Masalalu (Pernikahan Part 4)

1K 76 12
                                    


 Frankenstein membuka pintu kamarnya, dari arah ruang makan punggung Zhielle nampak membelakang,sedang memandangi taman dari jendela besar yang ditutup gorden kekuningan. Langkahnya mengarah ke tempat Zhielle. Ditariknya sebuah kursi dan duduk di sebelahnya, tanpa di sadari oleh gadis itu yang melamun dengan tatapan lurus ke depan.

"Apa yang sedang kau lihat?" pertanyaan itu segera saja menghamburkan lamunannya. Ia berpaling ke arah Frankenstein di sebelahnya dengan senyum hangat seperti biasanya.

"Tidak ada. Selamat pagi"

"Pagi"

"Bagaimana kabarmu pagi ini?"

"Cukup baik"

"Bagaimana denganmu?" dengan sedikit senyum Zhielle menunduk kecil sambil memandangi anak jemarinya diatas pangkuannya.

"Aku hanya merasa sedikit lelah. Jadi aku tidur cukup lama"

"Kau tidak tidur begitu lama, hanya dua hari"

"Aah begitu" Zhielle kembali terdiam, dan nampak merenung lagi.

"Kenapa kau tidak mencoba keluar dan mencari seorang teman?" iris matanya membesar dan sedikit senyum terhias di wajahnya.

"Sejujurnya aku sudah lama sendiri, sehingga lupa bagaimana rasanya memiliki teman" pandangannya kembali mengarah keluar jendela di mana awan membentuk mendung tipis "Walaupun tentu saja di masalalu aku pernah memilikinya, tapi waktu mengubah kami sehingga menjadi canggung dan berjauhan. Tapi tentu saja aku tidak menyalahkan keadaan yang menuntut kami berubah. Saat aku mengingat masa dimana kami tertawa hal itu sudah cukup membuatku gembira"

"Apa seseorang bisa berbahagia hanya dengan kenangan"

"Mungkin tidak, tapi suatu waktu saat aku duduk sendiri, kenangan yang menyenangkan itu membuatku merasa hangat, walaupun tidak tau kenapa aku tetap tersenyum" mendengar jawaban itu Frankenstein hanya terdiam dan tak melepaskan pandangannya.

"Kau mau keluar berjalan-jalan?" matanya seketika berpendar antusias

"Apa kau tidak sibuk?"

"Jika hanya makan siang, aku akan punya sedikit waktu, lagi pula di ujung jalan sedang ada restoran yang baru buka"

"Kalau itu tidak mengganggumu aku akan senang sekali" balas Zhielle dengan ceria.

"Kalau begitu, datanglah siang nanti ke taman, setelah itu kita akan berangkat bersama-sama

"baik" Frankenstein lalu berdiri menuju ke arah kamar tidur mereka yang berada tak begitu jauh dari ruang makan. Tak berapa waktu kemudian, Frankenstein telah siap dengan coat hitam selutut dan celana kain warna senada, beserta topi tinggi berwarna abu-abu. Ia bersiap berangkat ke tokonya pagi sekali.

Waktu janji bertemu mereka semakin dekat. Zhielle dengan semangat bersiap,ia mengenakan gaun terusan panjang berwarna merah muda dengan renda mengias pundaknya, sementara rok panjangnya jatuh menjuntai lembut dengan sederhana. Sementara rambutnya di gulung rapi di tambah topi lebar berwarna putih yang manis. Senyum tak hentinya membanjiri wajahnya.

Langkahnya perlahan menuju ke taman yang berada tak jauh dari rumah mereka. Hiruk pikuk orang lalu lalang menemani langkahnya, sesekali derap kereta kuda berlari di dekat jalan kecil yang ia lalui. Tanpa ia sadari, ia sudah berdiri di depan taman dengan haamparan ribuan lili putih yang indah, dengan beberapa pohon hijau di sekitarnya. Ia berjalan ke sebuah bangku taman berwarna coklat yang di naungi pohon ek. Langit nampak semakin gelap, seolah hujan bersiap turun sebentar lagi. Namun hal demikian tak menghilangkan semangat Zhielle yang masih menunggu. Ia masih tersenyum gembira sambil sesekali mengamati jalan dan perumahan yang berada tak berapa jauh darinya.

Noblesse Fanfic Frankenstein Love Story 2 (Tamat) Lanjut Part 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang