4

1K 83 1
                                    

"astaga kepala ku sakit sekali"keluh Zhielle sambil menguap kecil,di dapur Frankenstein sudah sibuk memasak sarapan pagi
"pagi..."
Frankenstein diam saja tak membalas sapaan Zhielle,ia sibuk menyiapkan teh
"pagi"sapa Zhielle lagi
Sementara Raizel sudah bersiap dengan seragamnya berjalan mendekat ke arah mereka,Frankenstein berbalik dan menyapanya hangat
"selamat pagi tuan"
"pagi"
"pagi kakak"Raizel tersenyum kecil padanya
"pagi Frankenstein"pria itu masih mengabaikannya,melihat tingkah anehnya Zhielle hanya terheran-heran
"Frankenstein kau sakit?"
"anda ingin sarapan apa tuan?"
"seperti biasa yang kau siapkan"
"kau sakit ya?"
"kalau begitu akan saya siapkan"
"ada apa dengannya?"gerutu Zhielle sembari duduk di samping Raizel,matanya selalu melirik ke arah Frankenstein dengan sebal
"kakak...aku akan bekerja lagi hari ini"Frankenstein hanya melirik dari balik sudut matanya
"kau sudah baikan?"
"iya...aku sangat bersemangat...bagaimana kabar mu...aku pikir karena terlalu lama sakit aku jadi mengabaikan mu.."
"aku tidak apa-apa"
"apa di Lukedonia semua baik-baik saja,mereka tidak melukai mu kan?"
"tidak"
"syukurlah"
"ini sarapan anda tuan"Frankenstein menyodorkan roti isi pada Raizel
"apa untuk ku tidak ada?"
"saya akan bersiap dulu tuan,permisi"
"dia...mengabaikan ku?"
                                     ¤¤¤
Di sekolah Zhielle mondar-mandir di ruangannya dan berpikir keras,di meja kerjanya laporan menumpuk banyak,sesekali ia duduk dan coba mengerjakannya,tapi baru beberapa menit,ia bangkit lagi dengan kesal
"tidak ada cara lain...aku harus menemuinya"bisiknya dengan yakin
Zhielle menuju ke ruangan Frankenstein,pria itu sedang duduk membaca berkas di tangannya,kedatangan Zhielle hanya membuatnya melirik sebentar tanpa tertarik
"selamat siang...apa aku menganggu?"
"tidak...masuklah..."
"terima kasih.."
"apa yang ingin kau bicarakan?"jawabnya acuh
"mmmmmmmmmmmmmmmm"
"jika tidak ada yang penting kau boleh keluar"
"apaaa?"
"aku sedang sibuk"
"sibuk bagaimana...kau hanya membaca laporan,apanya yang sibuk?"
"lalu apa yang mau kau bicarakan...katakan segera!!!"
"kenapa...sikap mu aneh begitu sejak pagi,apa aku melakukan kesalahan?"
"tidak ada"balas Frankenstein sambil meletakkan kertas itu di meja
"lalu?"
"entah kenapa..melihat mu membuat ku sedikit muak?"
"muak?"wajah Zhielle menjadi pucat seketika
"benar...kau merusak pemandangan mata ku,jadi menyingkirlah"Zhielle tertegun beberapa lama di depan Frankenstein yang tetap acuh
"baik...aku pergi,semoga hari mu menyenangkan"
Setelah Zhielle pergi,Frankenstein membuang kertas di depannya dengan kesal sambil memutar kursinya.
                                ¤¤¤

Sudah waktunya makan malam,semua orang sudah berkumpul di meja makan,bukan hanya penghuni rumah tapi Shinwoo,Yoona,Ikhan dan Sui juga berada disana,tapi Zhielle belum pulang,sesekali Frankenstein melirik ponselnya dengan cemas sambil mengamati remah dari makanan anak-anak yang sedang lahap makan bersama-sama.
Tak berapa lama ponsel Frankenstein berbunyi,ada pesan Line untuknya,dari Zhielle

Wanita Vampire :"Dasar keparat...ada apa                 dengan mu?"
                                "kenapa kau marah?"
                                "kau pria yang tidak punya hati"

Frankenstein hanya menatap pesan itu heran sambil menggaruk kecil alisnya.

Frankenstein.      :"kau dimana?kenapa belum pulang?"

Wanita Vampire. :"kenapa kau bertanya keparat...!!!"

Frankenstein.       :"apa kau sudah gila?"

Wanita Vampire.  :"benar"

Frankenstein menelpon Zhielle,namun Zhielle mematikan ponselnya
"kekanakan"gerutu Frankenstein sambil menatap layar ponselnya
"dimana bu guru?"tanya Shinwoo mendadak
"benar"balas Yoona mengamati sekitar
"kalau tidak salah,bu guru masih di sekolah,aku berpapasan dengannya tadi saat akan kemari"kata Ikhan menyambungi
"aku akan keluar sebentar membeli makanan"sergah Frankenstein
"baik boss"
Frankenstein berjalan buru-buru ke arah sekolah,pakaiannya malam itu cukup santai, pakaian rajut berwarna abu-abu dan sweter hitam.
Ia melangkah ke arah ruangan Zhielle,saat tiba di sana,Zhielle sedikit terkejut dan berdiri sambil menyapanya
"hormat kepala sekolah"jawabnya terkekeh dengan sedikit oleng dan hampir jatuh,namun ia terburu memegang meja
"ada apa dengan mu?"Frankenstein mendekat padanya dengan heran sambil menarik kursi
"tidak ada"Zhielle jatuh tertuduk lagi dan melihat ke layar komputer,Frankenstein melirik botol minuman di depannya
"so...soju?kau minum?"tanyanya terperanjat
"hahahahaha...sedikit sekali"
"kau menghabiskan satu botol...apanya yang sedikit?"
"kau berlebihan...aku masih punya 1 botol lagi"Zhielle merogoh kolong meja dan menyodorkan minuman berbotol hijau itu pada Frankenstein
"apa-apaan kau ini,sejak kapan kau minum?...lingkungan manusia benar-benar memberi mu pengaruh buruk"
"kenapa...kenapa aku tidak boleh minum...kenapa aku tidak boleh menggunakan kosmetik yang aku suka atau memakai sepatu hak tinggi karena aku pendek...kenapa...kenapa kalau aku ingin menjadi seperti manusia,apa hanya karena aku ini vampire maka aku harus beterbangan tiap malam dan minum darah begitu maksud mu?aku memang vampire tapi aku juga seorang gadis...kau jahat sekali pada ku"Zhielle merengek dengan kencang sambil meletakkan wajahnya di atas meja
"bukan...bukan begitu maksud ku..."balasnya tak enak hati,dengan kikuk Frankenstein menepuk-nepuk punggung Zhielle,ia bangkit tiba-tiba dengan maskara luntur di matanya dan mengagetkan Frankenstein
"kenapa mata mu hitam begitu?"
"aku lupa...memakai maskara anti air,aku tidak berencana untuk menangis hari ini,kalau aku tahu...aku akan memakai maskara anti air...apa aku jelek?"tanyanya terisak
"tidak...hanya sedikit aneh..."
"kau hanya tidak mau mengatakan aku ini jelek sekali"
"ada tisu,dekatkan kemari wajah mu..."Frankenstein menyeka mata Zhielle dengan hati-hati
"sudah lebih baik sekarang...lalu kenapa kau minum?"Zhielle malah menangis makin kencang
"heei...kau ini kenapa?
"kau membuat ku patah hati...kau bilang aku memuakkan dan mengabaikan ku seharian ini,apa lagi yang bisa aku lakukan?"
"bukan begitu...aku...aku hanya kesal"
"kesal kenapa?"ia terdiam sebentar,Frankenstein menjawab sedikit enggan
"kau...pernah kencan sebelumnya?"
"iya...sejujurnya,aku pernah di jodohkan dengan seseorang"Zhielle menjawab sambil tertawa
"apanya yang lucu...kenapa kau tertawa?"
"tidak...tapi,kalau di ingat itu saat yang lucu"
"seperti apa orang itu?"
"yang di jodohkan dengan ku?"
"yang mana lagi?"balasnya ketus
"rambutnya sedikit mirip dengan mu,tapi lebih panjang,dia lumayan tampan dan tinggi...apa kau bisa menebak siapa?"
"tidak...aku malas menebaknya"
"mendiang Lord terdahulu"
"apaaa?"
"kau terkejut ya?ekspresi mu itu buruk sekali"
"kau yang berlebihan"
"kami dulu sempat bertunangan,entah siapa yang membuat ide gila seperti itu,tapi karena keadaan saat itu tak begitu menguntungkan,kami tidak bisa menolak"Zhielle menghela nafas dalam
"kau pernah mencintainya?"Frankenstein memandangnya penasaran,Zhielle berbalik membalas tatapannya,kemudian mengambil gelas di sampingnya yang berisi penuh soju
"tentu saja...aku mencintainya"mendengar jawaban itu,Frankenstein memutar matanya ke arah lain dengan wajah kecut
"dia adalah...sahabat yang paling ku cintai,kadang aku merasa sangat berterima kasih padanya,jika saja dia tidak memaksa mu menikah dengan ku,entah apa yang terjadi...aku harusnya berterima kasih padanya,tapi aku belum sempat... karena sekarang dia sudah mati,aku pikir tidak akan masalah untuk menangis untuknya sesekali..."Frankenstein terdiam dan hanya mendengarkan
"dia adalah pria baik...yang sangat kesepian,dia sama seperti kakak ku,tapi setidaknya dia bisa menemukan cara untuk membuat dirinya sedikit lebih baik,dia tertawa dan membuat lelucon meski sebenarnya dia selalu sendirian,karena dia adalah Lord maka orang lain memperlakukannya berbeda,dia di jauhkan dari semua orang dan kehilangan namanya sehingga semua orang hanya mengenalnya sebagai Lord...semua orang mungkin bertanya,apa pentingnya sebuah nama,nama hanya sebuah panggilan saat seseorang memanggil mu,tidak...nama tidak begitu,nama adalah harapan orang tua,bentuk sebuah pengakuan bahwa kau ada dan dicintai...kau bisa mengatakan bahwa setidaknya,meskipun tidak seluruhnya tapi,aku bisa memahami keinginan M21"

Noblesse Fanfic Frankenstein Love Story 2 (Tamat) Lanjut Part 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang