4c

1K 80 19
                                    

Frankenstein membawa tubuh Zhielle yang tengah pingsan kedalam kantornya, dengan hati-hati ia meletakkan tubuhnya di atas kursi, setelah itu ia beranjak ke lemari di belakang meja kerjanya dan mencari sesuatu, jemarinya terhenti pada sebuah laci besar, ia meraih sebuah selimut dan ada beberapa pakain bersih juga disana
"Sudah kuduga ini akan berguna suatu hari" gumamnya, ia berjalan menghampiri Zhielle, dan menatapnya sebentar, kemudian melemparkan selimut begitu saja ke atas tubuhnya
"Kurasa begitu saja, sudah cukup untuk mu, kau tidak akan mati kedinginan kan?" Frankenstein lalu melepaskan pakaiannya yang basah dan menggantinya kemeja putih kering, kemudian duduk lagi di kursi, dan mengamati komputer di depannya, sesekali matannya melirik gadis itu yang sedang kebasahan
"Kau tidak akan mati, jadi begitu saja cukup, jangan minta lebih" ia kemudian membalik kursinya
"aagh... Meski tidak akan mati kenapa aku tetap memikirkan mu" ia kemudian bangkit dengan enggan, berdiri di samping Zhielle yang tidur
"Apa kira-kira yang harus kulakukan," digaruknya kepalanya dengan bingung "baik mengganti pakaian... Iya, kupikir tidak masalah, tapi aku jadi khawatir Tao menaruh kamera di sekitar tempat ini, anak itu menjengkelkan juga" Frankenstein mematikan lampu dan menggunakan ponsel sebagai ganti senter, ia kemudian duduk disamping Zhielle
"Baiklah... Hanya menggantikan pakaian, apa susahnya, anggap saja dia adalah bayi, anak di depanku adalah bayi berumur 9 bulan, pikirkan itu, pikirkan itu" Frankenstein lalu membuka selimut itu dan melirik sebentar dari ekor matanya "Iya... Itu hanya baju kaos panjang terusan, cukup mudah, baiklah... Aku akan menolong mu lagi, ingat saat bangun nanti berterimakasihlah pada ku, kau mengerti?"
"Apa pun yang terjadi jangan melihat, palingkan wajah ku jauh darinya, anggap dia adalah sesuatu yang paling menjijikkan jadi aku tidak akan melihatnya, benar bagus"
"Kenapa jadi sulit sekali, bagaimanapun aku harus melihatnya, astaga... Kenapa saat pingsan pun kau masih harus menyusahkan aku?" Frankenstein melirk Zhielle dengan bantuan cahaya lampu dari ponselnya
"Ini tidak akan berhasil, kenapa aku merasa jantungku sedikit berdebar? Ini buruk sekali, baiklah kau tidak akan masalah tidur dengan pakaian basah, karena kau vampire... Aku lebih baik tidur" Frankenstein lalu menuju kursi disampingnya dan berbaring
"Frankenstein" panggil Zhielle lirih, mendengar itu segera ia menghampirinya
"Ada apa? "
"Garuk punggungku, tolong garuk punggungku"
"Baiklah... " dengan berat Frankenstein menggaruk punggungnya
"Bajumu basah sekali, kau harusnya bangun dan ganti baju"
"Aku bahkan tidak bisa bergerak" balasnya lirih
"Kalau begitu berbalik..."
"Aku juga tidak bisa"
"Kau ini manja sekali"
"Semuanya juga gara-gara kau... Kenapa memarahiku?"
"Kenapa kau malah menyalahkan orang lain?"
"Kalau begitu, tidurlah, tidak perlu melakukan apa-apa, nanti juga bajuku kering sendiri"
"Karena kau protes aku tidak bisa mengabaikan hal itu, begitu saja, kau tahu kenapa, karena itu sangat baik... Kau mengerti?"
"Iya" Frankenstein membalik tubuh Zhielle memunggunginya dan melepaskan baju terusan panjang yang dikenakannya.
"Sudah selesai, sekarang kau bisa tidur"
"Terimakasih"
Frankenstein lalu kembali ke kursinya barusan, ia mencoba menutup mata dengan resah
"Kenapa, aku jadi tidak bisa tidur" ia kemudian duduk di kursi
"Mungkin karena lampunya mati, sebaiknya aku menyalakan lampu" Frankenstein kembali ke kursinya kemudian, sekali lagi mencoba menutup matanya
"Aku tidak bisa tidur, lebih baik aku mengerjakan laporan," sekali lagi ia beralih ke meja kerjanya dan membuka laporan serta mengamati komputer dengan serius selama beberapa lama
"Apa-apaan ini, tidak ada yang bisa dikerjakan," gerutunya kesal "Bermain game, iya... Ide bagus"
Frankenstein kembali ke mejanya dan meraih ponsel, baru beberapa lama ia memainkan ponsel itu, matanya mengernyit kesal.
"Game apa itu, siapa yang membuatnya... Kenapa aku tidak bisa menggunakannya?" Frankenstein melirik ke arah Zhielle di kursi sampingnya "Aku akan tidur" Frankenstein lagi mencoba tidur, tapi ia begitu resah dan membolak balik tubuhnya tak nyaman
"Kenapa aku tidak bisa tidur" sekali lagi ia bangkit dan duduk beberapa lama, kemudian menghampiri Zhielle
"Heei... Zhielle bangun"
"Ada apa?" balasnya dengan lemah
"Kau kedinginan?"
"Tidak"
"Apa?"
"Tidak"
"Kau tidak perlu berbohong... Minggirkan sana tubuhmu, aku sedang berbaik hati membantu"
"Di sini sempit"
"Alasanmu banyak sekali, jangan menolak kebaikan orang lain, itu buruk, kau mengerti?" Frankenstein merangsek begitu saja kedalam selimut putih tersebut, ia tertidur dengan memunggi Zhielle namun, ia masih merasa resah dan tidak bisa tertidur "Aku baru mengerti kalau, Dark Spare lebih mudah dikendalikan dibandingkan naluri ku sebagai pria" keluhnya membuang nafas

Tanpa terasa pagi telah menjelang, Frankenstein masih terjaga saat Zhielle bangun
"Haii... Pak tua, apa kau tahu aku ini tidak bisa tidur semalaman karena kau tidur di kursi ini, rasanya sempit sekali dengan badanmu yang besar itu" Frankenstein lalu melirik dari ekor matanya
"Biarkan saja"
"Kalau begitu minggir, aku mau turun"
"Tidak mau"
"Kalau tidak mau turun aku akan mendorongmu"
"Dorong saja kalau kau bisa"
Zhielle zemakin kesal, ia berusaha mendorong pria itu agar menajuh dari kursi, akantetapi, tubuh kokoh Frankenstein bahkan tak bergerak seinci pun, ia hanya kelelahan dan membuang tenaganya, akhirnya ia bangun dan berhasil keluar dengan susah payah sambil melilit selimut tebal berwarna putih itu ditubuhnya, sedangkan Frankenstein begitu dingin dan mengabaikannya.
"Di mana pakaianku?"
"Cari saja sendiri"
"Di mana?"
"Entahlah, mungkin aku sudah melemparnya" Zhielle menghela nafas sambil matanya melirik sudut ruangan, ia mengintip ke belakang kursi dan mendapati pakaiannya berserakan di atas lantai
"Ada apa denganmu, kau ini memang selalu jahat padaku" Zhielle lalu menuju ke toilet, Frankenstein bangkit dari tidurnya dengan wajah frustasi, setelah berpikir dengan ragu selama beberapa detik, ia putuskan menuju ke toilet dan membuka pintunya begitu saja, Zhielle yang melihatnya sontak terkejut
"Astaga, kenapa kau masuk tidak mengetuk pintu?"
"Salahmu sendiri tidak menguncinya"
"Tapi, kaukan tahu aku didalam"
"Sudahlah, ada yang mau kubicarakan"
"Apa? " Frankenstein terdiam sejenak dan menarik nafas
"Kau tahu, aku ini seorang pria kan? "
"Iya, lalu? "
"Dengarkan aku dulu, aku belum selesai bicara"
"Baik... Baik"
"Kau tahu, aku ini seorang pria ada beberapa hal yang bisa kutahan dengan baik dan tidak, kau tahu, perasaan menggelora yang datang tiba-tiba dan harus dikeluarkan segera, kau mengerti kan? " Zhielle melongo dan nampak berpikir beberapa detik
"Iya... Ya... Ya... Aku mengerti maksudmu, aku bisa memahami perasaan mu, pasti sulit sekali menahan perasaan itu"
"Benar sekali" Frankenstein mengangguk setuju,Zhielle menepuk-nepuk pundaknya
"Kau pasti sedang menahan buang air besar, benarkan? Aku mengerti, kau pasti kesulitan sekali menahan perasaan seperti itu, maafkan aku, aku sedikit tidak mengerti maksudmu, aku akan keluar, setelah selesai kau boleh memanggilku" Frankenstein memasang wajah tak sabar, saat Zhielle akan melangkah keluar, jemarinya menahan pundak gadis itu
"Mau kemana kau? "
"Mau keluar, aku akan menunggu di luar saja"
"Kau benar-benar meremehkan usahaku"
"Siapa yang begitu? "
"Kemarikan telingamu" Zhielle mendekatkan telinganya pada Frankenstein, ia berbisik di telinganya, sontak membuat Zhielle tertawa kencang, suaranya memenuhi toilet tersebut, ia berbalik menatap Frankenstein yang sedang mencoba memasang wajah dingin yang dipaksakan
"Hahahaha.... Kau manis sekali"
"Hentikan itu" Frankenstein menarik wajahnya ke arah lain, setiap Zhielle berusaha menatapnya
"Baiklah" Zhielle merengkuhnya dengan hangat dalam pelukannya

"Sedikit nakal" 😂😂😂

Noblesse Fanfic Frankenstein Love Story 2 (Tamat) Lanjut Part 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang