Cinta yang Jahat

1K 83 46
                                    

Chapter bonus, nikmati dengan hati biar baper, kalau ke ganggu typo, maklum langsung posting :3

Sekalian lagunya di nikmati... Edisi beberapa waktu ke depan akan banyakan sedih, mau gimana lagi, maklum mereka lagi pisah, beberapa chapter mungkin diisi Flash back sampai mereka ketemu lagi...



Frankenstein kembali ke ruangannya, tak lama kemudian bunyi ketukan dari arah pintu memalingkan pandangannya.

"Masuklah" Takio merangsek masuk sambil membawa sebuah bingkisan berbungkus kertas kado merah muda

"Apa aku mengganggu?"

"Tidak, ada apa?"

"Aku datang untuk menyampaikan sebuah bingkisan" ia menyodorkan bingkisan itu, Frankenstein menatap bingkisan itu dengan terpaku

"Buang saja jika tidak penting"

"Ini dari Zhielle" lanjut Takio. Mendengar nama itu seketika saja raut wajahnya menjadi tak sabar

"Berikan padaku!" Takio menyerahkan bungkusan itu pada Frankenstein lalu pamit dan meninggalkan ruangan itu.

Frankenstein dengan tatapan heran mengamati bungkusan itu, ia beralih ke meja kerjanya dan membuka bungkusan itu secara perlahan, mendapati sebuah kotak hitam berisi kaset, tape recorde pemutar berwarna abu-abu beserta permen lolipop, dan album foto kecil seukuran genggaman tangan. Matanya meyipit dengan alis mengernyit, sinar matanya tampak menilikkan sebuah pertanyaan. Meski sedikit ragu, ia memutarkan kaset itu sambil menyender pada kursi kerjanya dan memandangi langit-langit kantornya.

*********

Zhielle POV 2 MINGGU SEBELUMNYA

Hari ini, aku menatap rumah kami, rumah yang kutinggali selama beberapa tahun dengan Frankenstein. Aku hanya tahu betapa aku akan sangat bersalah padanya, dan betapa rumah dan tiap sudutnya akan sangat kurindukan. Entah berapa lama lagi aku bisa hidup, aku hanya ingin melihatnya tiap hari tanpa berpikir bahwa kematian akan semakin mendekat padaku.

Tidak ada yang bisa membuat seorang wanita berbahagia, selain kenyataan bahwa ia dicintai dan diterima tanpa syarat. Tidak pula ada kenyataanyang lebih menggairahkan selain cinta yang sepihak kemudian mendapatkan balasan yang memadai.

Seperti biasa, aku duduk di meja makan dan melihat lagi kenangan antara kami, memandangi senyumya yang selalu sanggup mencerahan kehidupanku, membuatku mengerti akan hidup seperti wanita sebenarnya. Aku sangat ingin menyampaikan kalimat perpisahan yang baik, tanpa pelu terlihat lemah dan cengeng. Lalu dengan susah payah, aku tahu cara terbaik untuk mengatakan perpisahan kami, di ikuti malam yang terasa sepi dan bunyi jam yang menyempitkan waktuku. Aku menyalakan Tape recorderku, menarik nafasku dalam dan mencoba terdengar baik.

"Apa kau terkejut? Kau pasti heran dengan apa yang kulakukan ini... Anggap saja aku sedang tidak memiliki kegiatan lain dan hanya ingin menggodamu. Kau tahu, aku sangat suka melakukan hal itu, bukan karena aku ingin melihatmu menderita, aku hanya paham cara sederhana itu untuk membuatmu mengalihkan sedikit hidupmu padaku, sejujurnya, aku takut kesepian setelah hidup terlalu lama denganmu. (aku menarik nafasku dalam, rasanya perpisahan ini tidak pernah sanggup aku lakukan)

Aku... Aku, entah kenapa aku jadi lupa untuk mengatakan apa yang ingin kusampaikan, bodoh sekali aku ini!. Kau tahu, aku berbicara sambil memandangi fotomu, jadi entah kenapa aku merasa seolah-olah kau sedang berada di depanku, sangat dekat, dekat sekali. (aku tahu tubuhku mulai bergetar, rasa pahit yang mengganjal di tenggorokanku benar-benar sulit kujauhkan, aku tahu betapa lemahnya perasaanku ini)

Frankenstein... Frankenstein... Frankenstein... Frankenstein... Frankenstein, aku suka sekali namamu, aku senang sekali kau adalah Frankenstein, aku senang sekali saat aku bisa memandangimu, aku senang sekali bisa selalu mengikutimu, memandangi punggungmu, menunggu sampai kau beralih dan menatapku, aku ingin sekali kau mengingatku, aku ingin sekali kau merasa rindu padaku, aku ingin sekali kau mengatakan bahwa kau mencintaiku, hal yang tidak pernah berani aku tanyakan sampai hari ini padamu karena aku tidak pernah yakin bahwa Frankenstein mencintai Zhielle. Zhielle sangat mencintai Frankenstein, lebih daripada semua tas bagus, sepatu dan pakaian yang ada di dunia ini. (aku menutup bibirku dengan jari-jariku, berharap suara isakanku tidak terdengar dan sampai padanya, sampai di hari di mana pesan itu akan didengar olehnya) .

Hari saat aku bertemu denganmu, hari di mana aku mengatakan perasaanku, hari di mana kau menikah denganku,sejujurnya hari itu aku tahu, aku mendengar semuanya, aku ingat semuanya tapi aku tidak mau menghentikan semuanya, kau tahu kenapa? Karena aku ingin memiliki alasan yang benar untuk bersamamu, agar kau tidak menemukan celah untuk menolakku. Aku menyembunyikan kenyataan itu karena aku tidak mau kau menganggapku semakin tidak punya malu, meski kenyataannya demikian. Kau hanya perlu tahu aku adalah seorang gadis yang manis. Aku menjauhkanmu dari semua gadis, semua wanita yang membuatku selalu berpikir akan merebutmu jauh, memintanya dengan perlahan atau jika perlu menyingkirkannya dengan paksa. Bukankah kedengarannya, aku sangat jahat dan mengerikan? Aku tahu... Aku tahu itu, cinta mengubahku perlahan menjadi jahat dan aku tidak mampu menghentikan itu, jadi maafkan aku untuk hal ini. Kau harus tahu, pagi hari saat aku melihatmu tertidur di sisiku, duduk di depanku, rasanya kehidupan 1000 tahun terlewat dalam sehari, tapi meminta waktu sehari lebih lama untuk membuat ikatan yang sama terdengar seperti tidak mungkin.

Jika hari ini, berhari-hari setelah aku pergi kau mendengar pesanku, aku berharap doaku pun sampai kepadamu, ke tempat di mana langit pernah mengijinkan dan menghapus batas antara aku denganmu. Aku selalu ingin menjadi yang terbaik untukmu, meski pada akhirnya aku gagal dan membuatmu kecewa, beberapa kali membuatmu terluka dan marah, hanya satu yang tidak mau aku dengar darimu, bahwa kau benci padaku yang menyia-nyiakan hidupmu karena alasan egois yang di sebut cinta sepihak. Saat kau merasa hidup terlalu pahit, makanlah beberapa permen agar kau merasa lebih baik, saat kau tidak ingin tersenyum, lihatlah semua fotomu yang di penuhi tawa, agar aku bisa sedikit lega sudah merubah sedikit cara pikirmu. (Air mataku menderas, aku tidak sanggup menyembunyikan kenyataan ini, tolong... biarkan aku sedikit menangis, untuk terakhir kalinya, aku mohon... aku mohon)

Frankenstein, aku tidak mau pergi...! Aku takut sekali, aku masih ingin tinggal bersamamu, bagaimana caraku, bagaimana...

Pada akhirnya, aku kembali tidak bisa menyembunyikan perasaanku, orang yang lebih mencintai akan terlihat lebih lemah, dan kenyataan selalu sulit di tolak bahkan olehku. Aku menunduk dan menutupi wajahku dalam genggamanku, mematikan recorder itu agar penderitaanku tidak perlu nampak sangat jelas, aku benar-benar tidak bisa menyembunyikan tangisanku, aku terisak dan jatuh cinta terlalu dalam, kenapacinta bisa terasa begitu pahit? Aku memukul-mukul jantungku, mengharapkan rasa sakit itu akan menghilang atau bahkan berkurang, tapi tangis itu semakin menjadi.

********

"Aku baik-baik saja, aku tidak apa-apa" gumam Frankenstein. Tangannya mencengkram erat kursi duduknya, lalu terdiam dengan sorot mata yang terlihat berembun. Ia bangkit lalu tertawa dengan mengerikan.

"Aku tidak apa-apa, semua baik-baik saja. Benar... Itu benar" mendadak ia jatuh terduduk sambil bersandar pada tembok di belakangnya, setetes air mata kemudian jatuh dari pipinya.

"Tidak ada yang baik, karena aku membenci senyumku dan semua hal yang manis yang kau sukai"

Noblesse Fanfic Frankenstein Love Story 2 (Tamat) Lanjut Part 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang