Salju dan kenangan

961 87 1
                                    

"Frankenstein bangun...ini sudah besok?"Zhielle menarik-narik selimut Frankenstein,membuatnya kesal dan sontak bangun
"ada apa dengan mu...apa kau tidak lihat ini jam 12 malam"pekiknya setengah mengantuk
"kau bilang kita akan jalan-jalan besok...ini sudah besok...kau lihat"Zhielle meraba saku celana putihnya dan mengeluarkan ponsel yang ia arahkan tepat ke depan wajah Frankenstein,sinar ponsel itu membuat matanya silau,ia mengedip sesaat
"lihatkan...lihat...lihat,kemarin selasa ini sudah hari rabu,jadi besok itu sekarang....ayolah bangun"Zhielle menarik lengan kokoh Frankenstein,ia hanya menggaruk kepalanya
"tapi ini sudah tengah malam...kau mau jalan-jalan kemana?"Zhielle terdiam dan berpikir
"kemana saja...ayolah Frankenstein...ayolah...aku mau melihat kapas itu...aku mohon"Zhielle terus merengek,membuatnya dongkol dan menghempas tangannya
"10 menit...kau paham"
"baiklah...baiklah...terima kasih,aku akan mengambil jaket ku"
"wanita itu benar-benar gila"keluhnya sambil turun dari atas tempat tidur
"aku siap"Zhielle meloncat gembira dan meraih lengan Frankenstein yang menunggunya di depan pintu
"kenapa kau begitu senang mengganggu ku"
"karena aku suka"Zhielle menatapnya dengan tertawa,Frankenstein buang muka darinya

Mereka berjalan di tengah kota bersama pasangan lainnya,dengan lampu di sepanjang jalan yang menghias pada pohon-pohon yang kering dengan salju yang tinggal di sepanjang dahannya,terang, putih dan hangat.
Ada banyak toko masih buka dan ramai di pusat kota dan tempat belanja yang mereka lewati.Zhielle menggandeng lengan Frankenstein,sementara Frankenstein acuh padanya,ia meletakkan jarinya dalam sakunya karena dinginnya udara
"Seoul sangat indah ya"
"biasa saja"Zhielle mencuri pandang dari Frankenstein,ia terdiam sesaat
"baiklah...karena kita sudah di luar,bagaimana kalau kita makan?
"aku mau tidur"
"tapi kita sudah jauh-jauh kemari,nanti kalau sekolah sudah buka,kau pasti akan jadi lebih sibuk..."Frankenstein menghela nafas panjang dan mulai mendesis marah
"aku sudah menuruti kemauan mu...bisakah kau mengerti saat aku bilang aku ingin tidur"nada suara Frankenstein meninggi,membuat Zhielle terkejut dan melepaskan pegangan tangannya
"maaf"ia pergi dan meninggalkan Frankenstein seorang diri,karena kesal, ia tak mau mengejar Zhielle dan terus berjalan saja seorang diri.

Sesekali ia menengok pada pasangan muda lainnya dan menggerutu
"apa yang anak-anak itu lakukan tengah malam begini?bukannya pulang dan tidur...bodoh sekali..."Frankenstein pun berbalik pulang,di tengah jalan arah pulang kerumah,di sebuah taman, mendadak lampu menyala dengan terang,menyinari tiap sudut taman dengan butiran salju yang berguguran indah,sontak membuatnya terkejut dan bersiaga,Zhielle berjalan di belakangnya dengan membawa kue yang terbungkus dus transparan
"selamat ulang tahun"suaranya riang,Frankenstein berbalik dengan terkejut
"selamat ulang tahun..Frankenstein"
"apa maksud mu?"ia tampak keheranan
"bukankah ini ulang tahun mu?"
"kau melihat dari mana?"
"kartu identitas"
"dan kau percaya saja?"
"heh..jadi itu palsu?"Zhielle membelalak tak percaya
"kau kira umur ku berapa sampai harus merayakan ulang tahun?"
"entahlaah...kau sudah kakek-kakek"
"jika aku kakek-kakek,kau kira berapa usia mu??"
"sayangnya aku abadi"jawabnya dengan percaya diri,Frankenstein hanya melirik dingin padanya
"sudahlah...aku mau pulang"Zhielle menahan lengan Frankenstein
"tunggu dulu...anggap saja ini ulang tahun mu yang sebenarnya"
"kau ini suka sekali memaksa ya?"
"sedikit...ayo kita makan kue..!!!"
"apa kita tidak bisa memakannya di rumah?"
"suasana disini terlalu indah untuk di abaikan"
"jadi kau mengajak ku kemari hanya untuk ini...benar-benar buang waktu"Zhielle menarik nafas panjang
"aku tahu ini tidak akan berhasil,kau sepertinya tak suka semua hal yang manis"suaranya dengan pasrah
"kau sudah tahu kenyataannya tapi tetap melakukannya,jadi salah siapa?"
"baiklah...baiklah..."Zhielle merogoh saku coat hitam miliknya,ia menyodorkan dua buah bungkusan kado pada Frankenstein
"ini"
"apa ini?"
"ayo buka....!!!"Frankenstein membuka bungkusan itu sembarangan dan mendapati kaos tangan rajut berwarna hitam dan kotak kecil berisi kacamata
"kacamata?"Zhielle mengangguk dengan senyum bangga
"kacamata mu sudah cukup tua,jadi ku pikir untuk membelikan yang baru...jangan khawatir pada ukurannya,aku membawa kacamata mu sebagai contoh..."
"sarung tangan?"
"agar saat kau pulang dari sekolah,tangan mu tidak akan membeku karena kedinginan"Frankenstein tersenyum simpul
"udara dingin...bagaimana kalau kita makan kue ini di rumah saja?"Zhielle mengangguk senang,Frankenstein memakai sarung tangan itu pada tangan kanannya dan satunya lagi ia pakaikan di tangan Zhielle
"heh...kenapa?"
"agar kau juga tetap hangat"
"lalu kuenya?"
"tentu saja kau yang bawa...!!!"
"baiklah..pak kepala sekolah...hei..bukankah itu terdengar keren?"
"biasa saja"
"sepertinya semua hal jadi biasa saja untuk  mu"gerutu Zhielle yang ditanggapi dingin Frankenstein.
Mereka kemudian berjalan beriringan,Frankenstein meraih tangan Zhielle dan memasukkannya dalam sakunya,Zhielle menatapnya dengan penuh arti
"terima kasih"Frankenstein melirik sesaat dari ekor matanya dan tersenyum

Setelah menghabiskan kue itu bersama-sama,mereka masuk kedalam kamar dan  bersiap tidur,tapi baru saja memejamkan mata Frankenstein menjadi resah dan bergerak tak tentu arah karena sudah tidak bisa tertidur,Zhielle yang berbaring disampingnya hanya tertawa
"apa yang kau tertawakan?"Frankenstein menatapnya lekat,wajah mereka saling berhad-hadapan
"tidak ada"jawabnya dengan menggeleng
"senyum mu itu membuat ku kesal"
"baiklah aku tidak akan tersenyum lagi,aku akan diam"Zhielle menutup mata,Frankenstein terbangun dan duduk seperti sedang merajuk,Zhielle sedikit mengintip dari kelopak matanya
"baiklah...aku tidak akan tidur,ini salah ku...jadi aku akan bertanggung jawab sepenuhnya"Zhielle ikut bangun dari tidurnya,Frankenstein tersenyum gembira
"bagus...itu memang salah mu"
"baiklah...kalau begitu tidurlah"Zhielle menepuk-nepukkan pahanya,memberi isyarat agar Frankenstein tertidur di pangkuannya,dengan setengah enggan dan tangan melipat di dada ia membaringkan kepalanya di pangkuan Zhielle
"dengar...aku melakukan ini karena kau bersalah..."
"baik-baik...sesuka hati mu,karena aku sedang di hukum"
"benar"
"lalu...bagaimana kalau aku mendongeng untuk mu agar kau bisa tidur"
"kau pikir aku anak kecil?"protesnya
"kalau begitu aku akan menyanyi lagu tidur untuk mu?"
"aku ragu suara mu bagus"
"kau belum dengar saja"
"sepertinya aku sudah tiap hari mendengar mu bicara"
"ini hal yang berbeda"
"karena itu suara mu jadi sama saja"
"kalau begitu aku tidak mau menyanyi"
"baiklah...lakukan saja,tapi kalau jelek kau harus berhenti"
"iya...kau cerewet sekali"
"bukannya itu kau"
"kalau kau terus begitu,kapan aku menyanyi"
"sudah cepat"Zhielle membelai lembut rambut keemasan Frankenstein sambil bernyanyi,perlahan kantuk mulai menguasai matanya,Frankenstein pun tertidur dengan nyenyak ditemani guguran salju. 

Noblesse Fanfic Frankenstein Love Story 2 (Tamat) Lanjut Part 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang