1

1.2K 94 2
                                    


Malam membalut kota Seoul,Frankenstein berdiri di luar balkon dengan mata memandang dingin ke sekeliling,tanpa ia sadari Raizel tengah berjalan ke arahnya
"Frankenstein?"suara Raizel menghentakkan dirinya,membuatnya berbalik menengok sambil memberi hormat pada pria itu

"iya tuan..."

"apa kalian berdua sedang bertengkar?"Raizel berdiri di sampingnya

"itu.."Frankenstein terlihat sedikit kelabakan menjawab pertanyaan Raizel

"aku tidak bermaksud ikut campur pada hubungan kalian,tapi ku pikir...kalian bertengkar setelah pertanyaan ku kemarin?"

"bukan begitu tuan...sebenarnya,diantara kami ada banyak hal yang tidak kami bicarakan selama ratusan tahun sehingga saat kami membicarakannya kembali,rasanya sudah terlalu banyak dan sulit di jelaskan kembali...pada akhirnya,kami hanya nampak baik-baik saja dari luar,tapi dari dalam tidak sebaik itu"

"Zhielle memang begitu,dia bukan orang yang akan terbuka pada semua hal yang dia rasakan...dia mungkin saja selalu tersenyum,walaupun sebenarnya dia merasa sebaliknya...saat dimana dia pergi meninggalkan sesuatu,itu adalah saat dimana dia merasa sudah tidak mampu mentolerirnya"

"dia terlalu kejam...bahkan pada dirinya sendiri"

"itu karena dia memang sudah di didik menjadi demikian"

"saya mengerti"

"lalu mengenai pertanyaan ku tempo hari...apa yang terjadi?"

"itu.."Frankenstein menunduk sejenak,terhenti dalam lamunannya sebelum melanjutkan
"saat itu"

Flash back
Musim dingin dengan salju berguguran di tahun 1579,saat itu malam menyelimuti kota Inggris,Frankenstein dengan mengenakan coat hitam dan celana warna senada baru saja turun dari sebuah kereta,ia melangkah masuk ke dalam sebuah mansion besar dengan warna dinding coklat ke abuan,langkah kakinya ringan memasuki lorong demi lorong mansion itu,langkahnya terhenti di depan sebuah kamar dengan pintu yang terbuka lebar,semuanya gelap,hanya ada temaram sebuah lilin yang menyinari ruangan tersebut,mata biru itu sontak terkejut saat melihat Zhielle sedang terbaring kesakitan di atas lantai,Frankenatein menghampirinya dengan wajah panik,ia menarik tubuh Zhielle bersandar di dadanya

"apa yang terjadi...apa seseorang baru saja datang dan mencoba menyerang mu?"Zhielle hanya menggeleng,nafasnya memburu dan menggenggam jemari Frankenstein dengan erat,Frankenstein membawa Zhielle kesebuah ruangan berisi banyak botol-botol kimia beraneka warna, berjejer rapi disebuah meja,dan sebuah rak berisi penuh buku di dekatnya,dia membaringkan Zhielle di sebuah ranjang kecil di sampingnya dan mulai memeriksa Zhielle dengan seksama,mendadak seluruh tubuhnya menjadi merah pekat seperti darah,dan ia kehilangan kesadaran,Frankenstein dengan segala cara mencoba mengembalikan kesadarannya,selama beberapa hari Zhielle tidak sadarkan diri,Frankenstein berjuang sekuat tenaga memulihkannya namun,ia  mulai sedikit putus asa dan baru menyadari sesuatu,ia mengambil Dark spare miliknya,Dark Spare bisa mendeteksi keberadaan jiwa manusia,dan tanpa disangka Dark spare itu terhenti di perut Zhielle,saat Dark Spare itu berusaha menguasai tubuh Zhielle,dengan cepat Frankenstein menghentikannya,di saat yang sama,Zhielle membuka matanya perlahan,ia begitu lemah dan nyaris tanpa tenaga
"apa yang kau...lakukan?"ia melirik pada Frankenstein di sampingnya

"apa kau sudah tahu...?"Frankenstein mengernyitkan keningnya

"apa..?"

"kau sedang mengandung?"

"benarkah?"Zhielle tersenyum gembira,ia menggenggam perutnya,berbanding terbalik dengan Frankenstein yang terlihat tak suka,Zhielle kemudian bangkit dari tidurnya dan duduk sejenak,mencoba mengumpulkan tenaga

"kau tidak apa-apa?"

"tidak"jawabnya lemah,Zhielle mencoba berdiri,saat kemudian rasa sakit menghentakkan tubuhya kembali ke atas tempat tidur,ia ingin berteriak namun di tahannya sambil menggigit kedua bibirnya,ia memegang perutnya sambil melipat kedua pahanya mendekat perut seperti posisi seorang janin,Frankenstein menjadi panik kembali ia bermaksud mengeluarkan Dark Spare lagi namun,Zhielle memegeng lengan Frankenstein
"apa yang akan kau lakukan"tanyanya dengan suara lemah dan datar

"bayi itu akan sangat berbahaya jika dia tetap di biarkan...!!!"

"jadi kau bermaksud menyingkirkannya?"

"bila tidak, kau akan mati"

"kalau begitu..aku lebih memilih untuk mati...!!!"

"apa kau sudah gila....apa yang akan ku katakan pada tuan nanti,aku harusnya menjaga mu..."

"kau...tidak..berhak..mengatur hidup ku!!!..ini adalah terahir kali,aku akan mendengar mu...menyatakan ini,aku...tidak mau melihat mu...!!!"Zhielle mengumpulkan tenaga,pergi meninggalkan laboratorium itu dengan tubuh membungkuk dan tertatih diantara tembok tebal,sambil berjalan ke arah kamarnya,ia mengunci diri disana,sementara Frankenstein diam membatu dalam keheningan.

Selama beberapa hari Zhielle tidak meninggalkan kamar itu,sesekali suara orang mengerang kesakitan menggema dengan menyayat hati,Frankenstein hanya bisa mendengarkan dari balik pintu, tidak bisa masuk menemuinya karena larangan Zhielle padanya,sampai di suatu pagi,suara teriakannya membangunkan Frankenstein yang tengah tidur di sebuah sofa di depan pintu kamar berwarna merah bata itu,dengan segera ia membuka pintu dengan paksa,merusakkan gagang pintu berwarna keemasan hingga tak berbentuk lagi,saat itu ia mendapati Zhielle tengah menangis sambil memeluk perutnya dengan kedua tangannya,ia menangis dengan terisak ketika Frankenstein datang menghampirinya,dan duduk disampingnya

"dia mati...Frankenstein...dia mati...dia mati"Frankenstein menatap sedih padanya

"pada akhirnya,hal itu tidak bisa dihindari....meskipun mempertahankannya,hanya akan membunuh mu,susunan DNA yang tidak sama,maka dia menyerang mu,belum lagi bahwa kekuatan mu yang di segel Lord benar-benar membuat mu tidak memiliki pertahanan diri,maka..."

"kenapa...kenapa kau membiarkannya..kenapa...kenapa tidak melindunginya?"Zhielle memukul-mukulkan tangannya kedada Frankenstein dengan marah,Frankenstein hanya memeluk Zhielle dengan erat

Noblesse Fanfic Frankenstein Love Story 2 (Tamat) Lanjut Part 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang