6 F

671 64 8
                                    


Beberapa minggu pun berlalu, Zhielle tinggal bersama Si Mi, siang harinya ia tak melakukan apa pun dan baru bekerja malam harinya di karoke Tuan Kim. Dan menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja dari bekerja di tempat tersebut. Hal itu tidaklah sulit, mengingat ia hanya perlu membiayai hidupnya sendiri

Pagi itu Zhielle sedang sibuk melipat pakaiannya dengan sembarang ke dalam koper, sementara beberapa langkah darinya, Si Mi sedang bersiap untuk bekerja, ia begitu serius merias dirinya di depan cermin, sesekali matanya mengamati Zhielle dari balik kaca riasnya. Mengamati betapa canggungnya ia melakukan pekerjaan sederhana yang bisa dilakukan siapa saja.

"Apa kau bahkan tidak tahu cara melipat pakaian?" tanya Si Mi, membuat pandangan Zhielle beralih padanya. Namun dibalas anggukan olehnya.

"Apa kau mau aku mengajarkannya padamu?"

"Apa kau mau?" sambutnya dengan antusias

"Tidak masalah" Si Mi beranjak dari duduknya, meletakkan lipstik di tangannya dan beralih pada pakaian Zhielle. Pakaian berwarna merah muda lengan panjang bermotiv bunga itu diraihnya dari jemari gadis itu.

"Lihat ya, caranya ini sangat mudah" ia mempraktekkan cara melipat baju pada Zhielle, sementara gadis itu hanya mengangguk dan mengamati perlahan setiap gerakan tangan Si Mi.

Hanya beberapa saat sampai Si Mi kemudian terkejut dan mengamati semua pakaian Zhielle satu demi satu di dalam koper,lalu mengalihkan pandangannya pada iris mata Zhielle seolah tak percaya sama sekali.

"Ini semua pakaianmu?" sambil memeriksa tiap lembar label pakaian tersebut

"Iya, memangnya kenapa" jawabnya dengan biasa

"Ini semua pakaian bermerek, orang biasa tidak akan sanggup membelinya. Pantas saja, aku heran, kau ini tidak pernah bisa mengerjakan pekerjaan apa pun dengan baik. Aku yakin kau ini bukan orang biasa"

"Aku memang tidak bisa mengerjakan semua hal dengan baik sejak dulu. Kalau pakaian ini aku tidak tahu bermerek atau tidak, karena Frankenstein yang membelikan semuanya untukku"

"Kalau begitu dia sangat mencintaimu, coba kau lihat semua pakaianmu. Bahkan dengan gajiku selama 1 tahun, belum tentu aku bisa membelinya"

"Apa sebuah pakaian mahal bisa menjadi sebuah pakaian untuk menutupi kesedihan?" Zhielle memandangi serius Si Mi di sebelahnya, sementara Si Mi nampak mempertimbangkan ucapannya.

"Tapi kau itu cantik, kau juga seorang wanita. Mana mungkin dia bisa menolakmu?"

"Cantik atau tidaak, saat seseorang melihatmu sepanjang hari mereka akan menjadi bosan. Kupikir bukan tentang apakah aku cantik atau tidak, tapi apakah dia akan tetap menerimaku meski aku selalu nampak seperti ini tiap harinya?" raut wajahnya menjadi sedikit sedih sekarang

"Ternyata, dalam soal cinta kau ini emosional. Lalu, di mana kalian bertemu pertama kali?"

"Kami bertemu tidak sengaja, aku awalnya sangat tidak suka padanya, tapi kemudian aku mulai menyukai dia dan mengejarnya" sebuah senyum kecil ia sunggingkan bersamaan jawaban dari bibirnya

"Karena itulah, orang-orang selalu mengatakan perbedaan cinta dan benci hanya setipis helaian rambut. Lalu, kau yang mengatakan perasaanmu lebih dulu?"

"Iya, aku mengatakannya lebih dulu tapi dia selalu tidak mengacuhkan aku. Bahkan saat aku mengatakan perasaanku dia sama sekali tidak menjawab"

"Pantas saja, bagi pria jika dia tidak pernah menganggap wanita sebagai wanita maka selamanya akan begitu, berbeda dengan para wanita, asal mereka diberikan perhatian dan kasih sayang, kebencian mereka bisa berubah jadi cinta. Aku mengerti hal ini karena aku juga pernah hidup sebagai mantan pria, kau mengerti kan maksudku?" Zhielle hanya mengangguk setuju pada pencerahan dari Si Mi

Noblesse Fanfic Frankenstein Love Story 2 (Tamat) Lanjut Part 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang