,bayangan bulan....baguslah kalau kau serius sekarang....aku jadi semakin senang"
Urokai menyerang Zhielle lebih dulu,tak mau kalah Zhielle menahan serangan Urokai,dua kekuatan dahsyat yang berbenturan itu mengakibatkan kilatan cahaya disertai ledakan hebat,baru beberapa detik Zhielle menggunakan Shadow miliknya ia sudah merasakan kelelahan tetapi di sembunyikannya,sementara Urokai tertawa dan menikmatinya dengan gembira,kini giliran Zhielle menyerangnya saat ia dalam keadaan lengah
"Kau mencoba menyerang ku dengan cepat heh...?"protes Urokai,Zhielle mempercepat gerakan kakinya secepat angin,membuat Urokai kewalahan,dan saat itulah Zhielle memanfaatkan keadaan tersebut,ia mencoba menusuk Urokai dengan pedang,namun Urokai berhasil menghindar,pedang itu hanya sampai menggores wajahnya hingga berdarah,ia terdiam sejenak dan menyeka darah di wajahnya,melihat hal tersebut membangkitkan kemarahannya
"Berani sekali kau membuat ku terluka...meskipun kau adalah adik dari Noblesse aku akan membuh mu disini"teriaknya geram
"Dulu kau tidak bisa membunuh ku..sekarang pun begitu"Zhielle bergerak cepat,Urokai pun bersiap menyerang,saat Zhielle berusaha menahan soul weapon Urokai,Shadow miliknya meghilang,sehingga seketika serangan Urokai tepat merobek perutnya,membuat Zhielle terjatuh tersungkur diantara reruntuhan bangunan gedung,Uroakai berbalik sambil menyeringai
"Kemana perginya Soul weapon mu hah?atau apakah jangan-jangan Lord menyegel kekuatan mu....kekekekeh...kuyakin dia pasti melalakukan hal tersebut..meskipun kau berusaha menyembunyikannya dan menyerang dalam tempo sama,kau tetap sangat lamban bagi ku"Zhielle diam saja,ia hanya bisa menatap Urokai yang berjalan mendekat ke arahnya,nafanya memburu cepat,peluh membasahi wajahnya seperti butiran hujan,ia menggenggam erat luka di perutnya dengan satu tangannya sementara darah tak hentinya darah mengucur deras ia hanya mampu menelan ludah dan menahan rasa sakit
"Tadi kau bilang aku tidak bisa membunuh mu...sekarang coba lihat siapa yang sedang sekarat dan membutuhkan belas kasihan?"Urokai terhenti di depan Zhielle,ia menginjak lengan gadis itu
"Bukankah tangan ini yang tadi sudah berani melukai ku?"Urokai menyeringai tipis,sinar matanya berpendar penuh kekejaman,segera ia mengangkat soul weapon di tangannya dan menusuk jemari Zhielle hingga menghujam tanah,Zhielle bahkan sudah tak memiliki tenaga lagi hanya untuk sekedar berteriak,ia hanya terdiam dan menutup matanya dengan sebutir airmata yang menghujam lembut ke atas tanah
"Frankenstein...kakak"gumamnya

********* *******
Frankenstein terbangun,wajahnya nampak pucat dan cemas.
"Itu hanya mimpi....dia akan baik-baik saja"Frankenstein menatap keluar,rembulan telah berganti mentari hangat yang menyilaukan mata

Noblesse Fanfic Frankenstein Love Story 2 (Tamat) Lanjut Part 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang